ilustrasi sesi sharing dengan orang kepercayaan (pexels.com/SHVETS production)
Setelah memahami pengertian, penyebab, dan karakteristik trauma bonding, tahap lanjutan yang sebaiknya ditempuh adalah menarik diri dari siklus tidak sehat ini. Individu yang sudah terlanjur menjadi korban mungkin akan merasa terbebani dan membutuhkan waktu lebih lama untuk mengembalikan situasi dan menstabilkan psikis. Para ahli melalui National Domestic Violence Hotline memberikan beberapa masukan yang sebaiknya dilakukan penyintas trauma bonding, di antaranya:
- Berpikir realistis terhadap perilaku abusive pelaku dan merenungkan dampak negatif yang dapat memengaruhi kondisi mental
- Berlatih self-talk yang positif untuk menguatkan penghargaan diri sendiri
- Mempraktikkan perawatan diri seperti bermeditasi, olahraga, melakukan hobi yang positif, atau sekadar berbagi cerita dengan keluarga, kerabat, dan teman yang dapat dipercaya
Sama halnya dengan isu kesehatan mental lain, trauma bonding tidak bisa dianggap remeh. Meskipun pelaku adalah orang terdekat sekaligus, bukan berarti memiliki wewenang untuk melukai mental seseorang dengan perilaku abusive.
Bagi kamu yang saat ini sedang berada dalam situasi yang mengindikasikan trauma bonding, ada baiknya untuk segera merencanakan prosedur penyelamatan bagi diri sendiri. Kamu bisa mengoptimalkan pendekatan dengan ahli profesional melalui sesi terapi atau konseling. Selain itu, berbaur dengan kelompok pendukung juga dapat membantumu merasa dilindungi dan tidak merasa sendirian.
Referensi
Healthline. "How to Recognize and Break Traumatic Bonds". Diakses pada Agustus 2024.
National Domestic Violence Hotline. "Identifying & Overcoming Trauma Bonds". Diakses pada Agustus 2024.
Medical News Today. "Trauma bonding explained". Diakses pada Agustus 2024.