Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi COVID-19 (IDN Times/Aditya Pratama)
ilustrasi COVID-19 (IDN Times/Aditya Pratama)

Intinya sih...

  • Varian Stratus adalah gabungan dari dua garis keturunan virus: LF.7 dan LP.8.1.2, dengan mutasi pada asam amino 478 dan 487 yang membuatnya sulit dikenali oleh antibodi tubuh.

  • Gejala umum COVID-19 varian Stratus termasuk suara serak, batuk kering, sakit tenggorokan, demam, nyeri otot, dan kelelahan; meskipun data saat ini tidak menunjukkan gejala yang lebih parah atau tingkat kematian yang lebih tinggi.

Walaupun COVID-19 tidak lagi menjadi headline pemberitaan, tetapi penyakit virus ini tidak sepenuhnya hilang atau berhenti berkembang. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperbarui daftar varian yang sedang dipantau (variants under monitoring), yang artinya varian ini perlu perhatian dan pelacakan prioritas oleh otoritas kesehatan, karena meningkatknya prevalensi dan potensi implikasi kesehatan masyarakat.

Salah satu varian yang tengah dipantau adalah strain yang dijuluki "Stratus", yang memiliki dua varian: XFG dan XFG.3.

Di Indonesia, menurut laporan Kementerian Kesehatan RI (Kemenkes) pada 26 Juli 2025, varian dominan di Indonesia adalah XFG (75 persen pada Mei, dan 100 persen pada Juni), dan XEN (25 persen pada Mei). Positivity rate juga meningkat dari minggu sebelumnya, dari 3 persen menjadi 9 persen. Namun, Kemenkes juga mengingatkan bahwa varian dominan COVID-19 yang ada di Indonesia saat ini termasuk dalam kategori varian dengan risiko rendah, sehingga tidak perlu panik, tetapi tetap penting menjaga protokol kesehatan.

Apa itu COVID-19 varian Stratus?

Stratus adalah gabungan dari dua garis keturunan virus: yaitu LF.7 dan LP.8.1.2. Jika dibandingkan dengan varian JN.1 yang sebelumnya lebih dominan, Stratus punya mutasi berbeda pada bagian spike (duri) virusnya. Menurut WHO, mutasi pada asam amino 478 dan 487 membuat varian ini lebih sulit dikenali oleh antibodi tubuh, yang artinya Stratus lebih pandai “menghindar” dari sistem kekebalan tubuh.

Namun, XFG tidak menempel pada reseptor ACE2 manusia sebaik beberapa varian lainnya, sehingga kemungkinan kemampuannya untuk menginfeksi sel atau menyebar secara mandiri tidak sekuat itu, kecuali jika varian ini mengalami mutasi tambahan.

Stratus sudah mendominasi di India selama musim semi, dan kini mulai menyebar ke berbagai belahan dunia. Organisasi GISAID, yang memantau penyebaran varian virus, melaporkan bahwa pada minggu terakhir bulan Mei, 22,7 persen dari sampel COVID-19 yang dikirimkan berasal dari varian Stratus—naik dari 7,4 persen empat minggu sebelumnya. Sampel ini berasal dari 38 negara berbeda.

Gejala COVID-19 varian Stratus

Data yang ada saat ini tidak menunjukkan bahwa Stratus menyebabkan penyakit yang lebih parah atau tingkat kematian yang lebih tinggi dibandingkan varian lain, menurut WHO. Namun, dokter India mencatat bahwa suara serak adalah gejala umum pada pasien yang terinfeksi COVID-19 varian Stratus.

Gejala-gejala umum COVID-19 lainnya meliputi:

  • Demam atau menggigil.

  • Batuk

  • Sesak napas atau kesulitan bernapas

  • Sakit tenggorokan

  • Hidung tersumbat atau berair

  • Kehilangan indra perasa atau penciuman yang baru

  • Kelelahan

  • Nyeri otot atau badan

  • Sakit kepala

  • Mual atau muntah

  • Diare

Referensi

"Eight things you need to know about the new “Nimbus” and “Stratus” COVID-19 variants." GAVI. Diakses Juli 2025.

"WHO TAG-VE Risk Evaluation for SARS-CoV-2 Variant Under Monitoring: XFG (PDF)." World Health Organization. Diakses Juli 2025.

"Feeling Hoarse? You Might Have the New ‘Stratus’ Covid Variant." Wired. Diakses Juli 2025.

"COVID-19 resurges: How THIS new symptom is key to XFG, NB.1.8.1, and LF.7 variants." Times of India. Diakses Juli 2025.

Statistik Resmi Laporan Pengawasan Kasus Influenza dan COVID-19 : 26 Jul (Minggu ke 30). Kemenkes RI. Diperbaharui 26 Jul 2025.

"Newest COVID-19 Strain XFG May Cause Hoarseness." Everyday Health. Diakses Juli 2025.

Editorial Team