Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Fakta Sakit Tenggorokan akibat COVID-19 Varian NB.1.8.1

ilustrasi sakit tenggorokan (freepik.com/jcomp)
ilustrasi sakit tenggorokan (freepik.com/jcomp)
Intinya sih...
  • Virus penyebab COVID-19 varian NB.1.8.1 atau varian Nimbus dilaporkan menyebabkan sakit tenggorokan parah, disebut "razor blade throat."
  • Istilah “razor blade throat” ini berdasarkan cerita dari pasien, dan belum ada bukti ilmiah bahwa varian ini menyebabkan sakit tenggorokan yang lebih parah dibanding varian lain.

Varian virus penyebab COVID-19 NB.1.8.1, atau yang dijuluki varian Nimbus, dilaporkan menyebabkan sakit tenggorokan parah pada sebagian orang yang terinfeksi, yang oleh sebagian orang disebut "razor blade throat" karena gejalanya yang menyakitkan. Meski demikian, para ahli mengatakan belum ada alasan untuk khawatir berlebihan karena gejala dari varian Nimbus ini tidak lebih parah dari varian-varian sebelumnya.

Sekilas tentang varian NB.1.8.1

NB.1.8.1 adalah varian baru COVID-19 yang berasal dari varian rekombinan XVD.1.5.1, yang merupakan keturunan dari varian Omicron.

Sampel pertama NB.1.8.1 dikumpulkan pada 22 Januari, menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Varian ini pertama kali terdeteksi di China dan beberapa wilayah Asia lainnya, lalu menyebar ke Eropa.

WHO menetapkan NB.1.8.1 sebagai "varian dalam pemantauan" (variant under monitoring), artinya varian ini perlu diawasi lebih lanjut, tetapi belum tergolong serius seperti "varian yang menjadi perhatian" (variant of interest) atau "varian yang perlu diwaspadai (variant of concern).

Varian ini tampaknya lebih mudah menular karena ada perubahan pada protein spike, yaitu bagian virus yang digunakan untuk menempel dan masuk ke dalam sel tubuh.

Varian ini juga tampaknya lebih mudah menempel pada reseptor ACE2, yaitu protein di permukaan sel manusia yang menjadi pintu masuk virus COVID-19.

Namun, sejauh ini NB.1.8.1 belum menyebabkan lonjakan kasus atau rawat inap. Tingkat penyebarannya masih dianggap stabil.

Sakit tenggorokan sebetulnya bukan gejala baru COVID-19

ilustrasi virus COVID-19 (unsplash.com/CDC)
ilustrasi virus COVID-19 (unsplash.com/CDC)

Gejala varian NB.1.8.1 mirip dengan varian COVID-19 sebelumnya, seperti demam, batuk, dan sakit tenggorokan.

Istilah “razor blade throat” hanya berdasarkan cerita dari pasien, dan belum ada bukti ilmiah bahwa varian ini menyebabkan sakit tenggorokan yang lebih parah dibanding varian lain. Namun, jika kamu mengalami sakit tenggorokan, sebaiknya tetap lakukan tes COVID-19 untuk memastikan penyebabnya.

Kalau sakit tenggorokan terasa sangat parah, disarankan untuk menemui dokter untuk memastikan itu bukan radang tenggorokan akibat bakteri (strep throat).

Gejala umum COVID-19 lainnya meliputi:

  • Hilangnya indera penciuman atau perasa.

  • Kelelahan.

Gejala yang lebih jarang terjadi:

  • Sakit tenggorokan.

  • Sakit kepala.

  • Nyeri otot.

  • Diare.

  • Ruam kulit.

  • Perubahan warna pada jari tangan atau kaki.

  • Mata merah dan iritasi.

Gejala radang tenggorokan akibat bakteri:

  • Demam mendadak.

  • Sakit tenggorokan dengan bercak putih.

  • Sakit kepala.

  • Menggigil.

  • Hilang nafsu makan.

  • Pembengkakan kelenjar getah bening.

  • Sulit menelan.

Para ahli menekankan pentingnya membedakan antara COVID-19 dan strep throat. COVID-19 disebabkan oleh virus, sedangkan strep throat disebabkan oleh bakteri Streptococcus grup A.

Strep throat biasanya perlu diobati dengan antibiotik untuk mencegah komplikasi serius, seperti:

  • Abses di belakang amandel.

  • Demam rematik (bisa merusak jantung, sendi, dan kulit).

  • Peradangan ginjal.

  • Dalam kasus langka, bisa menyebabkan syok toksik streptokokus atau meningitis.

Share
Topics
Editorial Team
Nurulia R F
EditorNurulia R F
Follow Us