ilustrasi interaksi obat-obatan (unsplash.com/hikendal)
Jika kehamilan juga diintervensi secara medis, pasien juga kemungkinan besar menerima terapi obat kesuburan, seperti pemicu hCG yang membantu pelepasan sel telur yang matang. Inilah yang menyebabkan hasil tes kehamilan menunjukkan hasil false positive.
Selain pemicu hCG, beberapa pengobatan lain juga bisa menyebabkan hasil false positive pada tes kehamilan. Obat-obatan tersebut antara lain:
- Kemoterapi.
- Injeksi hydroxychloroquine.
- Obat kecemasan (anxiety) seperti diazepam atau alprazolam.
- Antipsikotik seperti clozapine atau chlorpromazine.
- Antikonvulsan seperti phenobarbital atau barbiturat lainnya.
- Obat penyakit Parkinson.
- Obat diuretik.
- Antihistamin.
- Metadon.
Tes kehamilan memang 99 persen sensitif dalam mendeteksi kehamilan. Namun, bukan tidak mungkin terjadi hasil false positive. Oleh karena itu, tes kehamilan perlu dilakukan pada waktu yang tepat dan dengan langkah yang benar.
Apa pun hasilnya, baik hasil positif atau negatif, sebaiknya konsultasikan ke dokter spesialis kebidanan dan kandungan. Dengan pemeriksaan USG jika memang positif hamil, janin akan terlihat, sementara false positive tak akan memperlihatkan apa pun. Apa pun hasilnya, jangan berkecil hati dan tetap berusaha!