Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
tmgrup.com.tr
tmgrup.com.tr

Pencarian obat yang ampuh sembuhkan pasien virus corona atau COVID-19 terus dilakukan. Pada Rabu (18/3), terdengar kabar baik yang berasal dari tenaga medis Tiongkok. Mereka mengatakan bahwa obat flu dari Jepang menunjukkan hasil yang menjanjikan ketika diberikan kepada pasien virus corona

Mengutip The Guardian, obat tersebut bernama favipiravir yang dikembangkan oleh perusahaan Fujifilm Toyama Chemical. Lalu seberapa efektifkah obat tersebut dan bagaimana pengaruhnya terhadap para pasien? Simak penjelasannya berikut ini!

1. Apa itu favipiravir?

thenypost.com

Favipiravir atau yang dikenal juga sebagai avigan adalah obat yang biasa digunakan untuk mengobati flu berat di Jepang. Ia memiliki sifat antivirus yang cukup kuat untuk melawan jenis virus RNA seperti COVID-19

Obat yang diproduksi sejak tahun 2014 tersebut bekerja dengan cara menghambat RdRp (RNA-dependent RNA-polymerase). Singkatnya, ia akan memperlambat laju pertumbuhan virus di dalam tubuh kita. 

2. Favipiravir membawa beberapa kemajuan untuk pasien virus corona

nbcnews.com

Tenaga medis Tiongkok telah menggunakan favipiravir untuk mengobati 340 pasien pengidap virus corona di Wuhan dan Shenzen. Lalu bagaimana hasilnya? 

Menurut laporan NHK, setelah mengonsumsinya selama empat hari, status pasien yang awalnya positif virus corona berubah menjadi negatif. Itu adalah waktu yang sangat singkat. Padahal biasanya pasien virus corona membutuhkan waktu kurang lebih 11 hari untuk bisa sembuh dan dinyatakan negatif. 

Lebih lanjut, peneliti juga menemukan adanya kemajuan pada kondisi paru-paru di 91 persen pasien yang mengonsumsi favipiravir. Sementara itu, kemajuan tersebut hanya ditemukan pada 62 persen pasien yang tidak mengonsumsi obat itu. 

3. Walaupun aman, ternyata obat ini hanya bekerja pada pasien dengan gejala ringan

moneycontrol.com

“Obat ini memiliki tingkat keamanan yang tinggi dan jelas-jelas efektif untuk perawatan,” kata Zhang Xinmin, pejabat di kementrian sains dan teknologi Tiongkok, dikutip dari The Guardian.

Pemerintah Tiongkok memang telah menyatakan bahwa favipiravir terbukti membawa kemajuan pesat pada pasien. Namun ternyata pengaruh tersebut hanya berlaku untuk pasien yang memiliki gejala ringan. 

Kementerian kesehatan negara tersebut mengatakan bahwa favipiravir tidak efektif mengobati orang-orang yang mengalami gejala lebih berat termasuk komplikasi. Mereka telah mencoba memberikan favipiravir pada 70 hingga 80 orang dengan gejala berat tapi tidak terlalu berpengaruh karena jumlah virus di tubuh sudah terlampau banyak. 

4. Masih perlu diteliti lebih lanjut sebelum digunakan secara global

haberturk.com

Obat yang awalnya ditujukan untuk mengobati flu ini masih dalam penelitian lebih lanjut. Jika riset klinis berhasil dilakukan, maka pemerintah setempat harus menyetujuinya terlebih dahulu sebelum digunakan secara global. 

Kenapa harus melalui proses yang panjang tersebut? Ternyata studi terdahulu menemukan bahwa favipiravir bisa menimbulkan efek samping yang cukup serius, yaitu ketidaknormalan fetus jika dikonsumsi oleh wanita hamil. 

Maka dari itu, riset lebih lanjut dibutuhkan untuk mengonfirmasi efek samping tersebut dan menemukan apakah ada efek lain yang berpotensi untuk muncul. Namun sejauh ini, para ahli mengatakan bahwa ini adalah obat paling efektif untuk menangani virus corona daripada semua obat yang pernah diuji sebelumnya. 

5. Favipiravir sempat digunakan untuk perawatan berbagai penyakit lain

cloudfront.net

Selain berfungsi untuk menyembuhkan flu berat, ternyata favipiravir pernah digunakan untuk mengobati penyakit lain di dunia. Contohnya Zika, yellow fever atau demam kuning, penyakit West Nile, Marburg, hingga Ebola. Itu adalah deretan penyakit kronis yang pernah terjadi di seluruh dunia. 

Sementara itu, pemerintah Tiongkok dikabarkan berhasil membuat vaksin untuk COVID-19. Kini vaksin tersebut kini sedang diujikan kepada manusia. Jika terbukti berhasil, mereka akan memproduksinya secara massal untuk masyarakat di seluruh dunia. 

Pembaca bisa membantu kelengkapan perlindungan bagi para tenaga medis dengan donasi di program #KitaIDN: Bergandeng Tangan Melawan Corona di Kitabisa.com (http://kitabisa.com/kitaidnlawancorona) 

Editorial Team