Dilansir Healthline, fibrosis paru memiliki beberapa penyebab yang dapat dibagi menjadi beberapa kategori seperti penyakit autoimun, infeksi, paparan lingkungan, obat-obatan, idiopatik (tidak diketahui), dan genetika.
Sebagian besar kasusnya memiliki penyebab yang tidak diketahui secara pasti (fibrosis paru idiopatik). Genetika juga berperan. Menurut Pulmonary Fibrosis Foundation, sekitar 3 hingga 20 persen orang dengan fibrosis paru idiopatik memiliki anggota keluarga dengan fibrosis paru. Ini disebut sebagai fibrosis paru familial atau pneumonia interstisial familial.
Fibrosis paru juga bisa terjadi akibat penyakit autoimun tertentu, seperti:
- Artritis reumatoid.
- Lupus eritematosus.
- Skleroderma.
- Polimiositis.
- Dermatomiositis.
- Vaskulitis.
Beberapa infeksi juga bisa menyebabkan fibrosis paru, seperti infeksi bakteri dan infeksi virus seperti hepatitis C, adenovirus, virus herpes, dan beberapa virus lainnya.
Paparan lingkungan seperti asap rokok, serat asbes, butiran debu, debu silika, gas tertentu, dan radiasi juga bisa mengakibatkan fibrosis paru-paru dan merusak organ tersebut.
Tidak hanya itu, obat-obatan tertentu juga dapat meningkatkan risiko fibrosis paru bila digunakan secara teratur. Oleh sebab itu, penggunaan obat tersebut memerlukan pemantauan ketat dari dokter. Beberapa obat yang dimaksud meliputi:
- Obat kemoterapi, seperti siklofosfamid.
- Antibiotik, seperti nitrofurantoin (Macrobid) dan sulfasalazine (Azulfidine).
- Obat jantung, seperti amiodarone (Nexterone).
- Obat biologis seperti adalimumab (Humira) atau etanercept (Enbrel).