Film The Substance: Kritik terhadap Obsesi Kecantikan Modern

Intinya sih...
- Film The Substance mengkritik obsesi masyarakat terhadap kecantikan dan awet muda, serta dampak psikologisnya.
- Industri kecantikan menawarkan berbagai prosedur populer seperti Botox, chemical peeling, dan liposuction untuk memenuhi standar kecantikan yang sering kali tidak realistis.
- Standar kecantikan yang tidak realistis dapat menyebabkan masalah kesehatan mental dan efek samping pada penampilan wajah setelah melakukan prosedur kecantikan.
Kalau sudah nonton film The Substance, kamu mungkin berpikir bahwa film ini relate dengan kehidupan banyak orang. Merupakan gambaran ekstrem dan tidak realistis tentang prosedur estetika, film ini juga mengandung kritik terhadap obsesi masyarakat terhadap awet muda, kecantikan, dan umur panjang.
Dalam dunia yang dipenuhi dengan banyaknya standar kecantikan, The Substance menawarkan kritik tajam terhadap industri kecantikan dan dampak psikologis yang ditimbulkannya. Melalui karakter dan plot yang kuat, film ini membuat penonton mempertanyakan arti kecantikan yang sebenarnya dan bagaimana obsesi terhadap penampilan memengaruhi identitas serta kesejahteraan pribadi di era modern.
Di sini akan dibahas tentang obsesi terhadap prosedur kecantikan, dampaknya terhadap psikologis, dan bagaimana cara agar kamu dapat menerima penuaan sebagai sesuatu yang alami.
1. The Substance dan obsesi masyarakat terhadap kecantikan
The Substance adalah film fiksi yang menyoroti obsesi terhadap kecantikan, awet muda, dan prosedur estetika, seperti Botox dan filler. Film ini berkisah tentang Elizabeth Sparkle (Demi Moore), selebritas berusia 50 tahun yang berusaha mempertahankan penampilannya dengan menggunakan zat misterius yang menjanjikan versi dirinya yang lebih muda dan sempurna. Proses ini melibatkan injeksi diri dan pembelahan tulang belakang, yang mengakibatkan konsekuensi mengerikan.
Meskipun peristiwa dalam film tersebut fiksi dan tidak mungkin terjadi secara ilmiah, tetapi tekanan dan perasaan insecure yang dihadapi Elizabeth mencerminkan kenyataan dalam masyarakat yang sangat terobsesi dengan penampilan dan upaya untuk tetap terlihat muda.
Melalui film ini, penonton diundang untuk memikirkan dampak dari obsesi terhadap kecantikan dan awet muda, serta konsekuensi dari upaya ekstrem untuk memenuhi standar kecantikan yang tidak realistis.
2. Prosedur kecantikan yang populer
Industri kecantikan berkembang pesat. Dalam film The Substance, industri kecantikan sering kali dipicu oleh kombinasi standar kecantikan yang didorong oleh media sosial dan keyakinan masyarakat yang mengakar kuat yang menyamakan kaum muda dengan nilai, produktivitas, dan harga diri.
Berikut ini beberapa prosedur kecantikan yang populer:
- Botox: Prosedur ini menggunakan suntikan Botulinum toxin untuk mengurangi kerutan dan garis halus dengan cara melumpuhkan otot untuk sementara waktu.
- Chemical peeling: Dilakukan dengan mengaplikasi larutan kimia pada kulit untuk mengelupas lapisan atas, menghasilkan kulit yang lebih halus dan mengurangi kerutan.
- Terapi laser: Menggunakan energi ringan untuk memperbaiki kulit, termasuk mengurangi kemerahan, bekas luka, dan menghilangkan rambut atau tato yang tidak diinginkan.
- Mikrodermabrasi: Prosedur pengelupasan kulit untuk menghilangkan sel kulit mati, meningkatkan tekstur dan kecerahan kulit.
- Injeksi filler: Menggunakan bahan seperti asam hialuronat untuk mengisi kerutan dan menambah volume pada area wajah tertentu.
- Liposuction: Prosedur bedah untuk menghilangkan lemak berlebih dari area tubuh tertentu.
- Augmentasi payudara: Peningkatan ukuran payudara melalui implan atau transfer lemak.
- Blepharoplasty: Operasi kelopak mata untuk menghilangkan kelebihan kulit atau lemak, memberikan kelopak mata yang lebih besar dan penampilan mata yang lebih muda.
- Abdominoplasty: Pengencangan dan perataan dinding perut untuk menghilangkan kulit dan lemak berlebih.
3. Dampak psikologis dari obsesi terhadap kecantikan
Tidak dapat disangkal bahwa di banyak tempat, beauty privilige benar-benar berlaku. Sayangnya, dalam masyarakat yang makin materialistis dan berfokus pada citra saat ini, standar kecantikan sering kali tidak realistis.
Beberapa masalah kesehatan mental yang dapat dipicu oleh standar kecantikan yang tidak realistis antara lain:
- Gangguan makan.
- Gangguan suasana hati.
- Kecemasan.
- Rasa malu.
- Pikiran untuk bunuh diri.
- Depresi.
- Kebencian terhadap diri sendiri.
- Harga diri yang rendah.
4. Mungkinkah prosedur kecantikan justru membuat wajah menjadi aneh
Prosedur kosmetik memang dapat memberikan hasil yang mungkin tidak alami atau bahkan dianggap aneh oleh sebagian orang, terutama jika tidak dilakukan dengan benar atau ketika jumlah produk yang digunakan berlebihan.
Berikut ini beberapa efek samping prosedur kecantikan yang dapat memengaruhi penampilan wajah.
- Filler berlebihan dan bengkak: Penggunaan dermal filler yang berlebihan dapat menyebabkan 'wajah bantal', yang mana pipi tampak terlalu mengembang, sehingga memberi tampilan yang terdistorsi. Ini sering kali disebabkan oleh berat filler yang menarik wajah ke bawah alih-alih mengangkatnya.
- Penyalahgunaan Botox: Suntik Botox yang tidak tepat dan berlebihan dapat menyebabkan ekspresi yang tidak alami, seperti alis yang turun atau wajah yang kaku karena tidak dapat berekspresi. Ini juga dapat menyebabkan masalah seperti ptosis kelopak mata, yaitu kondisi satu kelopak mata turun secara signifikan.
- Alis yang terlalu tinggi: Hasil umum dari pengencangan alis yang agresif adalah alis yang terlalu tinggi yang dapat membuat wajah seseorang tampak terkejut atau tidak alami. Hal ini terjadi ketika otot-otot yang mengendalikan gerakan alis berubah secara berlebihan.
- Mulut lebar: Tanam benang yang terlalu banyak menarik ke belakang daripada ke atas dapat meregangkan sudut mulut terlalu lebar, yang menyebabkan senyum yang tidak alami.
- "Bibir ikan": Bibir yang terlalu mengembang akibat filler dapat menciptakan penampilan yang berlebihan dan aneh, yang sering digambarkan sebagai "bibir ikan." Efek ini diperparah ketika prosedur tambahan seperti pengencangan bibir dilakukan tanpa pertimbangan yang cermat.
5. Refleksi tentang pentingnya menerima penuaan
Menggunakan krim anti-aging dan melakukan berbagai prosedur kosmetik adalah hak masing-masing individu. Akan tetapi, jangan sampai ini membut kamu jadi membenci penuaan. Sebaliknya, kamu harus belajar menerima penuaan dan mengingat bahwa kepribadian yang baik lebih penting daripada penampilan fisik.
Menerima penuaan sangat penting untuk menumbuhkan pola pikir positif dan kesejahteraan emosional. Merangkul proses penuaan memungkinkanmu lebih menghargai pengalaman hidup dan menjadi bijaksana. Ini mendorong rasa sayang terhadap diri sendiri, mengurangi kecemasan tentang standar kecantikan masyarakat dan stereotip terkait usia. Penerimaan mendorong pilihan gaya hidup sehat, karena individu fokus pada kesehatan secara keseluruhan alih-alih penampilan.
Intinya, film The Substance mengajarkan kita agar tidak terobsesi dengan penampilan yang sempurna dan lebih menerima penuaan sebagai sesuatu yang alami. Menggunakan skincare dan menjalani prosedur kecantikan seharusnya menjadi bagian dari self-love, bukannya menjadi obsesi dan membuat kamu benci dengan penampilan alamimu.
Referensi
"Unrealistic Beauty Standards, Mental Health, and Their Eye-Catching Relationship." FHE Health. Diakses pada Januari 2025.
"'The Substance’ Shines Light on Society’s Obsession with Longevity." Healthnews. Diakses pada Januari 2025.
"10 Modern Cosmetic Procedures You Need to Know About." The Yale Ledger. Diakses pada Januari 2025.
"10 Signs of Bad Cosmetic Surgery." W Cosmetic Surgery. Diakses pada Januari 2025.