ilustrasi pemeriksaan dokter (freepik.com/pressfoto)
Dokter akan menanyakan riwayat kesehatan pasien dan melakukan pemeriksaan fisik, termasuk pemeriksaan lembut pada area anus. Sering kali robekan akan terlihat. Biasanya hanya pemeriksaan ini yang diperlukan untuk mendiagnosis fisura ani.
Fisura ani akut akan terlihat seperti robekan baru, mungkin tampak seperti luka tergores kertas. Pada kasus kronis, robekannya mungkin lebih dalam dan memiliki pertumbuhan berdaging, baik internal maupun eksternal. Fisura ani dianggap kronis bila berlangsung lebih dari 8 minggu.
Fisura anal akut terlihat seperti robekan baru, agak seperti potongan kertas. Fisura anal kronis kemungkinan memiliki robekan yang lebih dalam, dan mungkin memiliki pertumbuhan berdaging internal atau eksternal. Fisura dianggap kronis jika berlangsung lebih dari delapan minggu.
Lokasi fisura dapat memberi petunjuk akan penyebabnya. Bila terjadi di sisi lubang anus, bukan di bagian belakang atau depan, ini lebih mungkin menjadi tanda gangguan lain seperti penyakit Crohn. Dokter mungkin merekomendasikan pengujian lebih lanjut jika pasien memiliki kondisi yang mendasari, seperti:
- Anoskopi. Anoskop adalah alat berbentuk tabung yang dimasukkan ke dalam anus untuk membantu dokter memvisualisasikan rektum dan anus.
- Sigmoidoskopi fleksibel. Dokter akan memasukkan tabung tipis dan fleksibel dengan video kecil ke bagian bawah usus besar. Tes ini dapat dilakukan jika pasien berusia kurang dari 50 tahun dan tidak memiliki faktor risiko penyakit usus atau kanker usus besar.
- Kolonoskopi. Dokter akan memasukkan tabung fleksibel ke dalam rektum untuk memeriksa seluruh usus besar. Tes ini dapat dilakukan jika pasien berusia lebih dari 50 tahun atau memiliki faktor risiko kanker usus besar, tanda-tanda kondisi lain, atau gejala lain seperti sakit perut atau diare.