Kanker Prostat: Gejala, Penyebab, Diagnosis, Pengobatan

- Kanker prostat adalah kanker paling umum kedua pada pria di dunia.
- Risiko kanker prostat meningkat seiring bertambahnya usia, dan sebagian besar kasus didiagnosis pada pria berusia di atas 50 tahun.
- Faktor risiko kanker prostat meliputi usia, riwayat keluarga, perubahan gen, pola makan, dan peradangan pada prostat.
Kanker prostat adalah salah satu kanker paling umum pada pria. Kanker prostat bermula ketika sel-sel di kelenjar prostat mulai tumbuh tak terkendali.
Pada tahun 2022, terdapat sekitar 1,47 juta kasus baru kanker prostat di dunia, menjadikannya kanker keempat paling umum secara global dan kedua paling umum pada pria.
Diperkirakan jumlah kasus baru kanker prostat akan meningkat menjadi 2,9 juta kasus per tahun pada 2040, dengan angka kematian meningkat sebesar 85 persen, terutama di negara-negara berkembang.
Menurut data Globocan 2022, kanker prostat menempati urutan kelima sebagai kanker paling umum pada pria di Indonesia. Pada tahun 2022, kanker prostat menyumbang sekitar 7,3 persen dari total kematian akibat kanker di Indonesia. Kementerian Kesehatan RI memperkirakan bahwa tanpa intervensi yang efektif, jumlah kasus kanker di Indonesia, termasuk kanker prostat, dapat meningkat lebih dari 70 persen pada tahun 2050.
1. Jenis dan stadium
Sebagian besar kasus kanker prostat adalah jenis kanker yang disebut sebagai adenokarsinoma. Kanker jenis ini biasanya tumbuh di jaringan kelenjar, termasuk kelenjar prostat. Berdasarkan kecepatan pertumbuhannya, kanker prostat terbagi menjadi dua jenis, yaitu:
- Agresif: Tumor tumbuh cepat dan berisiko tinggi metastasis (menyebar ke area lain).
- Non agresif: Tumor tidak tumbuh atau tumbuh dengan lambat.
Mengetahui tingkatan stadium kanker prostat dapat membantu pasien memahami keadaan, ekspektasi, dan pengobatan yang diperlukan. Stadium kanker prostat dapat dibagi menjadi empat:
- Tahap 0: Sel prakanker terlihat, tetapi hanya memengaruhi area kecil dan non agresif.
- Terlokalisasi (stadium 1): Kanker hanya ada di kelenjar prostat. Perawatan yang efektif dimungkinkan pada tahap ini.
- Regional (stadium 2–3): Kanker telah menyebar ke jaringan terdekat.
- Jauh (stadium 4): Kanker telah menyebar ke bagian lain dari tubuh, seperti paru-paru atau tulang.
2. Gejala

Umumnya, kanker prostat tidak menunjukkan gejala pada stadium awal. Namun, dengan skrining kadar antigen spesifik prostat (PSA) dalam darah, perubahan pada prostat bisa menjadi indikasi kanker.
Beberapa gejala kanker prostat yang umum antara lain:
- Kesulitan buang air kecil dan/atau menahan buang air kecil.
- Sering kebelet buang air kecil, terutama pada malam hari.
- Darah pada urine dan/atau air mani.
- Sensasi sakit saat buang air kecil (dalam beberapa kasus, saat ejakulasi).
- Kesulitan ereksi dan/atau mempertahankan ereksi.
- Sensasi sakit atau tidak nyaman saat duduk (jika prostat membesar).
Sementara itu, pasien kanker prostat stadium lanjut dapat mengalami gejala berikut ini:
- Patah atau nyeri tulang, terutama di pinggul, paha, dan/atau bahu.
- Edema, atau pembengkakan pada tungkai atau kaki.
- Penurunan berat badan.
- Kelelahan.
- Perubahan kebiasaan buang air besar.
- Sakit punggung.
3. Penyebab dan faktor risiko
Secara umum, semua pria berisiko terkena kanker prostat selama hidupnya. Namun, ada faktor risiko tertentu yang meningkatkan risikonya, seperti:
- Usia
Risiko meningkat seiring bertambahnya usia, dan sebagian besar kasus didiagnosis pada pria berusia di atas 50 tahun.
- Riwayat keluarga
Kanker prostat tampaknya diturunkan dalam beberapa keluarga, yang menunjukkan bahwa dalam beberapa kasus mungkin ada faktor keturunan atau genetik. Namun, sebagian besar kanker prostat terjadi pada pria yang tidak memiliki riwayat keluarga.
Memiliki ayah atau saudara laki-laki dengan kanker prostat meningkatkan risiko pria untuk terkena penyakit ini lebih dari dua kali lipat. (Risiko lebih tinggi untuk pria yang memiliki saudara laki-laki dengan penyakit ini dibandingkan dengan mereka yang memiliki ayah dengan penyakit ini.) Risiko jauh lebih tinggi untuk pria dengan beberapa kerabat yang terkena, terutama jika kerabat mereka masih muda ketika kanker dideteksi.
- Perubahan gen yang diwariskan
Perubahan gen tertentu (dikenal sebagai varian atau mutasi) yang diwariskan dari orang tua dapat meningkatkan risiko kanker prostat, meskipun perubahan ini mungkin hanya mencakup sebagian kecil dari keseluruhan kanker prostat.
Misalnya:
- Varian gen BRCA1 atau BRCA2 yang diwariskan, yang dikaitkan dengan peningkatan risiko kanker payudara, ovarium, dan kanker lainnya dalam beberapa keluarga, juga dapat meningkatkan risiko kanker prostat (terutama mutasi pada BRCA2).
- Pria dengan sindrom Lynch (juga dikenal sebagai kanker kolorektal non poliposis herediter/HNPCC), suatu kondisi yang disebabkan oleh perubahan gen yang diwariskan, memiliki risiko lebih tinggi untuk beberapa jenis kanker, termasuk kanker prostat.
Perubahan gen lain yang diwariskan juga dapat meningkatkan risiko kanker prostat pada pria.
- Pola makan
Secara umum, para ahli sepakat bahwa pola makan dapat meningkatkan risiko kanker prostat.
Pria yang banyak mengonsumsi makanan berlemak (terutama dari daging merah dan sumber lemak hewani lainnya yang dimasak dengan suhu tinggi) mungkin lebih mungkin terkena kanker prostat stadium lanjut dibandingkan dengan mereka yang tidak.
Kanker prostat jauh lebih umum terjadi di negara-negara yang penduduknya sering mengonsumsi daging dan produk susu daripada di negara-negara yang pola makan dasarnya lebih banyak mengandung nasi, produk kedelai, dan sayuran seperti brokoli, kembang kol, cole slaw, atau asinan kubis.
Faktor-faktor mendasar yang menghubungkan pola makan dan kanker prostat kemungkinan besar rumit. Misalnya, lemak dapat menyebabkan tubuh memproduksi lebih banyak testosteron dan hormon lainnya, yang dapat mempercepat pertumbuhan kanker prostat sehingga diagnosis lebih mungkin dilakukan. Kadar testosteron yang tinggi dapat mengaktifkan sel kanker prostat yang tidak aktif, sehingga lebih mungkin tumbuh. Beberapa temuan menunjukkan bahwa kadar testosteron yang tinggi juga memengaruhi kapan seseorang akan terkena kanker prostat.
Terkait pola makan dan kaitannya dengan kanker prostat, faktor-faktor lain mungkin juga berperan. Misalnya, satu penelitian mengamati pria yang mengikuti pola makan yang mencakup banyak sayuran, buah, dan biji-bijian utuh. Pola makan tersebut juga rendah lemak. Peserta juga berolahraga selama satu jam setiap hari. Mereka yang mengikuti program diet dan olahraga ini memiliki kadar faktor pertumbuhan yang lebih rendah yang disebut faktor pertumbuhan mirip insulin (IGF-1) dalam darah mereka setelah 11 hari. IGF-1 yang tinggi memiliki kaitan dengan kanker, termasuk kanker prostat. Namun, tidak semua penelitian menemukan kaitan antara IGF-1 dan kanker prostat.
Beberapa bukti lain tentang kanker prostat dan pola makan menunjukkan banyak kemungkinan kaitan lainnya. Misalnya:
- Mengonsumsi 28 porsi atau lebih sayuran seminggu dapat melindungi dari kanker prostat dibandingkan dengan mengonsumsi 14 porsi seminggu.
- Mengonsumsi sayuran seperti brokoli atau kembang kol dapat menurunkan risiko kanker prostat.
- Gula dalam buah dapat menurunkan risiko kanker prostat.
- Diet dengan banyak serat dapat memengaruhi pertumbuhan kanker prostat.
- Diet dengan banyak lemak jenuh dapat meningkatkan kemungkinan kanker prostat.
- Asam lemak omega-3 yang ditemukan dalam ikan dan makanan lain dapat menurunkan risiko kanker prostat.
- Mengonsumsi lebih sedikit kalori dapat menurunkan risiko kanker prostat.
Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk memahami hubungan antara diet dan kanker prostat.
- Obesitas
Ada beberapa bukti bahwa obesitas meningkatkan risiko seseorang meninggal karena kanker prostat. Namun, obesitas tidak menyebabkan kanker prostat atau meningkatkan kemungkinan orang memilikinya. Namun, penelitian masih belum jelas. Beberapa penelitian menemukan bahwa seseorang cenderung tidak terkena kanker prostat yang tumbuh lambat jika mengalami obesitas dan lebih mungkin terkena kanker prostat yang tumbuh lebih cepat.
- Merokok
Sebagian besar penelitian tidak menemukan kaitan antara merokok dan terkena kanker prostat. Beberapa penelitian telah mengaitkan merokok dengan sedikit peningkatan risiko kematian akibat kanker prostat, tetapi temuan ini perlu dikonfirmasi oleh penelitian lain.
Namun, merokok memang jelas terkait dengan banyak masalah kesehatan, termasuk peningkatan risiko berbagai jenis kanker lainnya.
- Paparan bahan kimia
Paparan terhadap beberapa bahan kimia dapat meningkatkan risiko kanker prostat.
Beberapa penelitian menunjukkan adanya hubungan antara paparan arsenik dan risiko kanker prostat yang lebih tinggi.
Ada beberapa bukti bahwa petugas pemadam kebakaran dapat terpapar bahan kimia yang dapat meningkatkan risiko kanker prostat.
Beberapa penelitian menunjukkan kemungkinan adanya hubungan antara paparan Agent Orange, bahan kimia yang digunakan secara luas selama Perang Vietnam, dan risiko kanker prostat, meskipun tidak semua penelitian menemukan hubungan tersebut. National Academies of Science, Engineering, and Medicine menganggap ada "bukti terbatas/sugestif" tentang hubungan antara paparan Agent Orange dan kanker prostat.
- Peradangan prostat
Beberapa penelitian menunjukkan prostatitis (peradangan kelenjar prostat) dapat dikaitkan dengan peningkatan risiko kanker prostat, tetapi penelitian lain tidak menemukan kaitan tersebut. Peradangan sering terlihat pada sampel jaringan prostat yang juga mengandung kanker. Kaitan antara keduanya belum jelas, dan hubungan ini masih diteliti.
- Infeksi menular seksual
Peneliti telah meneliti apakah infeksi menular seksual (seperti gonore atau klamidia) dapat meningkatkan risiko kanker prostat, karena infeksi tersebut dapat menyebabkan radang prostat. Sejauh ini, penelitian menghasilkan hasil yang saling bertentangan, dan belum ada kesimpulan pasti.
- Vasektomi
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa pria yang menjalani vasektomi memiliki sedikit peningkatan risiko terkena kanker prostat, tetapi penelitian lain tidak menemukan peningkatan risiko. Kaitan antara vasektomi dan kanker prostat masih diteliti.
4. Komplikasi yang bisa terjadi

Kanker prostat bisa menyebabkan berbagai komplikasi, seperti:
- Metastasis: Kanker prostat menyebar ke organ terdekat, seperti kandung kemih, atau menyebar melalui aliran darah atau sistem limfatik ke tulang atau organ lain. Kanker prostat yang menyebar ke tulang dapat menyebabkan nyeri dan patah tulang. Jika kanker prostat menyebar ke area lain dari tubuh, pasien mungkin masih dapat merespons pengobatan dan dapat dikendalikan, tetapi tidak mungkin disembuhkan.
- Inkontinensia urine: Baik kanker prostat dan pengobatannya dapat menyebabkan inkontinensia urine. Perawatan untuk inkontinensia tergantung pada jenis inkontinensia, seberapa parah, dan kemungkinan pemulihan. Pilihan pengobatan termasuk obat-obatan, kateter, dan operasi.
- Disfungsi ereksi: Ini dapat disebabkan oleh kanker prostat atau pengobatannya, termasuk pembedahan, radiasi, atau pengobatan hormon. Obat-obatan, alat vakum, dan pembedahan adalah beberapa opsi yang tersedia untuk mengobati disfungsi ereksi.
5. Skrining dan diagnosis kanker prostat
Menurut Ikatan Ahli Urologi Indonesia, pemeriksaan kanker prostat perlu dilakukan pada pria dengan gejala berkemih berusia lebih dari 50 tahun atau di atas 45 tahun bila memiliki anggota keluarga dengan kanker prostat.
Skrining dapat dilakukan dengan pemeriksaan darah di laboratorium berupa prostat spesifik antigen (PSA). PSA adalah protein yang dibuat hanya oleh prostat dan kanker prostat. Tes ini dapat dilakukan di laboratorium klinik ataupun rumah sakit.
Pada pria sehat, jumlah PSA dalam darah sangat sedikit (normal: <4 ng/mL) yang merupakan tanda kesehatan prostat. Peningkatan PSA yang cepat mungkin merupakan tanda bahwa adanya penyakit. Kanker prostat adalah penyebab paling serius dari hasil PSA yang tinggi.
Hasil skrining PSA di RSUI tahun 2021–2022 menunjukkan bahwa 47 persen (34/72) pria memiliki PSA di atas 4 ng/mL dengan rata-rata PSA 11 ng/mL (2–100). Pasien tersebut akan dievaluasi lebih lanjut dengan konsultasi dan pemeriksaan dengan dokter spesialis urologi, lalu dilakukan biopsi prostat bila diperlukan. Biopsi adalah satu-satunya cara untuk menentukan diagnosis, ada atau tidaknya kanker prostat.
Tes PSA dan colok dubur adalah dua pemeriksaan yang sangat penting. Pemeriksaan tersebut dapat membantu menemukan kanker prostat lebih awal, sebelum menyebar. Bila ditemukan lebih awal, maka dapat segera diobati. Dengan temuan lebih awal, akan membantu menghentikan atau memperlambat penyebaran kanker. Tes ini mungkin juga mendeteksi kanker yang tumbuh sangat lambat yang tidak akan pernah menimbulkan masalah jika tidak ditangani.
6. Pengobatan

Opsi pengobatan kanker prostat antara lain:
- Pembedahan atau operasi: Untuk mengangkat sel kanker pada kelenjar prostat.
- Radioterapi atau terapi radiasi: Untuk membunuh sisa sel kanker setelah operasi dan menghambat pertumbuhan sel kanker.
- Kemoterapi: Menggunakan obat-obatan untuk menghambat dan membunuh pertumbuhan sel kanker.
Pasien kanker juga biasanya juga disarankan untuk menerapkan gaya hidup sehat demi mendukung pengobatan kanker, seperti rutin berolahraga, menerapkan pola makan bergizi seimbang, dan kebiasaan sehat lainnya.
7. Efek kanker prostat pada reproduksi
Kelenjar prostat berperan penting dalam reproduksi. Oleh karena itu, kanker prostat dan perawatannya bisa memengaruhi reproduksi.
Sebagai contoh, pengangkatan kelenjar prostat dan/atau testis dapat memengaruhi sperma dan kesuburan reproduksi pria.
Selain itu, terapi radiasi juga dapat memengaruhi jaringan prostat, merusak kualitas sperma, dan mengurangi volume air mani.
Terapi hormonal juga dapat memengaruhi kesuburan.
Kabar baiknya, ada beberapa opsi untuk menjaga fungsi reproduksi, seperti
- Menyimpan sperma sebelum operasi.
- Mengekstraksi sperma langsung dari testis untuk inseminasi buatan.
Akan tetapi, tidak ada jaminan bahwa reproduksi akan tetap prima setelah perawatan kanker prostat. Jadi, jika pasien ingin memiliki keturunan setelah perawatan, disarankan untuk berkonsultasi mengenai opsi kesuburan sambil menyusun rencana intervensi medis untuk kanker prostat.
8. Pencegahan

Memang, risiko kanker prostat meningkat seiring usia menua. Namun, ini bukan berarti faktor risiko lainnya tidak dapat dikendalikan atau dimodifikasi.
Lakukan langkah-langkah ini untuk membantu mencegah kanker prostat:
- Makan setidaknya 2 ½ cangkir buah dan sayur setiap hari. Nutrisi dalam buah dan sayur dapat membantu mengurangi risiko kanker prostat. Sayuran hijau tua, khususnya, memiliki senyawa yang memecah zat yang disebut karsinogen yang dapat menyebabkan kanker.
- Kurangi konsumsi lemak hewani. Penelitian menunjukkan ada hubungan antara konsumsi lemak hewani dan peningkatan risiko kanker prostat. Ini termasuk lemak dalam daging, mentega, dan keju. Jika memungkinkan, ganti lemak hewani dengan lemak nabati (misalnya minyak zaitun sebagai pengganti mentega).
- Makan lebih banyak ikan. Omega-3 dalam ikan dapat membantu mengurangi risiko terkena kanker prostat. Omega-3 lebih tinggi pada ikan tertentu, seperti ikan kembung, tuna, dan lainnya.
- Makan tomat dan makanan merah lainnya. Makanan merah dianggap sebagai bagian penting dari diet pencegahan kanker karena mengandung antioksidan kuat yang disebut likopen.
- Minum kopi. Secara umum diterima bahwa minum kopi membantu menurunkan risiko kanker prostat. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa minum empat atau lima cangkir kopi setiap hari dapat secara signifikan menurunkan kemungkinan seseorang terkena kanker prostat yang fatal atau tingkat tinggi. Namun, kafein dosis tinggi dapat meningkatkan risiko detak jantung tidak teratur dan kejang.
- Rutin berolahraga. Berolahraga 30 menit sehari hampir setiap hari dalam seminggu dapat menurunkan risiko terkena kanker prostat. Selain itu, olahraga teratur memiliki dampak positif pada aspek kesehatan yang lain seperti kebugaran kardiovaskular.
- Jaga berat badan yang sehat. Obesitas dapat meningkatkan risiko kanker prostat. Jika kamu kelebihan berat badan atau obesitas, berusahalah untuk menurunkannya dengan rutin berolahraga dan diet sehat.
- Diskusikan skrining dengan dokter. Makin dini kanker prostat terdeteksi, makin berhasil pengobatannya. Tanyakan kepada dokter kapan sebaiknya kamu mulai melakukan skrining.
- Waspadai gejalanya. Banyak pasien kanker prostat sering kali tidak memiliki gejala sama sekali. Mereka yang memiliki gejala mungkin mengalami aliran urine yang lemah; kesulitan buang air kecil; sering buang air kecil (terutama pzdz malam hari); nyeri atau rasa terbakar saat buang air kecil; darah dalam urine; atau nyeri yang tidak hilang di punggung bawah, panggul, atau paha atas. Temui dokter jika memiliki salah satu dari gejala ini.
Referensi
"What Is Prostate Cancer?" American Cancer Society. Diakses Mei 2025.
"Cancer in Men: Prostate Cancer is #1 for 118 Countries Globally." American Cancer Society. Diakses Mei 2025.
"Kasus Kanker Diprediksi Meningkat 70 Persen pada 2050, Kemenkes Perkuat Deteksi Dini." Kemenkes RI. Diakses Mei 2025.
"Kanker Masih Membebani Dunia." Kemenkes RI. Diakses Mei 2025.
"Stages, types and grades of prostate cancer." Cancer Research UK. Diakses Mei 2025.
"What to know about prostate cancer." Medical News Today. Diakses Mei 2025.
"Prostate Cancer Risk Factors." Johns Hopkins Medicine. Diakses Mei 2025.
"Prostate Cancer Causes: What to Know." WebMD. Diakses Mei 2025.
"Prostate cancer." Mayo Clinic. Diakses Mei 2025.
"Pentingnya Skrining Kanker Prostat." Rumah Sakit Universitas Indonesia. Diakses Mei 2025.
"Everything You Want to Know About Prostate Cancer." Healthline. Diakses Mei 2025.
"Tips on How to Reduce Your Risk of Prostate Cancer." Baptist Health. Diakses Mei 2025.