Sindrom fragile X, sindrom X rapuh, atau fragile X syndrome (FXS) adalah kelainan genetik yang memengaruhi perkembangan seseorang, terutama perilaku dan kemampuan belajarnya.
Selain itu, FXS dapat memengaruhi kemampuan berkomunikasi, penampilan fisik, serta kepekaan terhadap kebisingan, cahaya, atau informasi sensorik lainnya.
FXS adalah bentuk paling umum dari kecacatan intelektual dan perkembangan yang diwariskan. Orang dengan kelainan ini mungkin tidak memiliki gejala yang terlihat, atau mereka dapat memiliki gejala yang lebih serius mulai dari ketidakmampuan belajar hingga masalah kognitif dan perilaku.
FXS dinamakan demikian karena jika dilihat melalui mikroskop, bagian dari kromosom X terlihat "patah" atau "rapuh".
Juga dikenap sebagai sindrom Martin-Bell, FXS adalah salah satu dari tiga sindrom dalam keluarga X yang rapuh. Dua sindrom lainnya adalah:
- Fragile X-associated tremor/ataxia syndrome (FXTAS): Gejalanya meliputi masalah keseimbangan, tangan gemetar, suasana hati tidak stabil, kehilangan ingatan, masalah kognitif, dan mati rasa di tangan dan kaki.
- Fragile X-associated primary ovarian insufficiency (FXPOI): Gejalanya meliputi berkurangnya kesuburan, infertilitas, periode menstruasi yang hilang atau tidak dapat diprediksi dan menopause dini.
Berdasarkan penelitian, prevalensi FXS pada laki-laki diperkirakan antara 1 dari 4.000 dan 1 dari 7.000, dan pada perempuan antara 1 dari 6.000 dan 1 dari 11.000, mengutip dari National Fragile X Foundation.