ilustrasi joging (pexels.com/Ketut Subiyanto)
Berita baiknya, risiko gagal jantung dapat dikurangi dengan menghindari faktor risiko dan menerapkan gaya hidup sehat. Hal ini juga berlaku bagi pasien gagal jantung agar kondisinya tidak makin parah. Oleh karena itu, beberapa langkah pencegahan dan kontrol gagal jantung yang direkomendasikan para ahli adalah:
- Berhenti merokok.
- Mengonsumsi makanan sehat seperti buah dan sayur, lemak sehat, karbohidrat alami, dan gandum utuh.
- Rutin berolahraga (tidak jarang dan tidak berlebihan).
- Menjaga berat badan seimbang.
- Tidak mengonsumsi alkohol berlebihan.
- Menjaga kualitas tidur (tidak sering bergadang).
- Mengurangi stres karena bisa memengaruhi jantung.
Selain itu, pasien gagal jantung juga harus tetap menerima vaksin secara berkala. Di masa pandemik COVID-19 ini, gangguan jantung adalah salah satu komorbiditas yang bisa memperparah infeksi SARS-CoV-2. Oleh karena itu, pasien gagal jantung sebaiknya mendapatkan vaksin COVID-19 dengan izin dokter.
ilustrasi gagal jantung (pexels.com/RODNAE Productions)
Kesimpulannya, gagal jantung adalah kondisi jangka panjang yang membutuhkan perawatan rutin untuk mencegah komplikasi seperti stroke, aritmia, atau tromboemboli. Jika tak ditangani, gagal jantung bisa berakibat fatal.
Karena gagal jantung adalah kondisi kronis, ini berarti umumnya kondisi ini akan memburuk seiring waktu. Obat dan pembedahan bisa meringankan gejala, tetapi gagal jantung tidak bisa disembuhkan dan bisa mengancam nyawa jika sudah berada pada tahap parah.
Tak memandang usia, gagal jantung bisa terjadi pada siapa saja, usia berapa pun. Oleh karena itu, pencegahan adalah langkah terpenting. Segera konsultasi dengan dokter jika merasakan gejala dadakan yang berhubungan dengan jantung.