Ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mendiagnosis gastroparesis. Misalnya dengan endoskopi atas, yakni memakai tabung tipis berlampu dengan kamera di ujungnya untuk memeriksa kerongkongan, lambung, dan bagian pertama usus kecil. Bisa juga memakai tes pencitraan seperti ultrasound atau rontgen.
Walaupun tidak ada obat untuk menyembuhkan gastroparesis, tetapi perubahan pola hidup bisa membantu meredakan atau meminimalkan gejala. Dilansir Mayo Clinic, pasien disarankan untuk makan dalam porsi kecil tapi sering, mengunyah makanan dengan baik, konsumsi makanan rendah lemak, hindari minuman berkarbonasi, alkohol, dan merokok, serta tidak berbaring selama 2 jam setelah makan.
Sementara, obat untuk gastroparesis adalah metoclopramide dan eritromisin untuk merangsang otot perut, tetapi keduanya berpotensi menimbulkan efek samping sehingga harus didampingi oleh resep dokter. Bisa juga dengan proklorperazin dan diphenhydramine untuk meredakan mual dan muntah.
Dalam kasus yang parah, pengidap gastroparesis tak bisa menoleransi makanan atau cairan, sehingga perlu memakai selang makanan (jejunostomy tube) yang ditempatkan di usus kecil atau tabung ventilasi lambung untuk mengurangi tekanan lambung.
Nah, itulah informasi singkat seputar gastroparesis, kondisi kelumpuhan lambung yang perlu diwaspadai. Semoga kita terhindar dari penyakit ini, ya!