ilustrasi mengecek kadar gula darah (pexels.com/Nataliya Vaitkevich)
Segera batalkan puasa jika hasil pemeriksaan glukosa darah <70 mg/dl atau bila mengalami gejala hipoglikemia seperti keringat dingin, gemetaran, merasa lapar, pusing, atau bahkan penurunan kesadaran atau bila kamu sakit, mengutip dari laman Eka Hospital.
Bila glukosa darah <70 mg/dl, segeralah makan. Jangan lupa untuk berkonsultasi tentang pengalaman tersebut kepada dokter sebelum kamu berpuasa kembali keesokan harinya.
Berikut ini tips mengatasi hipoglikemia yang dapat dilakukan:
- Minum larutan air gula atau mengonsumsi makanan yang tinggi gula, seperti permen atau jus buah manis.
- Larutan air gula bisa dibuat dengan melarutkan 2 sendok makan gula dalam segelas air putih.
- Jika setelah 15 menit gejala hipoglikemia masih tetap ada, minum kembali larutan air gula atau makanan tinggi gula.
- Jika hasil pemeriksaan kadar glukosa darah sudah mencapai normal, maka segera mengonsumsi makanan utama atau selingan untuk mengisi kembali simpanan glikogen dalam tubuh.
- Segera berkonsultasi dengan dokter.
Mengutip dari majalah Halo Internis dari Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI) tahun 2019, Dr. dr. Wismandari, SpPD, K-EMD, FINASIM menyarankan bagi pasien diabetes untuk melakukan pemantauan gula darah mandiri pada waktu-waktu “rawan”, yaitu pada waktu sahur, pagi hari, tengah hari, sebelum berbuka, dua jam setelah buka puasa, dan kapan saja ketika merasakan adanya gejala hipoglikemia (maupun hiperglikemia).
Pemeriksaan gula darah mandiri ini sangat penting karena saat berpuasa, risiko terjadi gula darah rendah adalah 7,5 kali lebih besar dibanding ketika tidak berpuasa. Sementara itu, risiko gula darah tinggi (hiperglikemia) 5 kali lebih besar dibanding saat tidak berpuasa.
Hal penting lainnya yang perlu dijala selama berpuasa adalah asupan cairan, yaitu 7–8 gelas setiap hari.