Lukisan modern berdasarkan manuskrip Ottoman abad ke-18, menggambarkan Jin menyebabkan sakit gigi. (commons.wikimedia.org/http://moshita.org/post/10664445229/an-18th-century-hand-illustrated-page-from-an)
Istilah "ulat gigi"atau "tooth worm" muncul pertama kali pada 5.000 tahun sebelum Masehi (SM). Pada masa itu, terdapat teks Sumeria Kuno tentang ulat gigi yang diyakini dapat membuat lubang pada gigi manusia, sehingga menyebabkan kerusakan gigi dan rasa sakit yang luar biasa. Hal ini sekilas terdengar masuk akal, meningat gigi yang berlubang tampak seperti lubang yang dibuat oleh ulat pada kayu.
Gagasan tentang ulat gigi juga ditemukan dalam tulisan-tulisan para filsuf dan penyair Yunani Kuno, India, Jepang, Mesir, dan Tiongkok Kuno.
Legenda tentang ulat gigi menjadi populer. Pada abad ke-8, banyak dokter gigi di Eropa yang salah mengartikan saraf gigi sebagai ulat gigi. Seramnya, dalam menangani gigi yang sakit karena berlubang, mereka memasukkan sebuah alat yang dipanaskan ke dalam gigi berlubang untuk menghilangkan saraf gigi. Akibatnya, saraf tersebut akan diangkat dan secara kebetulan dapat meringankan sakit yang dialami pasien. Namun, jika hal itu gagal dilakukan, mereka akan mencabut gigi tersebut.
Seiring waktu, dokter gigi dan peneliti bekerja sama dalam berbagai penelitian untuk mengetahui penyebab gigi berlubang. Kemajuan dalam bidang kedokteran gigi inilah yang membuktikan bahwa ulat gigi hanyalah mitos. Jadi, penyebab gigi berlubang bukan ulat gigi, ya!