Krisis Hipertensi: Gejala, Penyebab, Pengobatan, Pencegahan

Bisa menyebabkan kerusakan berbagai organ tubuh

Sebagian besar orang mungkin sudah awam dengan tekanan darah tinggi atau hipertensi. Hipertensi adalah kondisi ketika tekanan darah secara konsisten terlalu tinggi.

Nah, bicara tentang hipertensi, terdapat suatu kondisi yang disebut sebagai krisis hipertensi atau hypertensive crisis. Ini merupakan kondisi kegawatan dan butuh tata laksana segera.

Apa itu krisis hipertensi? Apa penyebab, gejala, pengobatan, dan dampak yang bisa ditimbulkannya? Harus diwaspadai, simak ulasannya berikut ini sampai habis.

1. Apa itu krisis hipertensi?

Krisis Hipertensi: Gejala, Penyebab, Pengobatan, Pencegahanilustrasi krisis hipertensi (belmarrahealth.com)

Krisis hipertensi adalah istilah umum untuk hipertensi urgensi (hypertensive urgency) dan hipertensi emergensi (hypertensive emergency). Kedua kondisi tersebut terjadi ketika tekanan darah menjadi sangat tinggi dan bisa menyebabkan kerusakan organ.

Dilansir Mayo Clinic, krisis hipertensi adalah peningkatan tekanan darah yang parah yang bisa menyebabkan stroke. Tekanan darah yang sangat tinggi—tekanan sistolik 180 milimeter air raksa (mmHg) dan tekanan diastolik 120 mmHg atau lebih tinggi—dapat merusak pembuluh darah.

Pembuluh darah menjadi meradang dan mungkin bisa mengeluarkan cairan atau darah. Akibatnya, jantung mungkin tidak dapat memompa darah secara efektif.

2. Klasifikasi

Krisis Hipertensi: Gejala, Penyebab, Pengobatan, Pencegahanilustrasi krisis hipertensi (medicalnewstoday.com)

Mengutip WebMD, krisis hipertensi dibedakan menjadi dua, yaitu hipertensi urgensi dan hipertensi emergensi.

Hipertensi urgensi

Ini merupakan kondisi saat tekanan darah terlalu tinggi (hasil pengukuran tekanan darah 180/110 mmHg atau lebih tinggi) namun tidak sampai menimbulkan kerusakan organ. Tekanan darah bisa diturunkan secara perlahan dalam waktu beberapa jam dengan pengobatan rawat jalan.

Hipertensi emergensi

Kondisi ketika tekanan darah sangat tinggi sehingga kerusakan organ bisa terjadi. Tekanan darah harus diturunkan segera untuk mencegah kerusakan organ yang lebih parah.

Kerusakan organ yang diasosiasikan dengan hipertensi emergensi mungkin meliputi:

  • Perubahan pada status mental, misalnya kebingungan
  • Stroke
  • Gagal jantung
  • Nyeri dada (angina yang tidak stabil)
  • Cairan dalam paru-paru (edema paru)
  • Serangan jantung
  • Aneurisme
  • Eklamsia (muncul selama kehamilan)

Hipertensi emergensi tergolong jarang. Ketika kondisi ini terjadi, sering kali ini merupakan akibat hipertensi yang tidak diobati, bisa karena pasien tidak mengonsumsi obat penurun tekanan darah atau mereka mengonsumsi obat bebas yang memperburuk tekanan darah tinggi.

Baca Juga: Hipertensi Tingkatkan Risiko Epilepsi? Ini Faktanya!

3. Penyebab

Krisis Hipertensi: Gejala, Penyebab, Pengobatan, Pencegahanilustrasi krisis hipertensi (tostpost.com)

Dilansir Buoy Health, penyebab krisis hipertensi termasuk yang berkaitan dengan gaya hidup, genetika, atau adanya penyakit tertentu, serta komplikasi atau cedera yang tidak direncanakan.

1. Penyebab yang berhubungan dengan gaya hidup yang bisa dicegah

Penyebab tertentu dari tekanan darah tinggi dapat dicegah atau diminimalkan dengan perubahan gaya hidup. Ini termasuk:

  • Tidak minum obat tekanan darah seperti yang diinstruksikan. Ini bisa menyebabkan peningkatan tekanan darah secara tiba-tiba ke tingkat yang berbahaya. Efek "rebound" ini sangat umum terjadi pada obat-obatan yang dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah tiba-tiba jika mendadak dihentikan, seperti clonidine dan propranolol.
  • Asupan garam yang tinggi. Makan terlalu banyak garam menyebabkan tubuh menahan lebih banyak air yang meningkatkan tekanan darah.
  • Mengonsumsi obat-obatan tertentu. Beberapa obat-obatan dapat meningkatkan tekanan darah, seperti pil KB, obat pereda nyeri yang dijual bebas, steroid, serta kokain atau metamfetamin.

2. Genetika dan penyakit

Masalah bawaan atau yang didapat tertentu yang menyebabkan tekanan darah tinggi meliputi:

  • Memiliki penyakit ginjal. Ginjal bertanggung jawab untuk menyaring darah, memproduksi urine, dan menjaga tekanan darah normal. Jika ginjal tidak berfungsi dengan baik, tekanan darah dapat meningkat.
  • Mengidap penyakit yang melibatkan ketidakseimbangan hormon. Ketidakseimbangan hormon akibat penyakit, termasuk aldosteron, kortisol, hormon tiroid, hormon paratiroid, atau katekolamin dapat menyebabkan tekanan darah tinggi.

3. Komplikasi atau cedera

Penyebab tertentu dari krisis hipertensi tidak dapat dicegah atau diprediksi, yang bisa meliputi:

  • Mengembangkan komplikasi selama kehamilan. Ibu hamil dapat mengembangkan komplikasi yang dikenal sebagai preeklamsia, yang melibatkan tekanan darah sangat tinggi yang dapat merusak organ lain dalam tubuh.
  • Mengalami cedera kepala. Cedera kepala dapat meningkatkan tekanan di dalam kepala yang bisa menyebabkan krisis hipertensi.

4. Gejala

Krisis Hipertensi: Gejala, Penyebab, Pengobatan, PencegahanStroke merupakan salah satu kerusakan organ akibat hipertensi emergensi. (hamiltonhealthservices.ca)

Krisis hipertensi bisa menyebabkan gejala pada beberapa orang, sementara beberapa orang lainnya bisa tidak mengalami gejala sama sekali.

Orang-orang yang bisa melakukan cek tekanan darah sendiri mungkin akan melihat pengukuran 180/120 mmHg atau lebih tinggi. Bila tidak ada gejala lain yang dirasakan, American Heart Association merekomendasikan untuk menunggu selama 5 menit dan lakukan pengukuran tekanan darah lagi. Bila masih tinggi, segera hubungi dokter.

Bila tekanan darah tinggi dan orang tersebut mengalami satu atau beberapa gejala di bawah ini, segera cari pertolongan medis:

  • Sakit kepala atau migrain parah
  • Pusing
  • Kebingungan
  • Kecemasan
  • Mual atau muntah
  • Nyeri dada
  • Perubahan penglihatan
  • Sesak napas
  • Mimisan
  • Kejang

Baca Juga: Bisa Bantu Obati Hipertensi, Tambahkan 10 Rempah Ini ke dalam Masakan

5. Diagnosis

Krisis Hipertensi: Gejala, Penyebab, Pengobatan, Pencegahanilustrasi cek tekanan darah (dispatchhealth.com)

Dokter akan mengecek tekanan darah dan menanyakan tentang gejala dan riwayat medis pasien. Dokter juga akan menanyakan tentang obat atau suplemen apa pun yang dikonsumsi dan apakah pernah memakai narkotika atau tidak.

Bila dokter mencurigai adanya risiko kerusakan organ akibat krisis hipertensi, beberapa tes akan direkomendasikan, seperti:

  • Tes darah
  • Tes urine
  • Pemeriksaan mata
  • Ekokardiogram jantung
  • USG jantung, ginjal, atau keduanya
  • Rontgen dada dan paru-paru
  • CT atau MRI otak

6. Pengobatan

Krisis Hipertensi: Gejala, Penyebab, Pengobatan, Pencegahanilustrasi obat yang diberikan secara intravena (pharmapproach.com)

Dilansir Medical News Today, pengobatan lini pertama untuk krisis hipertensi umumnya adalah obat antihipertensi intravena untuk menurunkan tekanan darah. Tujuan utamanya adalah untuk mengurangi tekanan darah tidak lebih dari 25 persen dalam satu jam pertama. Ini karena penurunan darah yang terlalu cepat dapat menyebabkan masalah lain.

Setelah tekanan darah pasien terkendali, dokter biasanya akan mengganti obat antihipertensi intravena dengan obat antihipertensi oral.

Obat yang diberikan oleh dokter untuk menurunkan tekanan darah bisa berbeda-beda tergantung beberapa faktor, seperti pasien sedang hamil atau tidak, apakah ada kondisi penyerta, dan apakah krisis hipertensi disebabkan oleh penggunaan narkotika.

7. Komplikasi yang bisa terjadi

Krisis Hipertensi: Gejala, Penyebab, Pengobatan, Pencegahanilustrasi kondisi gawat darurat di rumah sakit (ketteringhealth.org)

Mengutip Verywell Health, setiap peningkatan tekanan darah yang parah harus dianggap sebagai keadaan darurat medis dan orang yang mengalaminya harus segera mencari pertolongan medis. Ini karena krisis hipertensi menempatkan penderitanya pada sejumlah kondisi berbahaya, termasuk serangan jantung, stroke, atau kerusakan ginjal, dan semuanya bisa terjadi bahwa saat pasien tengah mendapat perawatan hipertensi darurat dan minum obat setiap hari untuk menjaga tekanan darah.

Orang yang mengalami krisis hipertensi dapat mengalami robekan pada dinding aorta, yaitu arteri yang menyuplai darah ke seluruh tubuh. Ini merupakan akibat dari peningkatan tekanan darah yang makin menambah beban sistem peredaran darah dan menurunkan efektivitasnya. Peningkatan tekanan darah yang signifikan juga bisa menyebabkan cairan menumpuk di paru-paru dan menyulitkan seseorang bernapas.

Krisis hipertensi bisa membuat individu berisiko mengalami kerusakan mata, kejang, dan kerusakan otak. Mata dan otak adalah organ yang paling rentan selama kondisi darurat hipertensi. Organ yang rentan lainnya adalah jantung dan ginjal.

8. Pencegahan

Krisis Hipertensi: Gejala, Penyebab, Pengobatan, Pencegahanilustrasi lari treadmill rutin (pexels.com/William Chouquette)

Bila kamu punya hipertensi, hal terpenting yang bisa dilakukan untuk mencegah krisis hipertensi adalah dengan minum obat penurun tekanan darah dan mungkin obat lainnya sesuai instruksi dokter.

Sebuah penelitian dalam jurnal Hypertension tahun 2015 menemukan bahwa orang yang sering tidak minum obat tekanan darah mereka lebih mungkin dirawat di rumah sakit karena masalah jantung.

Selain itu, diperlukan juga perubahan gaya hidup untuk membantu menurunkan tekanan darah dan mengurangi risiko krisis hipertensi, seperti:

  • Menerapkan pola makan sehat bergizi seimbang
  • Kurangi, batasi, atau hentikan konsumsi alkohol
  • Aktif secara fisik dengan rutin olahraga setidaknya 150 menit setiap minggunya
  • Tidak merokok
  • Tidur cukup setidaknya 7 jam setiap malam

Itulah tadi penjelasan mengenai krisis hipertensi. Bisa disimpulkan kalau ada dua jenis krisis hipertensi, perbedaannya adalah ada atau tidaknya kerusakan organ. Bila kamu punya hipertensi, rutin kontrol kesehatan dan minum obat sesuai arahan dokter sangat penting untuk mencegah krisis hipertensi.

Krisis hipertensi adalah kondisi gawat darurat, apalagi bila sudah masuk ke dalam kondisi hipertensi emergensi. Bila mengalami gejala-gejala yang disebutkan di atas tadi, segera cari pertolongan medis, ya.

Baca Juga: Tekanan Darah Normal Berdasarkan Usia yang Wajib Diketahui

Gilberta Rebecca Photo Verified Writer Gilberta Rebecca

Health enthusiast ❤️

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Nurulia
  • Bayu Aditya Suryanto

Berita Terkini Lainnya