5 Fakta Hiperglikemia, Kondisi Gula Darah Tinggi yang Berbahaya 

Bukan hanya dialami oleh penderita diabetes #IDNTimesHealth

Pernahkah kamu mendengar kata hiperglikemia? Singkatnya, ini merupakan istilah medis untuk kondisi tingginya kadar gula darah. Kondisi tersebut sering dialami oleh pengidap diabetes sebagai dampak dari bermasalahnya produksi insulin. Namun, ini bukan berarti hanya orang dengan diabetes saja yang memiliki ancaman hiperglikemia.

Akan tetapi, dilansir Verywell Health, orang tanpa riwayat diabetes pun juga bisa mengalaminya. Kondisi yang demikian disebut sebagai nondiabetik hiperglikemia. Meski terkesan sepele, hiperglikemia bisa berdampak serius pada kesehatan fisik, lho. Untuk mengetahui lebih lanjut mengenainya, simak ulasan berikut ini.

1. Hiperglikemia dialami ketika lonjakan gula darah mencapai 180-200 mg/dl 

5 Fakta Hiperglikemia, Kondisi Gula Darah Tinggi yang Berbahaya ilustrasi pengecekan gula darah (freepik.com/xb100)

Kadar gula darah bagi orang dewasa normalnya berada di bawah 100 mg/dl ketika sedang berpuasa atau dalam keadaan perut kosong. Sementara setelah makan, kadar tersebut seharusnya tidak lebih dari 180 mg/dl.

Nah, kondisi berbeda ditunjukkan oleh orang yang mengalami hiperglikemia. Dilansir Mayo Clinic, orang dengan hiperglikemia memiliki kadar gula darah di atas normal, yaitu berkisar antara 180-200 mg/dl.

Untuk mendapatkan keterangan tersebut, kamu bisa melakukannya dengan pengujian kadar gula darah melalui klinik ataupun rumah sakit. Selain itu, kamu juga bisa menggunakan alat glukometer untuk pengujian secara mandiri.

2. Gaya hidup yang tidak sehat dan faktor keturunan bisa menjadi penyebabnya 

5 Fakta Hiperglikemia, Kondisi Gula Darah Tinggi yang Berbahaya ilustrasi kegemukan atau obesitas (freepik.com/jcomp)

Secara umum, tingginya kadar gula darah dapat terjadi karena tubuh kekurangan insulin atau tidak dapat menggunakan insulin dengan baik, seperti yang dialami oleh pengidap diabetes. Namun, ini bukanlah satu-satunya kondisi yang menjadi penyebab hiperglikemia.

Dilansir Drugs, selain masalah insulin, ada faktor-faktor lain yang bisa meningkatkan risiko seseorang mengalami hiperglikemia. Faktor tersebut antara lain:

  • Memiliki kondisi medis tertentu seperti cushing syndrome atau polycystic ovarian syndrome
  • Baru saja melakukan operasi atau mengalami trauma
  • Mengalami infeksi, seperti pneumonia atau infeksi saluran kemih
  • Konsumsi obat-obatan tertentu, seperti steroid atau obat yang bersifat diuretik
  • Memiliki riwayat keturunan diabetes atau diabetes kehamilan
  • Kegemukan atau obesitas

Selain itu, mengonsumsi banyak karbohidrat dan kurang melakukan aktivitas fisik juga bisa menyebabkan hiperglikemia. Kondisi ini bisa dialami oleh semua orang. Namun yang lebih berisiko adalah para penderita diabetes.

Baca Juga: Sama Bahayanya, Ini Perbedaan Diabetes Tipe 1 dan Diabetes Tipe 2

3. Gejalanya tidak langsung dirasakan, namun juga bisa terjadi secara mendadak

5 Fakta Hiperglikemia, Kondisi Gula Darah Tinggi yang Berbahaya ilustrasi mengalami gejala hiperglikemia (unsplash.com/Bermix Studio)

Lonjakan gula darah di masa-masa awal biasanya tidak memiliki gejala, sehingga akan sulit untuk menyadari kalau seseorang sedang mengalami hiperglikemia. Hal ini tentu akan berdampak pada terlambatnya penanganan yang harus diberikan.

Jika hiperglikemia masih berlanjut, maka gejalanya akan mulai terasa dalam beberapa hari dan semakin lama akan semakin meningkat. Berdasarkan laporan Medical News Today, berikut beberapa tanda dan gejala hiperglikemia yang mungkin dialami:

  • Sering buang air kecil
  • Sering merasa haus dan lapar
  • Pandangan kabur
  • Mengalami penurunan berat badan
  • Pusing atau sakit kepala
  • Memiliki luka yang tak kunjung sembuh
  • Memiliki kandungan gula yang tinggi pada urine

Hiperglikemia juga bisa terjadi secara mendadak sesaat setelah mengalami cedera. Dalam hal ini, Verywell Health melansir bahwa ada beberapa gejala yang dapat timbul dari kondisi tersebut, antara lain:

  • Demam
  • Diare
  • Mual atau muntah yang berkelanjutan
  • Napas jadi beraroma
  • Sakit kepala parah atau merasa kebingungan
  • Mengalami kejang
  • Kesulitan bernapas dan berbicara

Kalau mengalami gejala-gejala tersebut, sebaiknya langsung hubungi dokter untuk mendapat anjuran penanganan yang tepat.

4. Jika dibiarkan, hiperglikemia bisa berdampak pada komplikasi kulit dan organ tubuh lainnya

5 Fakta Hiperglikemia, Kondisi Gula Darah Tinggi yang Berbahaya ilustrasi masalah tulang dan sendi (pexels.com/Karolina Grabowska)

Ketidakseimbangan yang terjadi di dalam tubuh akibat lonjakan gula darah atau hiperglikemia bisa menjadi cikal bakal munculnya berbagai komplikasi. Terlebih lagi jika kondisi tersebut sudah parah dan berkepanjangan tanpa adanya penanganan.

Komplikasi yang dialami bahkan bisa tampak secara fisik. Dilansir Medical News Today, berikut beberapa komplikasi yang dapat terjadi pada orang dengan hiperglikemia berkepanjangan:

  • Kerusakan pembuluh darah dan saraf, yang mana hal ini bisa berdampak pada penyakit jantung dan stroke
  • Gagal ginjal
  • Kerusakan pembuluh retina yang berisiko merusak mata, serta bisa menyebabkan katarak dan kebutaan
  • Masalah tulang dan sendi
  • Masalah kulit, seperti adanya infeksi dan luka
  • Infeksi gigi dan gusi

Merujuk American Diabetes Association, hiperglikemia yang tak kunjung ditangani juga bisa memicu terjadinya kondisi ketoasidosis. Ini merupakan komplikasi diabetes yang dapat menyebabkan pingsan atau bahkan kematian.

5. Aktivitas fisik bisa jadi salah satu cara efektif untuk mengatasi dan mencegah hiperglikemia 

5 Fakta Hiperglikemia, Kondisi Gula Darah Tinggi yang Berbahaya ilustrasi berlari (pexels.com/Nathan Cowley)

Menurunkan kadar gula yang menumpuk dalam darah bisa dilakukan dengan meningkatkan aktivitas fisik. Ini karena kegunaan utama gula atau glukosa memang sebagai bahan bakar tubuh untuk melakukan kegiatan sehari-hari.

Dengan meningkatkan aktivitas fisik, kebutuhan tubuh untuk membakar gula pun jadi ikut meningkat. Dilansir Healthline, cara ini bisa membuat tubuh jadi lebih sensitif terhadap insulin yang berperan dalam memproses gula.

Sangat penting untuk meningkatkan aktivitas jantung dengan berkegiatan, seperti berlari dan melakukan olahraga lainnya. Namun jika kamu mengalami diabetes tipe 1 atau kadar gula darahmu di atas 240 mg/dl, sebaiknya lakukan pengecekan darah terlebih dahulu. Sebab jika terdapat keton, aktivitas berat justru bisa memperparah kondisi.

Sementara itu, untuk mencegah hiperglikemia, kamu bisa rutin berolahraga serta menjaga berat badan dengan menerapkan diet sehat. Menghindari rokok dan membatasi konsumsi alkohol juga krusial untuk menjaga kestabilan gula darah, seperti dilansir Cleveland Clinic.

Mengubah gaya hidup jadi lebih sehat memang merupakan upaya penting untuk terhindar dari berbagai masalah kesehatan, termasuk hiperglikemia. Jadi, jangan ragu untuk memulainya, serta rutin melakukan pemeriksaan kesehatan sebagai langkah preventif, ya!

Baca Juga: Turunkan Risiko Diabetes, Ini 7 Manfaat Rumput Laut bagi Kesehatan

Halifa Photo Verified Writer Halifa

-

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Izza Namira

Berita Terkini Lainnya