ilustrasi halusinasi (unsplash.com/Stefano Pollio)
Menurut Cleveland Clinic, ada banyak kemungkinan penyebab halusinasi, termasuk:
- Penyebab sementara.
- Kondisi kesehatan mental tertentu.
- Kondisi neurologis tertentu.
- Efek samping dari obat-obatan tertentu.
Penyebab halusinasi sementara
Kondisi atau situasi berikut dapat menyebabkan halusinasi sementara:
- Tertidur atau bangun.
- Berada di bawah pengaruh alkohol atau obat-obatan tertentu, seperti ganja, halusinogen (LSD dan PCP), kokain, amfetamin, heroin, atau ketamin.
- Demam tinggi, terutama pada anak-anak dan orang tua.
- Dehidrasi parah.
- Kurang tidur.
- Migrain.
- Trauma.
- Sakit parah.
- Berduka.
- Infeksi seperti infeksi saluran kemih (ISK), terutama pada orang tua.
- Pemulihan dari anestesi setelah operasi atau prosedur medis.
Penyebab halusinasi sementara biasanya tidak perlu dikhawatirkan. Namun, kalau tidak ada masalah medis akut yang mendasarinya, seperti infeksi atau demam, penting untuk mencari perawatan medis untuk masalah tersebut.
Kondisi mental yang bisa menyebabkan halusinasi
Skizofrenia adalah kondisi mental utama penyebab halusinasi. Skizofrenia mengacu pada kondisi tunggal dan spektrum kondisi yang termasuk dalam kategori gangguan terkait psikosis. Ini adalah kondisi saat mengalami semacam "diskoneksi" dari kenyataan (psikosis), yang dapat mencakup halusinasi.
Kondisi yang termasuk dalam spektrum skizofrenia dan dapat menyebabkan halusinasi meliputi:
- Skizofrenia.
- Gangguan kepribadian skizotipal (termasuk dalam kategori gangguan kepribadian).
- Gangguan delusi.
- Gangguan psikotik singkat.
- Gangguan skizofreniform.
- Gangguan skizoafektif.
Mendengar suara adalah jenis halusinasi yang paling umum pada orang dengan kondisi kesehatan mental ini.
Kondisi kesehatan mental lain yang dapat menyebabkan halusinasi meliputi:
- Gangguan bipolar: Penderitanya dapat mengalami halusinasi selama episode depresi berat atau manik parah.
- Depresi berat dengan ciri psikotik (depresi psikotik): Gangguan depresi mayor dengan ciri psikotik adalah jenis penyakit depresi yang berbeda, ketika gangguan suasana hati disertai dengan delusi, halusinasi, atau keduanya.
Kondisi neurologis yang dapat menyebabkan halusinasi
Ini dapat meliputi:
- Penyakit Parkinson: Sekitar 20–40 persen orang dengan penyakit ini mengalami halusinasi atau delusi. Ini juga bisa disebabkan oleh efek samping obat atau demensia.
- Penyakit Alzheimer: Sekitar 13 persen orang dengan penyakit Alzheimer mengalami halusinasi yang disebabkan oleh perubahan di dalam otak yang diakibatkan oleh kondisi tersebut.
- Demensia body Lewy: Kondisi ini merusak sel saraf, yang mana dapat menyebabkan halusinasi, dan biasanya visual. Ini mungkin salah satu tanda pertama demensia body Lewy.
- Epilepsi: Orang dengan epilepsi yang melibatkan bagian otak lobus temporal dapat mengalami halusinasi. Paling sering adalah halusinasi penciuman.
- Narkolepsi: Orang dengan narkolepsi sering mengalami halusinasi sesaat sebelum tertidur (halusinasi hipnagogik) atau sesaat setelah bangun tidur (halusinasi hipnopompik).
Kondisi lain yang dapat menyebabkan halusinasi
- Sindrom Charles Bonnet menyebabkan seseorang yang penglihatannya mulai memburuk melihat halusinasi. Kondisi ini hanya menyebabkan halusinasi visual.
- Penyakit terminal, termasuk gagal hati, gagal ginjal, HIV/AIDS stadium 3, dan kanker otak dapat menyebabkan halusinasi.
Obat-obatan yang dapat menyebabkan halusinasi
Banyak obat resep terkadang dapat menyebabkan atau memperburuk halusinasi sebagai efek samping. Lansia mungkin berisiko lebih besar karena kepekaan yang meningkat terhadap obat-obatan.
Halusinasi yang disebabkan oleh obat mungkin berhubungan dengan dosis dan biasanya berhenti ketika pengobatan dihentikan. Namun, jangan menghentikan pengobatan secara tiba-tiba tanpa mengonsultasikannya dokter terlebih dulu.