ilustrasi pasien Alzheimer (pexels.com/Andrea Piacquadio)
Penelitian menunjukkan bahwa riwayat reproduksi dapat memengaruhi risiko demensia dan penyakit Alzheimer. Menurut Alzheimer's Association, sekitar dua pertiga pasien penyakit Alzheimer adalah perempuan.
Awalnya, para peneliti mengira itu disebabkan oleh usia hidup perempuan yang lebih lama. Namun, temuan penelitian pendahuluan yang dipresentasikan dalam Alzheimer's Association International Conference (2018), perempuan yang memiliki tiga anak atau lebih menunjukkan risiko demensia 12 persen lebih rendah daripada perempuan dengan satu anak.
Studi lain melaporkan bahwa risiko penyakit Alzheimer menurun dengan makin banyaknya bulan-bulan kehamilan, kemungkinan karena perubahan pada sistem kekebalan saat hamil (American Journal of Alzheimer's Disease and Other Dementias, 2018). Penelitian lebih lanjut dibutuhkan.
Kehamilan memiliki efek yang berbeda-beda pada orang yang berbeda, menyebabkan perubahan sementara bahkan bisa permanen. Beberapa perubahan baik adalah penurunan risiko kanker payudara, ovarium, endometrium, dan demensia.
Perubahan yang berpotensi merugikan adalah penambahan berat badan, yang mana ini bisa meningkatkan risiko terkena penyakit jantung, diabetes, dan beberapa jenis kanker. Selain itu, beberapa komplikasi selama kehamilan bisa meningkatkan risiko penyakit jantung.
Yang lebih penting, perlu diingat bahwa faktor lingkungan dan genetik masih bisa mengalahkan manfaat kehamilan dalam mengurangi risiko kanker.