Terlepas dari jenis hepatitis autoimun yang dimiliki, tujuan pengobatan adalah untuk memperlambat atau menghentikan serangan sistem kekebalan pada hati sehingga membantu memperlambat perkembangan penyakit.
Untuk tujuan tersebut, pasien perlu obat yang dapat menurunkan aktivitas sistem kekebalan. Pengobatan awal biasanya prednisone. Obat kedua, yaitu azathioprine, mungkin direkomendasikan selain prednisode.
Prednisone, terutama jika dikonsumsi dalam jangka panjang, dapat menyebabkan berbagai efek samping serius, termasuk diabetes, osteoporosis, osteonekrosis, tekanan darah tinggi, katarak, glaukoma, dan penambahan berat badan.
Dokter biasanya meresepkan prednisone dengan dosis tinggi selama sekitar bulan pertama pengobatan. Kemudian, untuk mengurangi risiko efek samping, dosis secara bertahap akan diturunkan selama beberapa bulan ke depan hingga mencapai dosis serendah mungkin yang mengendalikan penyakit. Menambahkan azathioprine juga membantu menghindari efek samping prednisone.
Meskipun pasien mungkin mengalami remisi beberapa tahun setelah memulai pengobatan, tetapi penyakit ini sering muncul kembali jika obat dihentikan. tergantung situasi, pasien mungkin perlu perawatan seumur hidup.
Para peneliti belum menemukan bahwa diet atau nutrisi tertentu berperan dalam menyebabkan atau mencegah hepatitis autoimun.
Kalau kamu didiagnosis dengan kondisi ini, kamu harus mengonsumsi makanan yang sehat dengan gizi seimbang. Pola makan sehat dan seimbang juga penting jika hepatitis autoimun menyebabkan sirosis.
Penggunaan kortikosteroid dalam jangka waktu lama untuk mengobati hepatitis autoimun dapat menyebabkan hilangnya kepadatan tulang yang disebut osteopenia, yang dapat menyebabkan osteoporosis. Dokter mungkin menyarankan agar orang yang mengonsumsi kortikosteroid juga mengonsumsi suplemen makanan yang mengandung kalsium dan vitamin D untuk membantu mencegah osteoporosis. Ikuti petunjuk dokter mengenai jenis dan dosis suplemen yang perlu dikonsumsi.