Penanganan hipertensi sekunder melibatkan pengobatan kondisi medis yang mendasarinya, baik dengan obat-obatan atau operasi. Setelah kondisi yang mendasari ditangani, tekanan darah akan kembali normal.
Pasien mungkin harus terus mengonsumsi obat tekanan darah, dan kondisi medis mendasar apa pun yang dimiliki dapat memengaruhi pengobatan dari dokter.
Obat-obatan yang mungkin diresepkan dokter meliputi:
- Thiazide diuretic.
- Beta-blocker.
- Angiotensin-converting enzyme (ACE) inhibitor.
- Angiotensin II receptor blocker.
- Calcium channel blocker.
- Direct renin inhibitor.
Pengobatan untuk hipertensi sekunder terkadang bisa rumit. Seseorang mungkin memerlukan lebih dari satu obat yang dikombinasikan dengan perubahan gaya hidup untuk mengontrol tekanan darah tinggi. Kontrol rutin akan diperlukan, misalnya sebulan sekali, sampai tekanan darah terkendali. Dokter juga mungkin menyarankan untuk rutin cek tekanan darah di rumah.
Dokter juga mungkin akan memberikan tips ini agar pengobatan maksimal:
- Makan makanan sehat yang rendah sodium.
- Rutin olahraga.
- Tidak merokok.
- Menjaga berat badan dalam kisaran sehat.
- Membatasi atau menghindari alkohol.
Dalam kasus di mana tumor ditemukan menjadi penyebab hipertensi sekunder, pembedahan mungkin diperlukan. Untuk ketidakseimbangan hormon dan kondisi lain, pengobatan dapat digunakan untuk mengobati hipertensi sekunder.
Beberapa penyebab hipertensi sekunder, seperti tumor atau struktur pembuluh darah yang tidak normal, tidak dapat dicegah. Penyebab lainnya, seperti penggunaan obat atau obesitas, dapat dicegah melalui perubahan gaya hidup dan kesadaran akan potensi efek samping obat. Diskusikan efek samping obat dengan dokter. Jangan menghentikan obat apa pun tanpa sepengetahuan dokter.
Hipertensi sekunder memiliki pandangan positif dengan pengobatan. Deteksi dan pengobatan dini dapat membantu meminimalkan kemungkinan kerusakan serius karena kelainan bentuk pembuluh darah atau tumor.
Hipertensi dapat menjadi lebih umum seiring penuaan. Tidak jarang pasien harus terus dirawat karena tekanan darah tinggi, bahkan setelah kondisi penyebab hipertensi sekunder mereka telah diobati.