ilustrasi mendapatkan perawatan di rumah sakit (freepik.com/freepik)
Hipotensi postprandial paling sering terjadi pada orang dewasa yang lebih tua. Dilansir Verywell Health, hingga 1 dari 3 orang dewasa yang lebih tua, akan mengalami beberapa tingkat hipotensi postprandial, yang didefinisikan sebagai penurunan tekanan darah sistolik hingga 20 mmHg, dalam waktu dua jam sesudah makan.
Sampai batas tertentu, penuaan disertai dengan peningkatan pengumpulan darah di perut, yang biasa terjadi sesudah makan. Ini jarang terjadi pada orang yang lebih muda. Pada orang dewasa yang lebih tua atau lansia yang sehat, penurunan tekanan darah akibat makan sering terjadi, namun kebanyakan tanpa gejala. Namun pada lansia dengan hipertensi, mengalami peningkatan frekuensi postprandial.
Di rumah sakit dan populasi institusional, prevalensi hipotensi postprandial pada orang lanjut usia lebih tinggi dibandingkan komunitas, karena frekuensi yang lebih tinggi dari kondisi, dan penyakit penyerta, serta peningkatan jumlah obat, yang semuanya kemungkinan mempunyai efek pada pengaturan tekanan darah.
Perlu diketahui bahwa hampir seluruh penghuni panti jompo mengalami hipotensi postprandial. Pada hampir 40 persen populasi tersebut, tekanan darah sistolik menurun lebih dari 20 mmHg dalam waktu 75 menit sesudah makan. Dilansir Cureus, hipotensi postprandial lazim terjadi pada sekitar 24-33 persen populasi lansia yang menerima perawatan di panti jompo. Selain itu, hipotensi postprandial juga terjadi pada sekitar 67 persen pasien geriatri, dan sekitar 50 persen pasien yang menderita sinkop yang tidak bisa dijelaskan.
Secara nyata, kondisi ini 33 persen umum di antara populasi yang sehat. Hipotensi sebagai respons terhadap glukosa oral atau menelan makanan campuran, umum di kalangan muda dan tua, pasien normotensi, dan hipertensi di panti jompo. Selain itu, hipotensi postprandial juga sangat umum pada pasien yang menderita kondisi komorbid seperti penyakit kardiovaskular, insufisiensi otonom, diabetes melitus, paraplegia, dan gagal ginjal.
Pasien dengan gagal jantung, sinkop, penyakit Parkinson, pasien dialisis, dan pasien dengan disfungsi otonom, cenderung mengalami hipotensi postprandial yang lebih buruk. Pada pasien ini, prevelansi hipotensi postprandial berkisar antara 40 persen hingga lebih dari 80 persen. Selain itu, hipotensi postprandial juga sangat lazim pada pasien lansia dengan depresi. Pengobatan dengan nortriptyline atau paroxetine, tidak memengaruhi respons dan gejala tekanan darah postprandial.
Jika seseorang mengalami penurunan tekanan darah pada waktu lain yang tidak terkait dengan makan, maka ia mungkin mengalami kondisi lain yang tidak terkait dengan hipotensi postprandial. Penyebab lain dari tekanan darah rendah yaitu meliputi:
- Penyakit katup jantung.
- Dehidrasi.
- Kehamilan.
- Penyakit tiroid.
- Kekurangan vitamin B-12.