ilustrasi perdarahan setelah histeroskopi (pexels.com/Karolina Grabowska)
Sangat normal untuk mengalami kram ringan atau keluarnya cairan berdarah selama beberapa hari sesudah histeroskopi.
Mengutip Medical News Today, ada risiko kecil komplikasi, dan ini lebih mungkin terjadi pada perempuan yang menjalani prosedur histeroskopi operatif.
Komplikasi ini, yang semuanya sangat jarang terjadi, dapat meliputi:
- Kerusakan pada rahim: Pengobatan dengan antibiotik atau, dalam kasus yang jarang terjadi, pembedahan mungkin diperlukan.
- Kerusakan pada serviks: Ini biasanya dapat dengan mudah diperbaiki jika terjadi.
- Infeksi rahim: Ini dapat menyebabkan keluarnya cairan yang berbau, demam, serta perdarahan hebat, dan biasanya dapat diobati dengan antibiotik jangka pendek.
- Merasa ingin pingsan atau pusing: Sekitar 1 dari 200 perempuan yang menjalani histeroskopi baik dengan anestesi lokal atau tanpa anestesi akan merasa ingin pingsan.
- Perdarahan berlebihan selama atau setelah prosedur: Ini dapat diobati dengan obat-obatan atau prosedur lebih lanjut. Dalam kasus yang sangat jarang, rahim mungkin perlu diangkat.
Jika kamu mengalami demam, kedinginan, atau perdarahan hebat setelah histeroskopi, segera cari perhatian medis.
Histeroskopi akan disarankan oleh dokter karena beberapa alasan. Ini adalah situasi pemeriksaan lebih dekat atau operasi minor mungkin diperlukan untuk kesehatan dan kesejahteraan jangka panjang.
Risiko histeroskopi sangat rendah, tetapi tetap harus didiskusikan dengan dokter sebelum prosedur dilakukan. Pemulihan histeroskopi cepat, dan umumnya tidak ada efek yang bertahan lama setelah beberapa hari pertama setelah prosedur.
Meskipun ada banyak kegunaan dari histeroskopi, tetapi prosedur ini mungkin tidak untuk semua orang. Konsultasikan dengan dokter apakah histeroskopi sesuai untuk kamu.