Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Ibu Hamil Rentan Kena Carpal Tunnel Syndrome, Apa Penyebabnya?

Sindrom carpal tunnel adalah salah satu kondisi yang rentan dialami atau umum terjadi pada ibu hamil. pixabay.com/Andreas 160578

Sindrom carpal tunnel (carpal tunnel syndrome atau CTS) adalah salah satu kondisi yang rentan menyerang dan umum dialami ibu hamil. Ini terjadi karena perubahan hormon yang mengakibatkan penumpukan cairan di jaringan pergelangan tangan. 

Pembengkakan (edema) yang terjadi akan menekan saraf median, sehingga menimbulkan sensasi mati rasa, nyeri, dan kesemutan. Melansir BabyCenter, CTS biasanya terjadi pada trimester kedua atau ketiga. CTS biasanya akan hilang setelah bayi sudah lahir, tetapi pada beberapa ibu hamil gejala bisa berlangsung hingga setahun setelah melahirkan.

Apa penyebab CTS pada ibu hamil dan bagaimana cara menanganinya? Langsung saja simak ulasan berikut ini. 

1. Seberapa umum angka kejadian CTS?

pixabay.com/Pexels

Menurut sebuah laporan yang diterbitkan dalam jurnal BJOG: An International Journal of Obstetrics and Gynaecology tahun 2015, CTS dialami sekitar 4 persen populasi manusia.

Laporan tersebut juga menyebutkan bahwa sebanyak 219 dari 639 perempuan hamil mengalami satu hingga tiga gejala CTS selama masa kehamilan. Gejala yang dirasakan pada tiap individu pun juga berbeda-beda.

Melansir Healthline, sebetulnya para ahli tidak yakin apa yang membuat CTS umum dialami ibu hamil. Namun, mereka menduga pembengkakan terkait hormon mungkin adalah penyebabnya. Seperti halnya retensi cairan selama kehamilan dapat menyebabkan pergelangan kaki dan jari membengkak, kondisi tersebut juga dapat menyebabkan pembengkakan yang bisa berujung pada CTS.

2. Gejala CTS selama kehamilan

unsplash.com/Luis Quintero

CTS pada perempuan hamil bisa terjadi pada salah satu atau kedua tangan. Melansir Healthline, gejala bisa bervariasi pada setiap orang, dari yang ringan hingga yang terasa sangat nyeri.

Gejala umumnya antara lain:

  • Mati rasa dan kesemutan (seperti ditusuk-tusuk jarum) di jari, pergelangan tangan, dan tangan, yang bisa memburuk pada malam hari
  • Sensasi nyeri di tangan, pergelangan tangan, dan jari
  • Jari tangan mengalami pembengkakan
  • Kesulitan saat menggenggam benda dan sulit melakukan keterampilan motorik halus, misalnya mengancingkan baju

3. Cara mencegah CTS selama kehamilan

pixabay.com/StockSnap

CTS pada masa kehamilan mungkin tidak bisa sepenuhnya dicegah. Namun, gejala meliputi rasa nyeri dan mati rasa bisa diminimalkan.

Melansir BabyCentre, kelebihan berat badan sebelum atau saat hamil kemungkinan besar dapat meningkatkan risiko CTS.

Maka dari itu, ibu hamil disarankan untuk mengonsumsi makanan seimbang untuk menjaga berat badan tetap ideal. Selain itu, perbanyak minum air putih serta kurangi konsumsi gula.

4. Tips untuk mengurangi gejala CTS

pexels.com/ cottonbro

Ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mengurangi gejala CTS, yaitu:

  • Mengurangi aktivitas yang bisa memicu CTS seperti mengetik dengan keyboard
  • Kompres tangan dengan es batu sekitar 10 menit. Ini bisa dilakukan beberapa kali sehari untuk mengurangi pembengkakan
  • Istirahatlah ketika sudah merasakan sakit atau kelelahan di pergelangan tangan
  • Melakukan terapi dengan fisioterapis

5. Diagnosis sindom carpal tunnel

ilustrasi carpal tunnel syndrome (scientificanimations.com)

Meskipun CTS adalah kondisi umum yang terjadi pada masa kehamilan dan tidak membahayakan, tetapi baiknya tetap ditangani dengan benar. Pasalnya, gejala dari CTS dapat mengganggu aktivitas sehari-hari.

Konsultasikan ke dokter bila mengalami gejala yang disebutkan di atas tadi agar segera mendapatkan penanganan. Untuk diagnosis, biasanya dokter akan menggunakan uji elektrodiagnostik (menggunakan jarum tipis atau kabel yang ditempelkan pada kulit) untuk mengetahui apakah gejala yang dirasakan merujuk pada CTS atau tidak.

Itulah informasi seputar carpal tunnel syndrome yang rentan dialami dan umum terjadi pada ibu hamil. Meski demikian, kita yang sedang tidak hamil juga tetap bisa mengalaminya. Pencegahan bisa dilakukan dengan konsumsi makanan sehat bergizi seimbang dan istirahat cukup.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Topics
Editorial Team
Aisya Kusumawati
EditorAisya Kusumawati
Follow Us