Perubahan iklim memiliki dampak yang signifikan terhadap penyebaran penyakit seperti demam berdarah atau DBD.
Musim penghujan biasanya cenderung meningkatkan risiko kasus demam berdarah karena meningkatnya kelembapan udara, yang menjadi kondisi ideal bagi nyamuk Aedes aegypti sebagai vektor penyakit ini untuk berkembang biak.
Dalam konteks ini, kesiapsiagaan terintegrasi sangat penting dan tentu saja melibatkan koordinasi antara pemerintah, lembaga kesehatan, masyarakat, dan sektor terkait lainnya dalam menyusun strategi pencegahan, deteksi dini, dan penanganan kasus demam berdarah.
Upaya-upaya ini mencakup peningkatan pengawasan terhadap penyebaran nyamuk, edukasi masyarakat tentang cara mengurangi risiko penularan, peningkatan infrastruktur sanitasi, dan perbaikan sistem kesehatan untuk memberikan perawatan yang tepat waktu dan efektif bagi individu yang terinfeksi.