Nafsu Makan Melonjak alias Polifagia, Ini 7 Kemungkinan Penyebabnya  

Bisa menjadi indikasi masalah kesehatan serius

Meningkatnya nafsu makan adalah reaksi normal tubuh pada situasi tertentu seperti habis olahraga berat atau melakukan aktivitas berat lainnya. Namun, yang perlu diwaspadai adalah ketika nafsu makan dialami secara intens, sering terjadi, dan penyebabnya bukan karena akitivitas fisik.

Dalam dunia medis, rasa lapar atau nafsu makan berlebihan dikenal sebagai polifagia atau hiperfagia. Bisa jadi tanda adanya adanya penyakit, yuk, kenali apa saja yang dapat menyebabkan polifagia.

1. Diabetes

Nafsu Makan Melonjak alias Polifagia, Ini 7 Kemungkinan Penyebabnya  unsplash.com/Allison Shaw

Ada hubungan erat antara polifagia dan diabetes. Saat kamu makan, tubuh akan mencerna dan mengubah makanan menjadi glukosa. Selanjutnya, tubuh akan menggunakan hormon insulin untuk mendapatkan glukosa dari aliran darah untuk dikirimkan ke sel-sel tubuh. Sel-sel tubuh akan menggunakan glukosa menjadi energi dan menjalankan fungsi normal tubuh.

Pada kasus diabetes, tubuh tidak mampu memproduksi insulin (diabetes tipe 1) atau tidak mampu menggunakan insulin dengan sebagaimana mestinya (diabetes tipe 2). Oleh karenanya, glukosa berada pada aliran darah lebih lama dan malah dikeluarkan melalui urine.

Akibatnya, sel tidak mendapat suplai yang cukup untuk membentuk energi bagi keberlangsungan fungsi tubuh. Ketika hal tersebut terjadi, maka sel-sel tubuh akan mengirim sinyal dengan meningkatkan rasa lapar agar suplai glukosa dapat terpenuhi.

Untuk memastikan apakah polifagia benar-benar merupakan indikasi dari diabetes, beberapa gejala lain yang mesti diwaspadai adalah peningkatan rasa haus (polidipsi), penglihatan kabur, penyembuhan luka lambat, sering buang air kecil (poliuria), dan penurunan berat badan.

2. Hipoglikemia

Nafsu Makan Melonjak alias Polifagia, Ini 7 Kemungkinan Penyebabnya  unsplash.com/Jarritos Mexican Soda

Pada kondisi hipoglikemia, rasa lapar yang timbul biasanya disebabkan oleh kadar gula darah yang rendah. Meski lebih sering terjadi pada pasien diabetes, tapi hipoglikemia bisa dialami siapa pun.

Rendahnya kadar gula darah dapat menimbulkan gejala seperti pusing, sakit kepala, dan sulit berkonsentrasi. Selain itu, bisa juga timbul gejala menggigil, berkeringat, gemetar, atau dalam beberapa kasus dapat mengubah kepribadian seseorang.

Hipoglikemia bisa berakibat fatal jika tidak segera ditangani dengan benar. Untuk itu, kalau kamu merasakan gejala-gejala di atas, konsultasi dengan dokter adalah langkah bijak.

Baca Juga: Jarang Disadari, 6 Kebiasaan Buruk Ini Bikin Kamu Selalu Lapar 

3. Hipertiroidisme

Nafsu Makan Melonjak alias Polifagia, Ini 7 Kemungkinan Penyebabnya  pixabay.com/silviarita

Kelenjar tiroid bertanggung jawab terhadap pelepasan hormon yang dikenal dengan T3 dan T4. Hormon-hormon tersebut diperlukan tubuh untuk sintesis protein, menstabilkan energi, dan mengatur metabolisme.

Ketika tiroid terlalu aktif, yaitu hipertiroidisme, terjadi peningkatan nafsu makan. Beberapa gejala hipertiroidisme lainnya yang patut dicurigai selain polifagia adalah sulit tidur, rambut rontok, gugup, penurunan berat badan, peningkatan denyut jantung, sering buang besar, dan berkeringat.

4. Kurang tidur

Nafsu Makan Melonjak alias Polifagia, Ini 7 Kemungkinan Penyebabnya  unsplash.com/Kinga Cichewicz

Kualitas tidur itu penting. Gangguan tidur, misalnya sleep apnea atau kurang tidur (insomnia) dapat menyebabkan peningkatan rasa lapar karena tubuh kesulitan mengontrol kadar hormon yang mengatur rasa lapar.

Polifagia yang disebabkan karena kurang tidur biasanya juga ditunjukkan dengan beberapa tanda dan gejala khusus, meliputi perubahan suasana hati, mengantuk di siang hari, sulit berkonsentrasi, dan gangguan memori.

5. Stres

Nafsu Makan Melonjak alias Polifagia, Ini 7 Kemungkinan Penyebabnya  Unsplash.com/Zach Kadolph

Jangan salah, stres juga bisa menyebabkan seseorang menyebabkan nafsu makan melonjak. Mengapa hal itu bisa terjadi?

Ketika tubuh menerima sinyal stres, hormon kortisol alias hormon stres akan dilepaskan. Hormon tersebut dapat meningkatkan rasa lapar, bahkan dengan intensitas berlebih.

Selain itu, polifagia saat stres bisa terjadi karena respons emosional. Misalnya, kamu memilih makan camilan untuk mengatasi emosi negatif baik secara sadar maupun tidak.

Gejala fisik yang ditunjukkan akibat stres adalah sakit perut, sering tak enak badan, insomnia, kurang energi, dan rasa sakit atau nyeri yang tidak diketahui sumbernya.

Kalau kamu sedang stres atau merasa tertekan, redakan dengan olahraga, meditasi, melakukan hobi, atau kegiatan menyenangkan dan menenangkan lainnya.

6. Sindrom pramenstruasi (PMS)

Nafsu Makan Melonjak alias Polifagia, Ini 7 Kemungkinan Penyebabnya  unsplash.com/Artem Labunsky

Perubahan hormon akibat siklus menstruasi bulanan bisa membuat perempuan mengalami peningkatan nafsu makan. Pada saat haid, terjadi peningkatan hormon progesteron dan estrogen yang diproduksi serta penurunan kadar hormon serotonin.

Gejala lain PMS yang juga bisa dirasakan adalah kelelahan, perubahan suasana hati (misalnya gampang marah atau sensitif), diare, dan perut kembung.

Polifagia pada kasus PMS biasanya normal dan tidak perlu dikhawatirkan, karena umumnya akan hilang sendiri ketika menstruasi selesai.

7. Pola makan tidak sehat

Nafsu Makan Melonjak alias Polifagia, Ini 7 Kemungkinan Penyebabnya  unsplash.com/Louis Hansel @shotsoflouis

Kalau konsumsi karbohidrat dan makanan berlemak tak sehat terlalu tinggi, misalnya fast food atau karbohidrat simpleks seperti roti tawar atau nasi putih, kamu akan lapar lagi tak lama setelah memakannya.

Penyebabnya adalah jenis makanan tersebut tidak mengandung nutrisi yang dapat mempertahankan rasa lapar, seperti protein dan serat. Kalau ini merupakan penyebab polifagia yang mungkin kamu alami, tak ada salahnya untuk mengubah pola makan.

Kamu bisa memperbanyak konsumsi produk biji-bijian utuh (whole grain), buah, sayur, kacang-kacangan, ikan, dan daging tanpa lemak.

Bila kamu sering merasa kelelahan, penurunan berat badan, peradangan pada gusi, gusi berdarah, rambut rontok atau menipis, sulit konsentrasi, dan sering lupa, itu juga tanda-tanda untuk mengubah pola makan kamu jadi lebih sehat.

Penanganan polifagia umumnya disesuaikan kondisi yang mendasarinya. Bila penyebabnya adalah diabetes atau hipertiroidisme, konsultasi dokter sangat dibutuhkan. Olahraga rutin dan pola makan sehat juga bisa membantu.

Sementara itu, bila penyebabnya adalah kondisi mental seperti kecemasan dan depresi, dokter akan memberi rujukan ke ahli kejiwaan untuk menentukan perawatan yang tepat.

Baca Juga: 7 Cara Sehat untuk Mengatasi Lapar saat Begadang, Coba Praktikkan!

Indriyani Photo Verified Writer Indriyani

Full-time learner, part-time writer and reader. (Insta @ani412_)

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Nurulia

Berita Terkini Lainnya