ilustrasi pemeriksaan kehamilan (unsplash.com/Getty Images)
Penyakit sifilis turut menghantui kesehatan ibu hamil dan janinnya. Penyakit menular seksual ini disebabkan oleh bakteri yang dikenal sebagai raja singa. Bahayanya lagi penyakit ini tidak menimbulkan gejala, penyakit baru bisa diketahui setelah pemeriksaan laboratorium atau pemeriksaan kehamilan rutin.
Seseorang yang terkena sifilis tidak hanya berdampak pada kesehatan ibunya saja, tetapi juga memengaruhi kesehatan janin karena ibu hamil yang terinfeksi sifilis dapat menularkan penyakit tersebut ke janinnya melalui plasenta. Terlebih jika penyakit ini tidak segera mendapat perawatan dan memasuki usia kehamilan 14--27 minggu.
Sifilis yang terjadi sejak bayi dalam kandungan dapat melahirkan bayi dengan sifilis kongenital. Bukan sekadar infeksi biasa, virus sifilis dapat mengancam nyawa karena menyerang beberapa orang tubuh seperti otak dan tulang, bahkan di beberapa kejadian sifilis dapat menggugurkan kandungan.
Demikianlah informasi seputar infeksi yang berpotensi menyerang ibu hamil. Menjaga kesehatan kehamilan bukan hanya tanggung jawab ibu saja, tetapi juga calon ayah dan keluarga yang memberi dukungan. Kesehatan ibu adalah investasi utama untuk melahirkan anak-anak yang sehat.