Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi penelitian dan terobosan bidang medis (pexels.com/Polina Tankilevitch)
ilustrasi penelitian dan terobosan bidang medis (pexels.com/Polina Tankilevitch)

Tak terasa, sebentar lagi kita akan menutup 2022 dan membuka lembaran baru 2023. Meski wabah silih berganti menerpa dunia, nyatanya umat manusia cukup kuat untuk bertahan.

Salah satu bukti resiliensi manusia adalah lahirnya berbagai inovasi di bidang medis. Tidak hanya terkait COVID-19, inilah berbagai inovasi di bidang medis yang hadir pada 2022.

1. AuriNova oleh 3DBio Therapeutics

AuriNovo, cetakan telinga luar 3D oleh 3DBio Therapeutics (3dprintingindustry.com)

Tidak sedikit manusia yang terlahir dengan telinga luar yang tak berkembang sempurna, kondisi yang umumnya disebut microtia. Sebagai solusi, para peneliti Amerika Serikat (AS) dari 3DBio Therapeutics mengembangkan transplantasi telinga luar 3 dimensi bernama AuriNovo. 

Implan AuriNovo terbuat dari protein, hidrogel, dan sel dari pasien sehingga AuriNovo lebih fleksibel dibanding material sintetis lainnya. Selain itu, prosedur ini lebih minim invasif.

Sampel jaringan dari telinga pasien diambil dan dikembangkan di kultur. Berdasarkan pindaian telinga lain dari pasien, implan dicetak dengan tinta biologis berbasis kolagen serta dipasang di atas rahang.

Pada Juni 2022, AuriNovo debut. Transplantasi telinga luar AuriNovo dipasang pada seorang perempuan berusia 20 tahun asal Meksiko. Masih uji klinis awal, 3DBio Therapeutics berharap teknologi ini bisa digunakan untuk mengembangkan bagian tubuh lain, dari organ kecil hingga organ besar.

2. Paxlovid oleh Pfizer

Paxlovid, terapi oral COVID-19 produksi Pfizer. (medpagetoday.com)

Sejak COVID-19 melanda pada akhir 2019, dunia bergerak cepat meramu vaksin dan obat. Selain vaksin, Pfizer juga mengembangkan terapi oral untuk COVID-19, Paxlovid. Pada Desember 2022, Paxlovid mendapatkan izin penggunaan darurat (EUA) dari BPOM AS (FDA), menjadikannya obat COVID-19 oral pertama yang bisa didapat melalui resep.

Sudah diujikan sejak 2021, Paxlovid terdiri dari dua jenis pil, yaitu:

  • Nirmatrelvir: Mencegah replikasi SARS-CoV-2
  • Ritonavir: Memperlambat proses metabolisme nirmatrelvir dalam tubuh.

Berbagai uji klinis Paxlovid menunjukkan bahwa obat ini mampu mengurangi risiko rawat inap dan kematian akibat infeksi SARS-CoV-2 hingga 90 persen dibanding intervensi plasebo. Selain itu, obat ini juga digadang-gadang bisa melawan varian B.1.1.529 atau Omicron.

Meski begitu, Paxlovid diperingatkan bisa berinteraksi dengan obat lain. Selain itu, ada beberapa kasus langka COVID rebounddan tes COVID-19 terdeteksi positif setelah perawatan dengan Paxlovid (potensi respons sistem imun terhadap residu RNA virus). Tetap saja, Paxlovid adalah terobosan di tengah pandemi COVID-19.

3. Lensa EVO ICL oleh STAAR Surgical

ilustrasi lensa EVO ICL produksi STARR Surgical (youtube.com/EVO ICL by STAAR Surgical)

Akibat bentuk kornea yang tak sempurna, seseorang bisa mengalami rabun jauh (miopia) dan/atau astigmatisme. Meski bisa dikoreksi dengan LASIK, prosedur ini menyingkirkan jaringan kornea dan menyebabkan mata kering yang mengganggu. STARR Surgical menawarkan solusi dengan lensa EVO ICL.

Lensa EVO ICL diproduksi berbahan Collamer (kolagen dan polimer) dan melindungi dari sinar ultraviolet (UV). Minim invasif, prosedur berdurasi sekitar setengah jam ini melibatkan pemasangan lensa EVO ICL di antara iris dan lensa mata alami. Tidak hanya permanen, lensa EVO ICL bisa disingkirkan oleh dokter bedah mata jika diperlukan.

Dalam situsnya, salah satu musisi kondang AS, Joe Jonas, menggunakan lensa EVO ICL. Selain itu, dari hasil uji klinis yang diterbitkan pada Mei 2022, hampir 88 persen pasien melaporkan penglihatan yang membaik setelah 6 bulan.

4. Olumiant oleh Eli Lilly and Incyte

Obat Olumiant, produksi Lilly dan Incyte. (olumiant.com)

Sebagai salah satu gangguan autoimunalopecia areata adalah kondisi saat sistem imun menyerang folikel rambut sehingga menyebabkan kerontokan hingga kebotakan. Tidak hanya rambut kepala, bulu hidung dan bulu mata juga bisa terdampak sehingga bisa mengganggu kehidupan pasien.

Pada Juni 2022, FDA mengedarkan izin untuk Olumiant sebagai obat pertama untuk alopecia parah, termasuk alopecia areata. Obat ini adalah inhibitor janus kinase (JAK), memblokir enzim inflamasi dan bisa menumbuhkan rambut hingga 80 persen dalam 36 minggu. Obat ini juga menerima izin FDA pada 2018 untuk artritis reumatoid.

5. AIR Recon DL oleh GE Healthcare

Hasil pindaian konvensional (kiri) dibanding hasil pemindaian AIR Recon DL (kanan). (gehealthcare.com)

Untuk kondisi medis tertentu, pemeriksaan dengan pencitraan resonansi magnetik (MRI) diharuskan. Namun, pemindaian ini bagi beberapa orang tidak nyaman dan bisa memicu ketakutan jika memiliki klaustrofobia.

Perusahaan AS, GE Healthcare, menawarkan solusi pemindaian yang lebih nyaman dengan AIR Recon DL. Faktanya, GE Healthcare mendapatkan izin dari FDA untuk AIR Recond DL menjelang akhir September 2022.

AIR Recon DL berbasis deep learning untuk menghasilkan pindaian yang lebih jelas dan menyaring noise jika pasien bergerak saat dipindai atau kesalahan pemrosesan. AIR Recond DL merapikan data gelombang radio dari MRI dan mengubah potongan data yang paling akurat menjadi gambar 3D.

Dengan MRI konvensional, gambar yang telah direkonstruksi AI harus digabung lagi. Akan tetapi, dengan AIR Recon DL menjadikannya lebih mudah. Hasilnya, AIR Recon DL lebih cepat 50 persen dibanding sistem konvensional sehingga rumah sakit bisa melayani lebih banyak pasien dan menghasilkan diagnosis yang lebih akurat.

6. Vaksin bivalent COVID-19 oleh Moderna dan Pfizer-BioNTech

ilustrasi vaksin COVID-19 produksi Moderna dan Pfizer-BioNTech (fox59.com)

Salah satu teknologi vaksin yang muncul saat pandemi COVID-19 adalah messenger ribonucleic acid (mRNA). Platform inilah yang digunakan oleh Moderna dan Pfizer-BioNTech untuk memerangi COVID-19. Akan tetapi, dengan adanya Omicron, Moderna dan Pfizer-BioNTech harus mencari cara.

Pada Agustus 2022, FDA kembali mengedarkan izin untuk booster COVID-19 bivalent pertama dari Moderna dan Pfizer-BioNTech. Vaksin ini menyasar SARS-CoV-2 orisinal dan subvarian Omicron (BA.4/BA.5). Dari hasil penelitian, vaksin bivalent Pfizer-BioNTech meningkatkan antibodi melawan Omicron hingga 11 kali, sementara Moderna 15 kali.

Kabar baiknya, vaksin bivalent ini ternyata bukan hanya untuk dewasa. Pada awal Desember 2022, FDA merilis lagi izin untuk booster vaksin bivalent COVID-19 Pfizer-BioNTech dan Moderna agar bisa diberikan ke anak-anak hingga usia 6 bulan.

7. Transplantasi tali pusat untuk HIV oleh Weill Cornell Medicine

ilustrasi HIV (newsroom.uw.edu)

Pada 2017, seorang pasien HIV/AIDS yang mengalami leukemia menerima transplantasi sel punca darah dengan gen CCR5Δ32 yang resistan terhadap HIV. HIV umumnya menggunakan CCR5 untuk menginfeksi sel manusia, tetapi CCR5Δ32 memblokir akses HIV.

Pasien HIV/AIDS ini ternyata bebas HIV selama 14 bulan meski tidak meminum obat ARV dan sudah lebih dari 4 tahun dinyatakan bebas leukemia. Pada Februari 2022, para dokter dari Weill Cornell Medicine yang menangani pasien tersebut membuktikan keberhasilan prosedur tersebut.

Sampel darah ini diambil dari sel darah tali pusat bayi kerabat sang pasien. Karena sampel tersebut masih dalam proses maturasi, prosedur transplantasi jadi lebih mudah. Jika pada awalnya terapi HIV/AIDS mengandalkan donasi sumsum tulang dengan gen eksklusif Eropa Utara, perawatan ini lebih mudah diakses dan andal dalam jangka panjang.

8. eCoin oleh Valencia Technologies

eCoin produksi Valencia Technologies untuk merawat pasien inkontinensia urine (Dok. Valencia Technologies)

Inkontinensia urine bisa mengganggu keseharian. Sementara berbagai solusi sudah berkembang, tetapi solusi ini masih belum praktis dan tak nyaman. Oleh karena itu, Valencia Technologies menawarkan solusi terbaru dengan eCoin dan telah menerima izin FDA pada Maret 2022.

Inkontinensia terjadi saat otot dalam dan sekitar kantung kemih terkontraksi terlalu sering atau berlebihan. Seperti namanya, elektroda sekecil koin ini ditanamkan di atas mata kaki dan mengirimkan tegangan (yang bisa disesuaikan) melalui saraf tibia untuk menyasar pinggul dan membuat dinding kantung kemih relaks.

9. Rahang titanium oleh Netherlands Cancer Institute dan Mobius 3D Technology (M3DT)

rahang titanium produksi M3DT dan Netherlands Cancer Institute (iflscience.com)

Dilansir IFLScience pada Agustus 2022, Netherlands Cancer Institute dan Dutch Mobius 3D Technology (M3DT) berhasil mengembangkan rahang sintetik berbahan titanium. Setelah 4 tahun mencoba, para peneliti Belanda akhirnya sukses memasangkannya ke pasien kanker kepala dan leher yang harus kehilangan rahang bawahnya.

Tiap tahunnya, kanker kepala dan leher memengaruhi hingga 600.000 orang. Tak jarang pasien harus merelakan rahang bawahnya, dan hal ini mengakibatkan mereka tak mampu bicara, mengunyah, atau merasa percaya diri.

Dengan teknologi terbaru, rahang titanium ini didesain dari pindaian MRI 3D dan CT pasien sehingga rahang tersebut pas dengan pasien. Berbeda dengan prosedur konvensional dengan tulang, rahang titanium ini lebih kuat, dan teknologi pengikat terbaru menjamin rahang terpasang kokoh.

10. Enhertu oleh AstraZeneca dan Daiichi Sankyo

Enhertu, obat kanker payudara HER2-low buatan AstraZeneca dan Daiichi Sankyo. (clinicaltrialsarena.com)

Pada Agustus 2022, FDA mengeluarkan izin untuk fam-trastuzumab deruxtecan-nxki atau Enhertu, obat yang ditujukan untuk pasien kanker payudara HER2-low. Sebelumnya, obat produksi AstraZeneca dan Daiichi Sankyo ini juga telah diizinkan di Uni Eropa sejak Januari 2021.

Perizinan FDA berasal dari hasil uji klinis DESTINY-Breast04 yang melibatkan 557 pasien kanker payudara HER2-low yang sudah metastasis dengan usia rata-rata 57 tahun. Dibanding mereka yang menjalani kemoterapi, pasien kanker payudara yang menerima Enhertu hidup 6 bulan lebih lama.

AstraZeneca dan Daiichi Sankyo tak ingin berhenti sampai situ. Enhertu ingin juga diujikan ke jenis kanker lain, terutama kanker kolorektal. Selain itu, apakah obat ini bisa lebih ampuh untuk kanker payudara jika diberikan lebih dini? Ini juga akan dicari tahu.

11. Vaksin Corbevax oleh Texas Children's Hospital Center for Vaccine Development

vaksin COVID-19 Corbevax (pharmaceutical-technology.com)

Sementara negara maju sudah diperkuat dengan vaksin COVID-19, tak sedikit masyarakat negara berpenghasilan rendah yang masih tertinggal. Oleh karena itu, para peneliti Texas Children’s Hospital Center for Vaccine Development di bawah Baylor College of Medicine (BCM) mengembangkan Corbevax.

Berbeda dengan teknologi vaksin yang rumit untuk negara berpenghasilan rendah, vaksin protein subunit dua dosis ini diproduksi dengan teknik yang aman, efektif, dan murah. Tak dikekang paten, teknologi Corbevax bisa digunakan negara-negara berpenghasilan rendah untuk memproduksi vaksin COVID-19.

Hampir digunakan saat wabah SARS pada 2003 lalu, vaksin ini kemudian diperbarui dengan SARS-CoV-2 dan menjadi Corbevax. Corbevax diklaim mengantarkan protein spike SARS-CoV-2 secara langsung. Selain itu, vaksin ini bisa disimpan di kulkas biasa sehingga lebih mudah disimpan dan didistribusikan.

Kabar baiknya, vaksin ini sudah tersedia di beberapa negara. Selain India dan Botswana, Indonesia sendiri mengembangkan IndoVac dengan platform serupa produksi PT Bio Farma bersama BCM.

Itulah beberapa inovasi di bidang kesehatan yang patut diapresiasi dunia pada 2022. Membuka 2023, apa saja inovasi bidang medis yang akan tercetak dalam sejarah? Semoga umat manusia makin berdaya dalam melawan penyakit!

Editorial Team