Meningkatkan asupan sayur dan buah dapat membantu penanganan IBS. (pexels.com/Maarten van den Heuvel)
Tidak ada terapi khusus yang bekerja untuk semua orang, tetapi kebanyakan orang dengan IBS dapat menemukan pengobatan yang cocok untuk mereka. Dokter akan menyesuaikan pengobatan berdasarkan kebutuhan dan kondisi pasien.
Pilihan pengobatan yang umum termasuk perubahan pola makan dan gaya hidup. Seorang ahli diet dapat membantu merancang pola makan yang sesuai.
Perubahan pola makan:
- Meningkatkan asupan serat dengan makan lebih banyak buah, sayuran, biji-bijian, dan kacang-kacangan.
- Tambahkan serat tambahan ke dalam pola makan, bisa dengan suplemen.
- Minum banyak air, setidaknya delapan gelas per hari.
- Hindari kafein.
- Batasi keju dan susu. Intoleransi laktosa lebih sering terjadi pada orang dengan IBS. Pastikan untuk mendapatkan kalsium dari sumber lain, seperti brokoli, bayam, salmon atau suplemen.
- Cobalah diet rendah FODMAP yang dapat membantu memperbaiki gejala.
Perubahan aktivitas:
- Rutin olahraga.
- Tidak merokok.
- Pelajari dan praktikkan teknik relaksasi.
- Makan porsi kecil tapi lebih sering.
- Catat makanan yang dimakan, sehingga pasien bisa tahu makanan apa yang memicu gejala IBS. Pemicu umum adalah paprika merah, bawang hijau, anggur merah, gandum dan susu sapi.
Intervensi medis:
- Dokter mungkin meresepkan obat antidepresan jika pasien mengalami depresi dan kecemasan bersama dengan sakit perut yang signifikan.
- Obat-obatan lain dapat membantu dengan diare, sembelit, atau sakit perut.
- Probiotik mungkin bisa menjadi pilihan untuk membantu memperbaiki gejala.
Bicaralah dengan dokter jika gejala tidak membaik. Mungkin akan diperlukan lebih banyak tes untuk melihat apakah ada kondisi yang mendasari menyebabkan gejala.
Dalam beberapa kasus, gejala tidak merespons perawatan medis. Dokter mungkin akan merujuk pasien untuk terapi kesehatan mental. Beberapa pasien merasa lega melalui dengan terapi perilaku kognitif, hipnoterapi, dan terapi biofeedback.
Nah, itulah ulasan seputar irritable bowel syndrome. Jangan anggap remeh gejala-gejalanya, ya. Karena, makin lama diabaikan, ini malah bisa memperparah kondisinya.