'Jaga Mulut' Jadi Rahasia Kontrol Diabetes, Apa Maksudnya?

- Diabetes melitus tak bisa disembuhkan, tetapi bisa dikendalikan dengan pengelolaan yang tepat.
- Pengendalian kadar gula darah menjadi kunci utama untuk mencegah komplikasi serius pada jantung, ginjal, saraf, dan mata.
- Pola makan sehat, olahraga rutin, dan deteksi dini melalui tes gula darah menjadi kunci dalam mengelola diabetes.
Diabetes masih menjadi salah satu penyakit kronis yang sering kali luput dari perhatian hingga menimbulkan komplikasi serius.
Dalam media gathering bersama Eka Hospital, hadir Prof. Dr. dr. Sidartawan Soegondo, Sp.PD-KEMD, FINASIM, FACE spesialis penyakit dalam konsultan metabolik endokrin dan diabetes dari Eka Hospital BSD, memberikan pemaparan seputar pentingnya upaya untuk meningkatkan pemahaman masyarakat terhadap diabetes.
1. Diabetes tidak bisa disembuhkan, tetapi bisa dikendalikan

Dalam pemaparannya, Prof. Sidartawan menegaskan bahwa diabetes melitus merupakan penyakit kronis yang tak bisa disembuhkan. Akan tetapi, penyakit ini bisa dikendalikan dengan pengelolaan yang tepat.
"Diabetes merupakan kondisi yang tidak dapat disembuhkan. Target tata laksana diabetes yang diinginkan adalah kondisi terkontrol dan dengan target yang sifatnya individual," ungkapnya pada Kamis (17/4/2025) di Jakarta.
Diabetes termasuk dalam kelompok penyakit yang berlangsung jangka panjang, bahkan seumur hidup. Kondisi ini membutuhkan perawatan medis serta perubahan gaya hidup secara konsisten.
Pengendalian kadar gula darah menjadi kunci utama untuk mencegah berbagai komplikasi serius yang bisa menyerang hampir seluruh organ tubuh. Ini termasuk jantung, ginjal, saraf, hingga mata.
Dengan menjaga pola makan, rutin berolahraga, serta melakukan pengobatan yang sesuai, pasien diabetes bisa menjalani hidup sehat dan berkualitas.
2. 'Jaga mulut' jadi kunci pengendalian diabetes

Salah satu kunci utama dalam mengontrol diabetes adalah dengan disiplin “menjaga mulut.” Istilah ini merujuk pada kebiasaan penting bagi pasien diabetes untuk selalu mengontrol asupan makanan.
"Ketika pasien sudah bisa menjaga mulut dalam mengonsumsi makanan, maka risiko yang ditimbulkan dari sakit diabetes bisa diatasi. Sebab, penyakit ini tak bisa disembuhkan," jelas Prof. Sidartawan.
Pola makan yang tidak teratur atau mengonsumsi makanan tinggi gula tanpa pengawasan bisa menyebabkan lonjakan kadar gula darah. Pada akhirnya, ini akan memperbesar risiko komplikasi.
Dengan menerapkan pola makan sehat, seimbang, dan sesuai anjuran medis, penderita diabetes bisa menstabilkan kadar glukosa dalam darah.
"Dengan disiplin yang baik, pasien mungkin saja bisa menjaga kadar gula darah tetap normal hanya dengan menjaga pola makan dan olahraga, tanpa obat," tambahnya.
3. Deteksi dini penting untuk cegah komplikasi

Prof. Sidartawan juga menekankan pentingnya deteksi dini dalam pengelolaan diabetes. Pasalnya, penyakit ini sering kali tidak menunjukkan gejala pada tahap awal, sehingga banyak orang baru menyadari setelah komplikasi mulai muncul.
Melalui pemeriksaan rutin seperti tes gula darah puasa, HbA1C, dan tes gula darah rutin, kamu bisa mengetahui kondisi metabolisme glukosa dalam tubuh.
"Deteksi dini ini sangat penting, terutama bagi mereka yang memiliki faktor risiko seperti kelebihan berat badan, riwayat keluarga diabetes, atau pola hidup tidak sehat," jelasnya.
Dengan mengetahui kondisi lebih awal, orang dengan diabetes bisa segera melakukan perubahan gaya hidup dan mendapat penanganan medis yang tepat. Dengan begitu, risiko komplikasi bisa ditekan dan kualitas hidup tetap terjaga.
Penjelasan Prof. Sidartawan mengingatkan kita bahwa diabetes bukan akhir dari segalanya, asalkan dikelola dengan disiplin dan kesadaran sejak dini. Pengendalian pola makan, pemeriksaan rutin, dan perubahan gaya hidup menjadi kunci utama dalam mencegah komplikasi jangka panjang.