Tujuan pengobatan PPCM adalah untuk meningkatkan fungsi jantung dan mencegah pengumpulan cairan ekstra di paru-paru atau bagian lain tubuh.
Dengan terapi medis, banyak perempuan dengan PPCM memulihkan fungsi jantung normal dalam 3 sampai 6 bulan pertama pengobatan.
Sejumlah kecil pasien PPCM akan mengalami gagal jantung parah yang memerlukan pompa jantung mekanis atau transplantasi jantung.
Dokter dapat meresepkan beberapa kelas obat untuk mengatasi gejala dan membantu pemulihan fungsi jantung.
Obat-obatan berikut biasanya digunakan untuk mengobati gagal jantung. Namun, dokter akan berhati-hati dalam menggunakan obat-obatan tersebut karena beberapa obat berbahaya jika Anda sedang hamil atau menyusui.
- Angiotensin converting enzyme (ACE) inhibitor/angiotensin receptor blocker (ARB): Menurunkan tekanan darah dan membantu jantung bekerja lebih efisien.
- Angiotensin receptor/neprilysin inhibitor (ARNI): Menurunkan tekanan darah dan memudahkan jantung memompa darah.
- Beta blocker: Menyebabkan jantung berdetak lebih lambat sehingga memiliki waktu pemulihan.
- Diuretik: Mengurangi retensi cairan.
- Digitalis: Memperkuat kemampuan pemompaan jantung, tetapi karena batas keamanan yang sempit dan kebutuhan untuk memantau kadarnya, maka alat ini tidak sering digunakan.
- Antikoagulan: Membantu mengencerkan darah. Pasien dengan PPCM mempunyai peningkatan risiko penggumpalan darah, terutama jika fraksi ejeksinya sangat rendah.
- Terapi inotropik: Digunakan dalam perawatan intensif dan gagal jantung lanjut untuk membantu jantung berdetak lebih kuat.
- Bromokriptin: Memblokir pelepasan prolaktin, hormon yang mendorong laktasi. Bromokriptin dapat membantu pemulihan jantung, tetapi rekomendasi penggunaannya tidak spesifik. Penelitian tambahan diperlukan untuk memahami apakah bromokriptin harus diresepkan untuk pasien dengan PPCM parah.
Dokter mungkin merekomendasikan diet rendah garam, pembatasan cairan, dan pengukuran berat badan harian. Kenaikan berat badan sebesar 3 pon (1,3 kg) atau lebih dalam 1 atau 2 hari mungkin menandakan penumpukan cairan.
Perempuan yang merokok dan minum alkohol akan disarankan untuk berhenti, karena kebiasaan tersebut memperburuk kondisinya.
Untuk mencegah PPCM, perempuan disarankan untuk menurunkan risiko tekanan darah tinggi dengan tidak merokok, makan makanan sehat dan seimbang, hindari alkohol, dan bergerak setiap hari untuk berolahraga dan untuk mendukung kesehatan jantung.
Beberapa faktor risiko PPCM tidak dapat diubah, seperti genetik. Perempuan yang mengidap PPCM berisiko tinggi mengalami kondisi yang sama pada kehamilan berikutnya, jika fungsi jantungnya belum pulih sepenuhnya. Bicarakan dengan dokter untuk mempertimbangkan kontrasepsi jika ingin menghindari kehamilan yang tidak direncanakan.
Referensi
American Heart Association. Diakses pada Agustus 2024. Peripartum Cardiomyopathy.
University of Michigan | Frankel Cardiovascular Center. Diakses pada Agustus 2024. Peripartum Cardiomyopathy (PPCM)
Cardiomyopathy UK. Diakses pada Agustus 2024. Peripartum cardiomyopathy.
Johns Hopkins Medicine. Diakses pada Agustus 2024. Peripartum Cardiomyopathy.
Penn Medicine. Diakses pada Agustus 2024. Peripartum Cardiomyopathy.