ilustrasi pemeriksaan kehamilan (unsplash.com/CDC)
Kebanyakan dokter gigi tidak melakukan prosedur cabut gigi selama kehamilan kecuali dalam kondisi darurat. Saran populer adalah bahwa trimester kedua adalah waktu terbaik untuk prosedur gigi non darurat.
Trimester pertama selalu sedikit meragukan dalam hal keamanan karena ada begitu banyak perkembangan janin yang terjadi pada masa itu, dan pada trimester ketiga ibu hamil akan lebih merasakan ketidaknyamanan saat berbaring telentang. Berikut ini penjelasannya.
1. Trimester pertama
Karena trimester pertama adalah waktu yang penting untuk perkembangan bayi, umumnya tidak ada prosedur gigi yang dilakukan selama waktu ini.
Jika ibu hamil memiliki kondisi gigi yang serius, tindakan terbaik adalah mengambil pengobatan rumahan dan menghindari obat-obatan.
2. Trimester kedua
Trimester kedua dianggap sebagai waktupaling aman untuk cabut gigi karena sebagian besar organ bayi telah berkembang pada masa ini. Namun, kamu mungkin akan direkomendasikan untuk menunda prosedur lanjutan.
Jika ibu hamil mengalami sinkop (kehilangan kesadaran sementara atau sebagian) atau pusing, dokter gigi akan membaringkan ibu hamil ke sebelah kiri untuk mengurangi tekanan.
Ibu hamil mungkin mengalami sindrom hipotensi supine atau gangguan hipotensi telentang ketika ibu hamil duduk dalam posisi berbaring, karena tekanan yang diberikan oleh janin pada vena besar yang disebut vena cava interior. Dalam kasus ini, dokter gigi akan mengangkat pinggul sekitar 10 hingga 12 sentimeter (cm) di atas kursi.
3. Trimester ketiga
Karena ibu hamil mungkin merasa kesulitan untuk duduk dalam posisi diam untuk waktu yang lama, prosedur gigi tidak dianjurkan. Stres karena sakit juga bisa menyebabkan kelahiran prematur.
Apabila ibu hamil mengalami rasa sakit yang hebat yang membuat pencabutan gigi tidak terhindarkan, bulan pertama trimester ketiga biasanya dianggap aman. Jika tidak, dokter gigi akan merekomendasikan untuk menunggu sampai setelah melahirkan.