Ada saatnya tubuh butuh istirahat tambahan, misalnya setelah begadang, sakit, atau menjalani hari yang sangat melelahkan. Namun, ketika tidur berlangsung terlalu lama, misalnya sampai belasan jam, kondisi ini bisa menjadi sinyal adanya masalah yang lebih serius. Salah satunya adalah ada kaitannya dengan depresi.
Gangguan tidur memang menjadi salah satu gejala depresi. Kebanyakan orang dengan depresi mengalami insomnia, yaitu kesulitan tidur atau sering terbangun pada malam hari. Akan tetapi, pada sebagian orang, depresi justru memicu hipersomnia, yaitu kebutuhan tidur yang berlebihan hingga berjam-jam lebih lama dari biasanya.
Fenomena ini sering kali membingungkan, karena terlihat seperti tubuh hanya “butuh istirahat lebih banyak”. Padahal, di balik itu ada perubahan pada sistem otak yang mengatur suasana hati, energi, dan siklus tidur-bangun. Gangguan tidur, baik terlalu sedikit maupun terlalu banyak, merupakan salah satu indikator penting yang perlu diperhatikan dalam diagnosis depresi.