Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Studi: Diet Keto Mengurangi Gejala Depresi hingga 70 Persen

ilustrasi diet keto (unsplash.com/Total Shape)
ilustrasi diet keto (unsplash.com/Total Shape)
Intinya sih...
  • Studi dari Ohio State University menemukan bahwa diet keto dapat meredakan gejala depresi mayor hingga 70 persen pada anak muda.
  • Ketosis memengaruhi otak dengan meningkatkan efisiensi mitokondria, menurunkan peradangan, dan stabilkan gula darah, serta mendukung siklus GABA. Semua faktor ini berkaitan erat dengan regulasi suasana hati.
  • Diet keto bukan pengganti obat atau terapi profesional, tetapi harus dipandang sebagai pendukung. Perawatan depresi bisa melibatkan obat antidepresan, konseling, terapi psikologis, atau kombinasi di antaranya.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Sebuah penelitian dari Ohio State University (OSU), Amerika Serikat, membuka babak baru dalam memahami hubungan antara pola makan dan kesehatan mental. Studi ini menemukan bahwa diet ketogenik (diet keto) dapat membantu meredakan gejala gangguan depresi mayor, terutama pada kalangan anak muda.

Penelitian perintis ini melibatkan 16 mahasiswa yang sudah menjalani pengobatan dengan obat, konseling, atau kombinasi keduanya. Selama 10–12 minggu, mereka mengikuti pola makan keto. Hasilnya, skor depresi turun hingga 70 persen! Bukan hanya itu, para peserta juga merasakan peningkatan dalam kesejahteraan secara keseluruhan, fungsi kognitif, bahkan sedikit penurunan berat badan.

Temuan ini, yang dipublikasikan pada 10 September dalam jurnal Translational Psychiatry, menunjukkan bahwa nutritional ketosis, yaitu kondisi ketika tubuh menggunakan keton sebagai sumber energi utama, bisa menjadi terapi pendamping untuk depresi. Namun, para peneliti menekankan perlunya studi klinis berskala lebih besar untuk memastikan manfaat ini.

Menariknya, penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa terapi standar berupa obat atau konseling biasanya hanya mampu menurunkan gejala depresi sekitar 50 persen dalam periode yang sama. Itu sebabnya, capaian 70 persen dalam studi ini dianggap luar biasa.

Pengaruh ketosis terhadap otak

Efek diet keto pada penyakit neurologis seperti epilepsi sudah banyak diteliti. Kini, perhatian ilmuwan mulai beralih pada manfaat diet keto bagi kesehatan otak dan suasana hati.

Dalam kondisi ketosis, otak beralih dari glukosa ke keton sebagai sumber energi utama. Menurut para ahli, keton bukan sekadar bahan bakar, tetapi juga molekul pensinyal yang dapat memengaruhi kimia otak. Mekanisme ini dapat meningkatkan efisiensi mitokondria, menurunkan peradangan, menstabilkan gula darah, dan bahkan mendukung siklus GABA, neurotransmiter yang berperan dalam menenangkan sistem saraf. Semua faktor ini berkaitan erat dengan regulasi suasana hati.

Dalam studi OSU ini, peserta tidak hanya mengalami penurunan skor depresi, tetapi juga peningkatan fungsi kognitif, tanda bahwa kesehatan otak secara keseluruhan ikut membaik.

Bukti awal juga menunjukkan bahwa keto diet mungkin bermanfaat untuk kondisi mental lain. Studi-studi kecil mulai meneliti efeknya pada skizofrenia, ADHD, bipolar, penyakit Parkinson, hingga penyakit Alzheimer.

Bahkan, sebuah studi pada 2024 yang melibatkan tiga orang dewasa menemukan bahwa depresi mayor dan gangguan kecemasan umum bisa mencapai remisi penuh dalam 7–12 minggu dengan ketosis nutrisi terapeutik. Namun, sama seperti studi OSU, temuan ini perlu dikonfirmasi lewat penelitian lebih besar.

Diet keto tetap tidak dapat menggantikan terapi

ilustrasi konseling dengan psikiater (freepik.com/freepik)
ilustrasi konseling dengan psikiater (freepik.com/freepik)

Meskipun temuan studinya menjanjikan, tetapi para ahli menegaskan bahwa diet keto bukanlah pengganti obat atau terapi profesional. Masih terlalu dini untuk menjadikan temuan studi ini sebagai rekomedasi utama.

Dalam praktiknya, banyak pasien dengan gangguan mental ingin mencari opsi perawatan, dan diet dapat menjadi salah satu cara. Namun, penting dicatat bahwa dalam studi OSU, para mahasiswa tetap melanjutkan obat dan konseling mereka. Inilah model aman yang sebaiknya ditiru.

Intervensi diet seperti diet keto harus dipandang sebagai pendukung, bukan pengganti. Selain itu, diet ini memiliki risiko, seperti bisa membuat seseorang terisolasi secara sosial, sulit dipertahankan, atau memicu kembali pola makan tidak sehat pada individu dengan riwayat gangguan makan.

Jika kamu hidup dengan depresi, ingatlah bahwa kamu tidak sendirian. Bekerja samalah dengan profesional kesehatan jiwa. Perawatan bisa melibatkan obat antidepresan, konseling, terapi psikologis, atau kombinasi di antaranya. Bicarakan dengan ahlinya jika berencana ingin mencoba diet keto atau diet apa pun. Yang pasti, rekomendasi umumnya adalah pola makan seimbang, mengutamakan makanan utuh.

Selain diet, jangan lupakan kekuatan tidur cukup, olahraga teratur, terapi, dukungan sosial, mengurangi atau menjahu alkohol, dan tidak menggunakan obat-obatan terlarang. Perubahan sederhana yang konsisten, seperti pola tidur yang lebih baik atau rutinitas harian yang stabil, bisa sama kuatnya dengan intervensi besar dalam menjaga kestabilan suasana hati.

Referensi

Ya-Nan Qiao et al., “Ketogenic Diet-produced Β-hydroxybutyric Acid Accumulates Brain GABA and Increases GABA/Glutamate Ratio to Inhibit Epilepsy,” Cell Discovery 10, no. 1 (February 13, 2024), https://doi.org/10.1038/s41421-023-00636-x.

Valerie L Forman-Hoffman et al., “Significant Reduction in Depressive Symptoms Among Patients With Moderately-severe to Severe Depressive Symptoms After Participation in a Therapist-supported, Evidence-based Mobile Health Program Delivered via a Smartphone App,” Internet Interventions 25 (June 17, 2021): 100408, https://doi.org/10.1016/j.invent.2021.100408.

Drew D Decker et al., “A Pilot Study Examining a Ketogenic Diet as an Adjunct Therapy in College Students With Major Depressive Disorder,” Translational Psychiatry 15, no. 1 (September 10, 2025), https://doi.org/10.1038/s41398-025-03544-8.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Nuruliar F
EditorNuruliar F
Follow Us

Latest in Health

See More

Studi: Diet Keto Mengurangi Gejala Depresi hingga 70 Persen

14 Sep 2025, 05:22 WIBHealth