Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Ilustrasi melamun. (pixabay.com/Jerzy Gorecki)

Sebagai manusia, kita sering bermimpi dan berimajinasi. Imajinasi sering muncul saat kita sedang melamun. Melamun dan mengkhayalkan sesuatu memang bisa menyenangkan. Namun, kalau terlampau sering dan terlarut dalam lamunan hingga berjam-jam, itu dikenal sebagai maladaptive daydreaming.

Maladaptive daydreaming bisa merugikan diri. Keadaan ini bisa bikin seseorang "ketagihan" dan rela menghabiskan waktu berjam-jam untuk menikmati khayalannya yang tak nyata itu. Kondisi apa ini dan kenapa bisa merugikan? Berikut ini penjelasannya.

1. Sering melamun berjam-jam

Maladaptive daydreaming sering dilakukan untuk melarikan diri dari kenyataan. pixabay.com/DanaTentis

Melansir Healthline, maladaptive daydreaming adalah kondisi ketika seseorang melamun secara intens, yang bisa mengalihkan perhatiannya dari kenyataan. Fenomena tersebut pertama kali diidentifikasi oleh Profesor Eli Somer dan dituangkan dalam sebuah laporan berjudul "Maladaptive Daydreaming: A Qualitative Inquiry" dalam Journal of Contemporary Psychotherapy tahun 2002.

Mengutip laman Medical News Today, Prof. Eli meyakini bahwa maladaptive daydreaming dapat berkembang sebagai akibat dari pelecehan atau trauma masa lalu, yang mana ini dilakukan untuk melarikan diri dari kenyataan.

Kondisi ini membuat penderitanya melamun selama berjam-jam. Sering kali, peristiwa dalam kehidupan nyata memicu penderitanya untuk melamun, seperti topik pembicaraan, rangsangan sensorik, dan pengalaman fisik.

2. Bisa mengganggu aktivitas sehari-hari

Editorial Team

Tonton lebih seru di