Maladaptive daydreaming bisa mengganggu produktivitas. pexels.com/La Miko
Penderita maladaptive daydreaming bisa menghabiskan banyak waktu untuk melamun dan tenggelam dalam khayalan mereka. Bahkan, mereka bisa tertawa sendiri, menangis, menjadi emosional, atau berekspresi sesuai cerita lamunannya. Namun, mereka akan malu jika sampai terlihat orang lain.
Tentunya hal tersebut bisa mengganggu aktivitas dan produktivitas sehari-hari, karena perhatian mereka teralihkan oleh fantasinya itu. Sebagai contoh, seseorang bisa kesulitan menyelesaikan tugas, menjadi tidak produktif, sulit tidur, sulit bersosialisasi, dan bisa sampai menarik diri dari lingkungan sosial.
Sebuah laporan dalam Journal of Behaviour Addictions tahun 2018 menyebut bahwa fantasi tampaknya bisa menjadi disfungsi pada kasus maladaptive daydreaming. Pasalnya, khayalannya itu merupakan bentuk pelarian, bisa mengganggu kegiatan di sekolah, pekerjaan, dan kehidupan sosial.
Maladaptive daydreaming akhirnya berkembang sebagai cara untuk mengatasi kesulitan, tetapi mengakibatkan fantasi yang tidak terkendali, penarikan sosial, dan mengabaikan berbagai aspek kehidupan sehari-hari.