Ilustrasi macet (freepik.com/rawpixel)
Studi epidemiologis menunjukkan, kebisingan lalu lintas—seperti kebisingan jalan raya, kereta api, atau pesawat terbang—meningkatkan risiko morbiditas dan mortalitas kardiovaskular, dengan bukti berkualitas tinggi yang menunjukkan perkembangan penyakit kardiometabolik seperti penyakit jantung iskemik, gagal jantung, stroke, dan diabetes.
Suara keras lalu lintas pada malam hari, khususnya, menyebabkan seringnya gangguan dan berkurangnya waktu tidur, peningkatan kadar hormon stres, dan peningkatan stres oksidatif pada sistem pembuluh darah dan otak, sehingga meningkatkan pembentukan radikal bebas.
Faktor-faktor tersebut dapat memicu gangguan pembuluh darah, peradangan, dan tekanan darah tinggi, sehingga meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular.
Dalam tinjauan ilmiah ini, tim peneliti dari Denmark, Amerika Serikat, Swiss, dan Jerman berfokus pada dampak tidak langsung, non pendengaran, dan kesehatan kardiovaskular dari kebisingan transportasi.
Mereka memberi gambaran terkini mengenai penelitian epidemiologi mengenai dampak kebisingan transportasi terhadap faktor risiko dan penyakit kardiovaskular, mendiskusikan temuan mekanistik dari studi klinis dan eksperimental terbaru, dan mengusulkan penanda risiko baru untuk untuk memberikan perhatian pada efek kardiovaskular akibat kebisingan pada populasi umum.
Temuan para peneliti, untuk setiap peningkatan 10 desibel kebisingan yang berasal dari lalu lintas jalan raya, risiko terkena penyakit kardiovaskular—termasuk serangan jantung, stroke, dan diabetes—meningkat sebesar 3,2 persen.
Tim peneliti juga menjelaskan secara rinci kemungkinan dampak kebisingan terhadap perubahan jaringan gen, jalur epigenetik, ritme sirkadian, sinyal sepanjang sumbu neuron-kardiovaskular, stres oksidatif, peradangan, dan metabolisme.
Selain itu, strategi perlindungan kebisingan saat ini dan masa depan dijelaskan dan bukti yang tersedia mengenai kebisingan sebagai faktor risiko kardiovaskular juga dibahas.
Para peneliti juga menyarankan strategi bagi pemerintah daerah untuk mengurangi kebisingan dari lalu lintas jalan raya, kereta api, dan udara.
Mendirikan penghalang kebisingan di sepanjang jalan yang sibuk di daerah padat penduduk dapat secara signifikan mengurangi tingkat kebisingan hingga 10 desibel.
Membangun jalan menggunakan aspal pengurang kebisingan telah terbukti mengurangi tingkat kebisingan sebesar 3-6 desibel, kata para peneliti.
Strategi lain yang disarankan termasuk membatasi kecepatan mengemudi, dan mengembangkan serta mempromosikan penggunaan ban dengan kebisingan rendah.
Pada tingkat individu, para peneliti merekomendasikan penggunaan sepeda, ride-sharing, dan angkutan umum untuk mengurangi kebisingan lalu lintas jalan perkotaan.
Untuk mengurangi kebisingan pesawat, strategi seperti mengoptimalkan dan merencanakan rute udara menggunakan GPS untuk mengarahkan pesawat menjauh dari daerah padat penduduk dapat diterapkan. Menerapkan larangan lepas landas dan mendarat pada malam hari dapat mengurangi kebisingan lalu lintas udara secara signifikan, saran para peneliti.
“Dengan meningkatnya proporsi populasi yang terpapar kebisingan lalu lintas yang berbahaya bahkan setelah pandemi COVID berakhir, upaya pengendalian kebisingan dan undang-undang pengurangan kebisingan menjadi sangat penting bagi kesehatan masyarakat di masa depan,” kata Thomas Münzel, Profesor Senior University Medical Center Mainz, dalam sebuah rilis.
“Penting juga bagi kita bahwa kebisingan lalu lintas akhirnya diakui sebagai faktor risiko penyakit kardiovaskular karena adanya bukti yang kuat.
Referensi
Münzel, T., Münzel, T., Molitor, M., Molitor, M., Kuntic, M., Hahad, O., Hahad, O., Röösli, M., Engelmann, N., Basner, M., Daiber, A., Daiber, A., Mette Sørensen, & Mette Sørensen. (2024). Transportation Noise Pollution and Cardiovascular Health. Circulation Research, 134(9), 1113–1135. https://doi.org/10.1161/circresaha.123.323584
EurekAlert! Diakses pada Mei 2024. Traffic noise, a novel risk factor for cardiovascular diseases.
Badan Kesehatan Dunia. Diakses pada Mei 2024. Cardiovascular diseases.
University of Michigan Health. Diakses pada Mei 2024. Cerebrovascular Disease.