ilustrasi spiral atau intrauterine device atau IUD (abcnews.com)
Tercatat dalam jurnal Case Reports in Women's Health edisi Januari 2021, seorang perempuan di Inggris mengeluhkan darah pada urinenya. Saat diteliti lebih lanjut, para peneliti dari Department of Urology di Kings College Hospital menemukan alat kontrasepsi dalam rahim atau spiral (IUD) yang mengikis uterus hingga ke kandung kemih sang perempuan.
Latar belakangnya, perempuan anonim menerima IUD pada usia 37 tahun setelah melahirkan dua anak. Satu dekade kemudian, IUD tersebut mengikis uterus hingga masuk ke kandung kemih.
Hal tersebut yang menyebabkan berbagai gejala, salah satunya adalah urine berdarah. Para peneliti juga menemukan batu kandung kemih yang terbentuk di bagian IUD. Untungnya, batu tersebut dapat dipecahkan dan IUD dapat dikeluarkan dengan selamat.
Selain bagaimana IUD dapat menembus hingga kandung kemih, para peneliti heran dengan durasi pemasangan IUD hingga ke komplikasinya. Umumnya, komplikasi pasca pemasangan IUD terjadi dalam hitungan hari atau minggu, bukan dekade.