ilustrasi sereal (pexels.com/Binyamin Mellish)
“Rata-rata orang harus menghindari suplemen niasin karena kami memiliki alasan untuk percaya bahwa mengonsumsi terlalu banyak niasin berpotensi menyebabkan peningkatan risiko penyakit kardiovaskular,” penulis senior Stanley Hazen, MD, PhD, ketua ilmu kardiovaskular dan metabolisme di Cleveland Clinic’s Lerner Research Institute, mengatakan dalam sebuah pernyataan.
Para peneliti melakukan penelitian ini karena mereka mencurigai adanya risiko penyakit jantung yang tidak diketahui, karena kondisi ini tetap ada bahkan pada orang yang mengikuti semua pencegahan yang direkomendasikan seperti makan sehat, berolahraga, mengurangi minum alkohol, dan mengatur berat badan, tekanan darah, dan gula darah.
Untuk penelitian ini, para peneliti menganalisis darah beberapa ribu orang, pertama pada orang-orang yang stabil namun dalam pengawasan masalah jantungnya, dan kemudian pada populasi yang lebih luas.
Semua analisis menunjukkan adanya risiko lebih tinggi masalah jantung terkait dengan kelebihan niasin.
Temuan ini membantu mengungkap misteri medis yang menimbulkan kekhawatiran tentang penggunaan niasin untuk mengobati kolesterol tinggi.
Orang yang mengonsumsi suplemen terkadang memiliki risiko lebih tinggi terkena diabetes, pendarahan otak, masalah kulit, dan masalah usus. Pada akhirnya, suplemen ini dapat membantu menurunkan kolesterol, tetapi masalah pada jantung dan pembuluh darah terus berlanjut dengan cara yang membingungkan, yang oleh para ilmuwan disebut sebagai “paradoks niasin”.
"Efek niasin selalu menjadi paradoks. Meskipun niasin menurunkan kolesterol, tetapi manfaat klinisnya selalu kurang dari yang diharapkan berdasarkan tingkat penurunan LDL. Ini menimbulkan gagasan bahwa kelebihan niasin menyebabkan efek samping yang tidak jelas yang sebagian menetralkan manfaat penurunan LDL. Kami yakin temuan kami membantu menjelaskan paradoks ini," kata Hazen.
Niasin telah ditambahkan ke produk-produk seperti tepung dan sereal yang difortifikasi, ketika kekurangan niasin menyebabkan kondisi kesehatan yang disebut pellagra. Gejala pellagra meliputi masalah kulit, diare, dan demensia, dan bisa berakibat fatal.
Dengan adanya temuan ini, bukan berarti kamu harus menghentikan seluruh asupan niasin, tetapi lebih pada diskusi lebih lanjut apakah fortifikasi niasin pada makanan perlu diteruskan, kata para peneliti.
Sebagai informasi, niasin berperan penting dalam menjaga kesehatan kulit, sel sarah, dan sistem pencernaan, menurut Kementerian Kesehatan.
Niasin dapat mengatasi kekurangan vitamin B3 atau pellagra, membantu menurunkan kadar kolesterol, dan menurunkan tekanan darah tinggi.
Kamu bisa mendapatkan niasin dari beragam makanan seperti hati, daging, tuna, salmon, sereal utuh, polong-polongan, dan kacang-kacangan.
Untuk mencegah defisiensi niasin, orang dewasa membutuhkan 14 hingga 18 miligram niasin per hari.