Perwakilan Kemenkes RI, Dr. Dra. Lucia Rizka Andalusia, berbagi di sesi WOHC 2022. (IDN Times/Alfonsus Adi Putra)
Turut berbicara pada sesi Temasek Foundation, Dr. Lucia menjabarkan bagaimana Indonesia telah belajar banyak dari COVID-19. Mengulangi pesan yang diutarakannya, ia mengatakan bahwa kolaborasi skala regional dan internasional amat penting.
"Di awal pandemik pada 2020, kita hanya punya sekitar 800 data [sekuens]... Sekarang, kami memiliki sekitar 30 laboratorium sekuens dan sekitar 26.000 data. Ini amat penting," tutur Dr. Lucia.
Selain itu, menurutnya akses vaksin, terapi, dan diagnosis yang adil harus jadi prioritas. Sebagai negara berkembang, Indonesia merasakan sendiri keterbatasan akses tersebut.
"Untuk pandemik berikutnya, Indonesia telah bersiap dan belajar. Dan, saya yakin kondisi akan jadi lebih baik di masa depan," tandas Dr. Lucia.
Dicanangkan oleh Duke-NUS Medical School dan Bill & Melinda Gates Foundation pada Juni 2022, Pathogen Genomics Initiative (PGI) Asia bertujuan untuk meningkatkan kapasitas dan kemampuan sekuens genome di 11 negara Asia Tenggara dan Selatan. Lalu, bagaimana dengan komitmen Indonesia terhadap PGI Asia?
"Kita sudah punya teknologi genome di Indonesia. Untuk tingkat Asia, waktunya kita komitmen untuk bekerja sama. Kita perlu kolaborasi karena sharing data itu perlu. Namun, ada peraturannya sendiri," kata Dr. Lucia sehabis sesi.
Indonesia terus membagikan data genomenya lewat platform GISAID. Bisa diakses dengan mudah, beberapa patogen umum seperti Influenza, SARS-CoV-2, dan arbovirus bisa ditemukan terkirim dari Indonesia.
“Data Indonesia selalu ada di GISAID. Kalau ada varian baru atau apa, harus konfirmasi menjadi data Indonesia ... tadi terlihat juga kontribusi Indonesia dan aktivitas kita secara regional.”