Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Singapura Jadi Tuan Rumah WOHC 2022, Demi Kesehatan Dunia

Perhelatan World One Health Congress ke-7 di Singapura. (IDN Times/Alfonsus Adi Putra)

Singapura, IDN Times - Dari pandemik COVID-19 hingga cacar monyet (monkeypox), dunia telah melihat beberapa wabah dalam beberapa tahun terakhir. Menariknya, kedua wabah tersebut diketahui adalah zoonosis dan memperjelas perlunya fokus bukan hanya kesehatan manusia, melainkan juga lingkungan dan makhluk hidup lainnya.

Belajar dari wabah-wabah tersebut sekaligus mencegah wabah kembali muncul di kemudian hari adalah visi yang diemban oleh World One Health Congress (WOHC). Tahun 2020, Singapura menjadi tuan rumah WOHC di Sands Expo & Convention Centre. IDN Times berkesempatan untuk datang sebagai salah satu wakil media Indonesia dari 1.400 partisipan fisik.

Dibuka oleh Presiden Singapura

Presiden Singapura, Mdm. Halimah Yacob (straitstimes.com)

Disponsori oleh Temasek Foundation dan Bill & Melinda Gates Foundation, acara yang berlangsung selama 7–11 November ini diselenggarakan oleh SingHealth Duke-NUS Global Health Institute (SDGHI).

Diadakan pertama kalinya secara fisik sejak pandemik COVID-19, tema untuk WOHC 2022 adalah "Integrating Science, Policy, and Clinical Practice: A One Health Imperative Post-COVID-19". Kongres ini bertujuan untuk memajukan gerakan One Health untuk mencegah krisis kesehatan akibat hewan, manusia, dan lingkungan.

Hadir sebagai tamu kehormatan, Presiden Singapura, Mdm. Halimah Yacob, memaparkan pentingnya bagi dunia untuk belajar dari COVID-19. Dengan kolaborasi, dunia bisa saling bahu-membahu untuk mempersiapkan diri demi menyelesaikan pandemik secara efektif.

"Kita harus saling bekerja sama bukan hanya saat terjadi krisis, tetapi berusaha untuk selangkah lebih maju melalui kolaborasi dan persiapan yang andal meski dalam keadaan damai," kata Halimah.

WHO dan WOAH: Dunia harus bersiap menghadapi zoonosis

Direktur Jenderal Badan Kesehatan Dunia (WHO), Dr. Tedros Adhanom Ghebreyesus, juga turut hadir secara virtual. Menyambut WOHC 2022, Tedros mengatakan bahwa 70 persen patogen yang beredar di dunia adalah zoonosis.

"Pembukaan lahan yang tak bertanggung jawab, penebangan hutan, dan perubahan iklim meningkatkan risiko penularan patogen dari satwa liar, ke satwa domestik, hingga ke manusia," ujar Tedros via video.

Menurutnya, dunia akan jadi lebih baik jika umat manusia mau menanggulangi faktor-faktor yang memicu epidemik dan pandemik tersebut. Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO), Program Lingkungan PBB (UNEP), WHO, dan Organisasi Kesehatan Hewan Dunia (WOAH) bulan lalu meluncurkan One Health Joint Plan of Action.

"... untuk mengintegrasi dan mengoordinasikan usaha kami ke sektor kemanusiaan, fauna, pertanian, dan lingkungan. WHO tetap berkomitmen untuk mendukung semua negara untuk belajar dari COVID-19 dan berusaha demi dunia yang lebih sehat, lebih aman, dan lebih baik," tandas Tedros.

Direktur Jenderal WHO, Dr. Tedros Adhanom Ghebreyesus, memberi sambutan di WOHC 2022. (Dok. WHO)

Hadir secara fisik, Direktur Jenderal WOAH, Dr. Monique Eloit, juga menegaskan bahwa zoonosis adalah bahaya yang perlu ditanggulangi sejak dini. Untuk itu, ia menjelaskan bahwa dunia harus "memperbaiki hubungannya dengan lingkungan dan bagaimana menghadapi kemunculan dan penyebaran patogen".

"Cara paling efisien adalah mendorong pencegahan yang bertujuan untuk menerapkan langkah-langkah untuk mencegah penularan penyakit zoonosis dari hewan ke manusia," kata Monique.

Mendukung pernyataan Tedros, rencana empat pihak Joint Plan of Action adalah jalan terbaik yang bisa ditempuh untuk sektor fauna, manusia, dan lingkungan di tingkat mana pun.

"[Rencana] ini harus memandu ketentuan One Health di instrumen pandemik baru yang saat ini tengah dirundingkan oleh negara-negara anggota," imbuh Monique.

Diisi oleh instansi kesehatan ternama dunia

WOHC mengundang lebih dari 120 pembicara dari lebih dari 60 negara untuk berbagi informasi dan pengetahuan lintas disiplin ilmu. Berbagai wakil dari FAO, UNEP, WHO, dan WOAH juga menjelaskan tentang Joint Action Plan of Action untuk mengurangi risiko pandemik demi meningkatkan kesehatan satwa, manusia, dan lingkungan.

Selain keempat instansi tersebut, Duke-NUS Medical School, London School of Hygiene and Tropical Medicine, Bank Dunia, Temasek Foundation, hingga Bill & Melinda Gates Foundation turut mengisi sesi WOHC 2022. Tidak lupa, lebih dari 400 studi kesehatan dan zoonosis dipresentasikan dalam acara ini.

"Inti dari paradigma One Health adalah mengenali kerja sama global bukan hanya terhadap manusia, tetapi juga hewan dan lingkungan. Inilah yang terlihat selama pandemik COVID-19, bahwa perkembangan kesehatan dunia bergantung dari pengertian dan respons bersama manusia terhadap ancaman kesehatan global," kata Prof. Wang Linfa dari Duke-NUS Medical School.

pembicara yang hadir dalam perhelatan WOHC 2022 di Singapura (facebook.com/World One Health Congress)

Dalam perhelatan WOHC 2022, Temasek Foundation juga menyelenggarakan Pinnacle Series untuk berfokus terhadap kesiapan negara Asia, terutama ASEAN, menghadapi ancaman kesehatan. Sesi ini berlangsung selama tiga hari, dari 8 hingga 10 November.

Menurut Kepala Program Temasek Foundation, Mr. Lim Hock Chuan, negara-negara Asia harus membangun kesiapan untuk merespons wabah lainnya yang bisa mengancam kehidupan dan penghidupan populasinya.

"Salah satu pelajaran penting dari pandemik [COVID-19] adalah kita harus berkolaborasi dan berbagi pengetahuan untuk menanggulangi tantangan kesehatan terberat," kata Lim.

Pinnacle Series menyediakan platform diskusi dan kesempatan untuk membangun koneksi dengan berbagai pemangku kepentingan, figur layanan kesehatan, dan peneliti dari berbagai disiplin ilmu. Dari zoonosis hingga ketahanan antimikroba, dunia diharapkan siap untuk merespons tantangan kesehatan di masa depan.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Nurulia R F
Alfonsus Adi Putra
Nurulia R F
EditorNurulia R F
Follow Us