ilustrasi pasien COVID-19 (ANTARA FOTO/REUTERS/Ronen Zvulun)
Para peneliti menemukan bahwa komplikasi neurologis yang paling umum adalah ensefalopati metabolik toksik (TME) dan cedera otak akibat berkurangnya oksigen atau aliran darah. TME ditemukan pada 63 persen partisipan, sedangkan cedera otak ditemukan pada 46 persen partisipan.
Keganasan COVID-19 berbanding lurus dengan total kadar Tau, pTau181, dan NfL. Kadar GFAP dan pTau181/Aβ-42 dikaitkan dengan peningkatan risiko mortalitas saat rawat inap pada pasien COVID-19. Selain itu, peningkatan total kadar Tau, NfL, dan GFAP berarti berkurangnya harapan dipulangkan dari rumah sakit.
Para pasien COVID-19 yang mengalami gangguan neurologis baru selama rawat inap memiliki total kadar Tau, pTau181, NfL, dan UCHL1. Jumlah tertinggi terlihat pada pasien dengan TME. Pasien COVID-19 memiliki kadar NfL 179 persen lebih tinggi, GFAP 73 persen lebih tinggi, dan UCHL1 13 persen lebih tinggi daripada kelompok Alzheimer.
"Kami memantau para pasien COVID-19 selama satu setengah tahun dan terlihat disfungsi kognitif yang persisten pada lebih dari 50 persen pasien. Oleh karena itu, penting untuk menindaklanjuti insiden ini," ucap Dr. Wisniewski.