ilustrasi begadang dan menonton (unsplash.com/Alin Surdu)
Dimuat dalam jurnal Experimental Physiology pada 19 September 2022, para peneliti Amerika Serikat (AS) dari Rutgers University dan University of Virginia mencoba mencari tahu apakah ritme sirkadian bisa memengaruhi sensitivitas insulin.
Untuk itu, para peneliti merekrut 51 partisipan berusia 50 tahun ke atas. Meski sehat, para partisipan memiliki gaya hidup sedenter (berolahraga kurang dari 60 menit per minggu). Selain itu, mereka juga memiliki sindrom metabolik ringan, seperti hipertensi, glukosa puasa tinggi, atau lingkar pinggang yang besar.
Berdasarkan jawaban kuesioner, para peneliti membagi para partisipan ke dalam dua kelompok, yaitu:
- 24 partisipan tidur lebih awal (kronotipe awal).
- 27 partisipan tidur larut malam (kronotipe larut).
Para peneliti lalu menakar massa dan komposisi tubuh para partisipan, serta sensitivitas insulin. Partisipan mengenakan akselerometer di pinggang selama 7 hari untuk mengukur waktu saat aktivitas sedang padat. Data ini lalu dibandingkan dengan kronotipe untuk menentukan kronotipe mana yang memengaruhi aktivitas sehari-hari partisipan.