gambar bayi yang baru lahir (unsplash.com/Alex Hockett)
Berendam di air hangat bukan hanya membuat calon ibu merasa lebih tenang, melainkan juga membuat sirkulasi darah selama proses ini jadi lebih baik. Dilansir Nature, rasa nyeri yang akut, efek kontraksi uterus selama proses melahirkan, hingga rasa cemas berlebihan dapat meningkatkan risiko naiknya tekanan darah.
Dengan berendam air hangat, sirkulasi darah akan jadi lebih baik. Proses ini bukan hanya baik untuk ibu, melainkan juga bagi bayi yang dilahirkan. Sirkulasi darah yang baik akan menyalurkan lebih banyak oksigen ke bayi.
Di Indonesia, metode water birth masih cukup asing. Namun rumah sakit di negara maju seperti Amerika Serikat dan Kanada, metode ini mulai menjadi pilihan. Tentu aja, metode ini bukannya tanpa risiko. Kesulitan mengatur suhu bayi, kerusakan tali pusar, gangguan pernapasan, hingga kejang pada bayi menjadi beberapa risiko dari metode water birth.
Selain itu, gak semua ibu hamil bisa melakukan water birth. Hanya mereka yang memenuhi syarat seperti usia kehamilan cukup dengan risiko rendah, cairan ketuban yang jernih, bukan kehamilan kembar, dan bayi dalam posisi kepala di bawah. Jadi, pastikan kamu sudah melakukan konsultasi dengan dokter sebelum memutuskannya.
Referensi
American Pregnancy Association. "Water Births". Diakses pada Desember 2024.
Kids Health. "Childbirth and Pain". Diakses pada Desember 2024.
Di Giosia, P., Giorgini, P. & Ferri, C. Is labor-onset hypertension a novel category among hypertensive disorders of pregnancy associated with adverse events in high-risk subjects? Lights and shadows. Hypertens Res 39, 401–403 (2016).
The Mother Baby Center. "Is Water Birth Right for You?". Diakses pada Desember 2024.
Healthline. "Water Birth". Diakses pada Desember 2024.
OHSU. "Women’s Health Perspectives on Water Birth". Diakses pada Desember 2024.