ilustrasi pasien dirawat di rumah sakit (pexels.com/RDNE Stock project)
Saat aneurisme otak pecah, perdarahan biasanya hanya berlangsung beberapa detik. Namun, darah yang keluar bisa merusak sel-sel otak, meningkatkan tekanan di dalam tengkorak, dan jika terlalu tinggi dapat mengganggu aliran darah serta oksigen ke otak. Akibatnya, pasien bisa kehilangan kesadaran bahkan meninggal.
Komplikasi yang dapat muncul setelah aneurisme pecah meliputi:
Perdarahan ulang: risiko pecah kembali yang bisa memperparah kerusakan sel otak.
Penyempitan pembuluh darah (vasospasme): dapat memicu stroke iskemik karena aliran darah ke otak berkurang.
Penumpukan cairan otak (hidrosefalus): darah menghambat aliran cairan serebrospinal sehingga menekan jaringan otak.
Gangguan kadar natrium: perdarahan bisa menurunkan kadar natrium darah, menyebabkan pembengkakan sel otak dan kerusakan permanen.
Aneurisme otak terjadi ketika dinding pembuluh darah di otak melemah atau menipis, lalu menonjol dan terisi darah. Jika pecah, kondisi ini bisa menyebabkan perdarahan serius yang mengancam nyawa.
Mewaspadai tanda-tandanya sangat penting, terutama jika memiliki faktor risiko. Apabila muncul gejala yang mencurigakan, segera temui dokter.
Aneurisme yang belum pecah kadang cukup dipantau dan dikelola dengan perubahan gaya hidup. Namun, jika besar atau berisiko tinggi, itu harus segera ditangani.
Aneurisme yang bocor atau pecah adalah kondisi darurat medis dan membutuhkan penanganan intensif oleh dokter berpengalaman untuk memberi peluang terbaik bagi pasien.
Referensi
"Brain aneurysm." Healthdirect. Diakses Oktober 2025.
Andrew M. Jersey and David M. Foster, “Cerebral Aneurysm,” StatPearls - NCBI Bookshelf, April 3, 2023, https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK507902/.
"Cerebral Aneurysm." Johns Hopkins Medicine. Diakses Oktober 2025.
"Brain Aneurysm." Brigham and Women's Hospital. Diakses Oktober 2025.
"Brain Aneurysm." University of Michigan Health. Diakses Oktober 2025.
"Brain Aneurysm." Mayo Clinic. Diakses Oktober 2025.