Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Studi: Polusi Udara Bisa Picu Pendarahan Otak

ilustrasi polusi udara (ANTARA FOTO/FB Anggoro)
ilustrasi polusi udara (ANTARA FOTO/FB Anggoro)
Intinya sih...
  • Studi di Utah, Amerika Serikat, menemukan kaitan antara polusi udara dan pecahnya aneurisme otak, yang risikonya meningkat sekitar 3-6 bulan setelah paparan polusi.
  • Data paparan lingkungan lima tahun terakhir di lokasi penelitian menunjukkan peningkatan signifikan pada kasus pendarahan otak beberapa bulan setelah paparan PM2.5 tertinggi.
  • Polusi udara membuat tubuh rentan terhadap peradangan lokal, kerusakan sel, dan proses perbaikan DNA, sehingga meningkatkan risiko pendarahan otak.

Sebuah studi retrospektif kecil di bagian Utah yang terkenal dengan kualitas udaranya yang buruk menelusuri kembali tingkat paparan polusi pada pasien yang dirawat di rumah sakit karena pendarahan otak, dan menemukan adanya kaitan.

Tim peneliti menemukan bahwa pasien-pasien ini mengalami tingkat pecahnya aneurisme (kondisi ketika dinding pembuluh darah melemah dan menonjol seperti balon—jika pecah bisa menyebabkan perdarahan serius dan berisiko fatal) yang lebih tinggi, sekitar 3–6 bulan setelah puncak polusi udara,” jelas Robert Rennert, ahli bedah saraf dari University of Utah, Amerika Serikat (AS), mengutip laman resmi University of Utah Health.

Berbagai zat pencemar di udara, seperti ozon, nitrogen dioksida, sulfur dioksida, karbon monoksida, dan partikel halus berukuran kurang dari 2,5 mikrometer (PM2.5), sudah lama diketahui berbahaya bagi kesehatan karena memicu peradangan di seluruh tubuh. Zat-zat ini diperkirakan menyebabkan sekitar 8 juta kematian setiap tahunnya. Kini hampir tidak ada lagi tempat di Bumi yang benar-benar bebas dari polusi udara.

Diduga, paparan polusi jangka panjang dapat memicu berbagai masalah kesehatan yang akhirnya meningkatkan risiko pendarahan otak

ilustrasi polusi udara (ANTARA FOTO/Galih Pradipta)
ilustrasi polusi udara (ANTARA FOTO/Galih Pradipta)

Wasatch Front, kawasan metropolitan di Utah bagian utara yang diapit pegunungan dan Danau Utah, dikenal sebagai wilayah dengan tingkat polusi yang terkonsentrasi. Tim peneliti kemudian mengumpulkan data paparan lingkungan lima tahun terakhir di daerah ini, dari 70 pasien yang dirawat karena pendarahan otak akibat pecahnya aneurisme (aneurysmal subarachnoid hemorrhage).

Setelah memperhitungkan faktor musim, suhu, dan tekanan barometrik, hasilnya menunjukkan peningkatan signifikan secara statistik pada kasus pendarahan otak beberapa bulan setelah paparan PM2.5 tertinggi.

Meski studi ini belum membuktikan hubungan sebab-akibat, tetapi para peneliti menduga paparan polusi jangka panjang dapat memicu berbagai masalah kesehatan yang akhirnya meningkatkan risiko pendarahan otak. Polusi udara membuat tubuh lebih rentan terhadap lonjakan sitokin inflamasi, menumpuk kerusakan sel, dan mengganggu proses perbaikan DNA. Kerusakan semacam ini bisa menumpuk sedikit demi sedikit, lalu melemahkan dinding pembuluh darah di otak hingga akhirnya pecah.

"Penelitian lanjutan untuk memahami bagaimana paparan PM2.5 memengaruhi peradangan lokal atau perubahan di tingkat sel sangat diperlukan agar hubungan ini bisa dijelaskan lebih detail," kata tim peneliti.

Polusi udara memang dikenal memperburuk risiko kesehatan lain. Suhu panas ekstrem bisa jadi lebih mematikan, dan dampak COVID-19 juga terbukti lebih parah di daerah dengan polusi tinggi.

Beberapa negara, termasuk China, memang telah membuat kemajuan besar dalam menurunkan kadar polusi. Namun, di banyak wilayah lain di dunia, angka polusi masih terus naik.

"Kami berharap riset ini bisa membuat orang lebih sadar akan risiko kesehatan masyarakat akibat polusi udara, dan mendorong perubahan," kata Rennert.

"Mendorong penggunaan transportasi umum, menerapkan regulasi kuota polusi harian yang lebih ketat, dan memperluas pendanaan riset lingkungan bisa membantu mengurangi paparan polusi dan membawa manfaat jangka panjang bagi kesehatan bersama."

Referensi

"University of Utah Health Researchers Find Link Between Air Pollution and Risk of Brain Bleed." University of Utah Health. Diakses Juli 2025.

Bounajem, M.T., Brandel, M.G., Nadel, J.L. et al. Effects of airborne particulate exposure on aneurysmal subarachnoid hemorrhage risk: brief communication. npj Clean Air 1, 18 (2025). https://doi.org/10.1038/s44407-025-00018-5.

Jack T. Pryor, Lachlan O. Cowley, and Stephanie E. Simonds, “The Physiological Effects of Air Pollution: Particulate Matter, Physiology and Disease,” Frontiers in Public Health 10 (July 14, 2022), https://doi.org/10.3389/fpubh.2022.882569.

"Almost Nowhere on Earth Is Safe From Air Pollution Now, Scientists Warn." Science Alert. Diakses Juli 2025.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Nuruliar F
EditorNuruliar F
Follow Us