Kolera bukan sekadar penyakit diare biasa. Ini merupakan infeksi akut yang menyerang saluran pencernaan, dipicu oleh makanan atau air yang terkontaminasi bakteri Vibrio cholerae.
Selain merupakan sebuah masalah kesehatan, kolera adalah cermin ketidaksetaraan dan keterlambatan pembangunan sosial-ekonomi. Ketika akses terhadap air bersih, sanitasi, dan kebiasaan higienis masih menjadi kemewahan, kolera akan terus mengintai.
Banyak orang yang terinfeksi sebenarnya hanya mengalami diare ringan hingga sedang. Namun, bahaya kolera terletak pada kecepatannya. Dalam hitungan jam, pasien bisa jatuh ke kondisi yang mengancam nyawa jika tidak segera mendapatkan pertolongan. Pada kasus berat, perawatan darurat dibutuhkan.
Menurut laporan terbaru dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), jumlah kasus kolera global naik 5 persen dibandingkan tahun sebelumnya, sementara angka kematian melonjak hingga 50 persen. Lebih dari 6.000 orang meninggal dunia akibat penyakit yang menyebar melalui air yang terkontaminasi kotoran manusia ini.
Yang lebih mengkhawatirkannya lagi, angka tersebut diyakini masih jauh di bawah beban penyakit yang sebenarnya. Konflik, perubahan iklim, perpindahan penduduk, hingga buruknya infrastruktur air bersih dan sanitasi membuat kolera terus berkembang.
