Sindrom Kounis didefinisikan sebagai gejala kardiovaskular yang terjadi sekunder akibat alergi atau hipersensitivitas. Kondisi ini dianggap langka, tetapi kini lebih umum diidentifikasi sebagai penyebab kejadian koroner akut pada pasien tanpa riwayat penyakit arteri koroner sebelumnya.
Sindrom ini dinamai menurut Profesor Nicholas G Kounis, seorang ahli jantung Yunani, yang menemukan bahwa sindrom ini disebabkan oleh zat kimia, seperti histamin, yang dilepaskan oleh tubuh selama reaksi alergi.
Zat kimia ini menyebabkan arteri yang memasok darah ke jantung mengalami kejang, sehingga membatasi aliran darah dan menyebabkan nyeri dada seperti angina.
Alergi dapat dipicu oleh sengatan lebah atau tawon, atau obat-obatan, dan ada juga beberapa bukti yang menghubungkan sindrom Kounis dengan anestesi umum atau stent.
Pada pasien dengan plak lemak yang ada di arteri koroner, bahkan dapat menyebabkan plak pecah, yang menyebabkan gumpalan dan menyebabkan serangan jantung.
Penanganan melibatkan penggunaan obat-obatan untuk menghentikan respons alergi, seperti kortikosteroid, antihistamin, dan adrenalin, jika perlu. Pengobatan untuk masalah jantung juga akan dilakukan.
Referensi
British Heart Foundation. Diakses pada Juni 2024. 10 heart conditions with strange names and how they got them.
Firstpost. Diakses pada Juni 2024. Six heart diseases with strange names, and what they mean.
Artemis Cardiac Care. Diakses pada Juni 2024. Heart Conditions With Strange Names You Probably Have Never Heard Of.
DeHaan, Laurel L., Charles D. Copeland, dkk. “Age-Dependent Variations in Kawasaki Disease Incidence in Japan.” JAMA Network Open 7, no. 2 (February 6, 2024): e2355001.
KidsHealth. Diakses pada Juni 2024. Tetralogy of Fallot (TOF).
Rodríguez-Ruiz, Christina, Gisela Puig-Carrión, dkk. “Kounis syndrome: A more commonly encountered cause of acute coronary syndrome.” Heart Views 20, no. 3 (1 Januari 2019): 122.