Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Seorang laki-laki tampak termenung, bersandar di tempat tidur.
ilustrasi kurang tidur menghancurkan hidup (pexels.com/MART PRODUCTION)

Intinya sih...

  • Tidur yang buruk dikaitkan dengan otak yang tampak lebih tua hampir satu tahun dari usia sebenarnya.

  • Faktor seperti insomnia, durasi tidur, mendengkur, mengantuk pada siang hari, dan kronotipe berkontribusi pada percepatan penuaan otak.

  • Peradangan, sistem pembuangan racun otak yang terganggu, serta penyakit penyerta bisa menjelaskan hubungan antara tidur buruk dan kesehatan otak.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Manusia menghabiskan hampir sepertiga hidup untuk tidur. Meski terlihat seperti "tidak produktif", tetapi tidur sebenarnya adalah proses aktif yang penting untuk memulihkan tubuh dan melindungi otak. Saat tidur terganggu, dampaknya bisa terasa pelan-pelan, bahkan menumpuk selama bertahun-tahun.

Dalam studi terbaru yang melibatkan lebih dari 27 ribu orang dewasa di Inggris, tim peneliti menemukan bahwa mereka yang kualitas tidurnya buruk memiliki otak yang terlihat lebih tua daripada usia sebenarnya.

Apa maksud otak “terlihat lebih tua”? Dengan teknologi pencitraan otak (MRI) dan kecerdasan buatan, tim peneliti bisa memperkirakan “usia otak” seseorang berdasarkan pola tertentu—misalnya berkurangnya jaringan otak, penipisan korteks, atau kerusakan pembuluh darah.

Hasilnya menunjukkan, orang dengan kebiasaan tidur buruk cenderung memiliki perbedaan antara usia kronologis (usia seseorang yang dihitung berdasarkan tanggal lahir hingga waktu sekarang) dan usia otak hingga hampir satu tahun. Perbedaan kecil ini tidak bisa diremehkan, karena seiring waktu bisa meningkatkan risiko penurunan fungsi kognitif, demensia, bahkan kematian dini.

Mengapa tidur memengaruhi otak?

Studi ini melihat lima aspek tidur: tipe kronotipe (pagi atau malam), durasi tidur, insomnia, kebiasaan mendengkur, dan rasa kantuk pada siang hari. Semua faktor ini saling berkaitan.

Misalnya, orang dengan insomnia sering kali juga mengeluhkan kantuk berlebih, sementara orang yang "kalong" cenderung tidur lebih singkat. Makin sehat skor tidur seseorang, makin kecil pula jarak antara usia otak dan usia sebenarnya. Sebaliknya, makin buruk profil tidur, makin besar percepatan penuaan otak.

Lalu, bagaimana tidur yang buruk bisa memengaruhi kesehatan otak? Salah satu jawabannya ada pada peradangan atau inflamasi. Gangguan tidur dapat meningkatkan kadar peradangan di tubuh, yang berpotensi merusak pembuluh darah, mempercepat kematian sel otak, atau memicu penumpukan protein beracun.

Ada pula sistem glifatik (jaringan pembuangan alami otak) yang bekerja terutama saat tidur. Jika tidur terganggu, sistem ini tidak berfungsi optimal sehingga racun menumpuk di otak. Ditambah lagi, kurang tidur dapat menjadi faktor pemicu penyakit lain, seperti diabetes, obesitas, dan penyakit jantung, yang semuanya ikut merusak otak.

Studi ini merupakan salah satu yang terbesar dan terlengkap di bidangnya, memanfaatkan populasi studi yang sangat besar, pengukuran kesehatan tidur multidimensi, dan estimasi usia otak yang detail melalui ribuan fitur MRI otak.

Walaupun penelitian sebelumnya menghubungkan kurang tidur dengan penurunan kognitif dan demensia, tetapi studi baru ini lebih lanjut menunjukkan bahwa kurang tidur berkaitan dengan otak yang tampak lebih tua, dan peradangan mungkin menjelaskan hubungan ini.

Implikasi dari studi ini jelas, bahwa untuk menjaga otak tetap sehat lebih lama, penting untuk memprioritaskan tidur.

Penuaan otak tidak dapat dihindari, tetapi kabar baiknya, kebiasaan tidur bisa diperbaiki. Menjaga jadwal tidur yang konsisten, mengurangi kafein dan alkohol sebelum tidur, membatasi layar, serta menciptakan lingkungan tidur yang tenang dan gelap, adalah langkah sederhana untuk menjaga kesehatan otak dalam jangka panjang.

Referensi

Miao, Yuyang et al. "Poor sleep health is associated with older brain age: the role of systemic inflammation." eBioMedicine, Volume 0, Issue 0, 105941. 10.1016/j.ebiom.2025.105941.

James H. Cole et al., “Brain Age and Other Bodily ‘Ages’: Implications for Neuropsychiatry,” Molecular Psychiatry 24, no. 2 (June 11, 2018): 266–81, https://doi.org/10.1038/s41380-018-0098-1.

"Good Sleep for Good Health." National Institutes of Health. Diakses Oktober 2025.

Irwin, Michael R et al. "Implications of sleep disturbance and inflammation for Alzheimer's disease dementia." The Lancet Neurology, Volume 18, Issue 3, 296 - 306. 10.1016/S1474-4422(18)30450-2.

Omonigho M. Bubu et al., “Sleep, Cognitive Impairment, and Alzheimer’s Disease: A Systematic Review and Meta-Analysis,” SLEEP 40, no. 1 (December 9, 2016), https://doi.org/10.1093/sleep/zsw032.

"Your Brain Looks Older When You've Slept Poorly, Study Finds." Science Alert. Diakses Oktober 2025.

Editorial Team