Bayi Sungsang: Penyebab, Jenis, Komplikasi, dan Prosedur Penanganan

Diperkirakan terjadi pada 3-4 persen kehamilan

Hamil adalah momen membahagiakan bagi sebagian besar perempuan. Namun, sayangnya kehamilan kadang tak berjalan lancar sesuai yang diharapkan. Berbagai masalah bisa muncul, dan kita perlu memahami lebih dalam beragam masalah seputar kehamilan. Salah satu masalah yang mungkin tak asing lagi adalah bayi sungsang atau breech birth.

Kondisi bayi sungsang bisa berisiko bagi ibu dan bayi. Menurut laporan dalam jurnal The Lancet tahun 2000, dalam jurnal berjudul Planned caesarean section versus planned vaginal birth for breech presentation at term: a randomised multicentre trial  tahun 2000 menunjukkan bahwa, untuk 3-4 persen kehamilan, janin akan berada dalam presentasi sungsang.

Untuk membekali diri, khususnya bila kamu sedang hamil, berikut ini adalah informasi seputar bayi sungsang yang perlu diketahui. Yuk, baca lebih lanjut!

1. Bagaimana bayi bisa dikatakan sungsang

Bayi Sungsang: Penyebab, Jenis, Komplikasi, dan Prosedur Penangananilustrasi bayi sungsang atau breech birth (healthjade.net)

Bayi tidak dianggap sungsang hingga usia kehamilan sekitar 35 atau 36 minggu. Pada kehamilan normal, posisi kepala bayi biasanya dekat atau mengarah ke jalan lahir sebagai persiapan kelahirannya.

Sebetulnya normal bila posisi kepala bayi tidak di bawah atau menyamping sebelum usia kehamilan 35 minggu. Namun, setelah itu, seiring bayi yang membesar dan berkurangnya ruang gerak bayi, bayi akan lebih sulit untuk bergerak atau berbalik ke posisi yang benar.

Dokter dapat mengetahui posisi bayi, sungsang atau tidak, dengan pemeriksaan fisik, ultrasound (USG), atau keduanya.

2. Penyebab bayi sungsang

Bayi Sungsang: Penyebab, Jenis, Komplikasi, dan Prosedur Penangananilustrasi bayi baru lahir (unsplash.com/christianbowen)

Bayi sungsang tidak diketahui pasti penyebabnya. Namun, meninjau laporan dari American Pregnancy Assosiation (APA), ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko bayi sungsang, seperti:

  • Bukan kehamilan pertama
  • Hamil anak kembar
  • Adanya riwayat persalinan prematur
  • Air ketuban terlalu banyak atau sedikit
  • Bentuk rahim yang tidak normal atau pertumbuhan rahim yang abnormal, seperti fibroid
  • Mengidap plasenta previa

Poin-poin di atas kerap menjadi faktor yang berkontribusi terhadap kejadian bayi sungsang. Bila kamu memiliki satu atau beberapa risiko di atas, melakukan pemeriksaan rutin ke dokter atau bidan dan mengikuti semua anjuran dapat membantu mencegahnya.

Baca Juga: Ibu Hamil Wariskan Antibodi dari Vaksin COVID-19 kepada Bayinya

3. Jenis-jenis posisi bayi sungsang

Bayi Sungsang: Penyebab, Jenis, Komplikasi, dan Prosedur Penangananilustrasi macam-macam posisi sungsang (americanpregnancy.org)

Masih bersumber dari APA, ada tiga jenis posisi bayi sungsang yang perlu diketahui, di antaranya:

  • Complete breech: posisi bokong mengarah ke bawah dengan kaki terlipat di lutut dan kaki di dekat bokong.
  • Frank breech: dalam posisi ini, pantat bayi mengarah ke jalan lahir dengan kaki menjulur lurus ke depan tubuhnya dan kaki di dekat kepala.
  • Footing breech: pada jenis sungsang ini, posisi satu atau kedua kaki bayi mengarah ke bawah atau ke jalan lahir.

4. Cara menangani bayi sungsang jelang persalinan

Bayi Sungsang: Penyebab, Jenis, Komplikasi, dan Prosedur Penangananilustrasi senam hamil (pexels.com/paveldanilyuk)

Posisi bayi sungsang menjelang hari persalinan tentu merupakan momen penuh ketegangan bagi ibu hamil. Akan tetapi, dokter atau bidan yang membantu persalinanmu tentu tak akan tinggal diam. Lantas, apa yang bisa dilakukan?

Studi dalam British Journal of Obstetrics and Gynecology menyimpulkan bahwa jika seorang ibu hamil ingin melakukan persalinan per vaginam yang direncanakan dengan kehamilan sungsang, ia mungkin masih berkesempatan untuk melahirkan dengan aman dengan bantuan tenaga medis terlatih.

Akan tetapi, secara keseluruhan, sebagian besar tenaga medis akan lebih memilih untuk mengambil rute yang paling aman, sehingga operasi caesar dianggap sebagai metode persalinan yang aman dengan posisi bayi sungsang.

Dilansir Healthline, ada beberapa rekomendasi penanganan untuk kondisi sungsang, yang meliputi:

  • External cephalic version (ECV)

ECV adalah tindakan memutar janin dalam rahim secara alami menggunakan kedua tangan. Namun, prosedur ini tentu tak bisa begitu saja dilakukan. Dokter biasa menyarankan ECV jika usia kandungan menginjak 36 hingga 38 minggu kehamilan. ECV biasa dilakukan di rumah sakit dengan bantuan lebih dari satu tenaga medis.

American College of Obstetricians and Gynecologists (ACOG) mencatat bahwa sebagian kasus sungsang, bahkan beberapa kasus usai tindakan ECV, bayi masih bisa kembali ke posisi sungsang.

  • Minyak esensial

Beberapa ibu hamil mengaku berhasil merangsang posisi bayinya dengan menggunakan minyak esensial di perut mereka. Meski demikian, sebelum mencoba cara ini, ibu hamil berkonsultasi ke dokter. Ini karena penggunaan beberapa jenis minyak esensial tidak disarankan untuk ibu hamil.

  • Inversi

Inversi atau pembalikan posisi dalam penanganan bayi sungsang lebih diartikan sebagai ragam kegiatan yang dilakukan untuk bisa merangsang pergerakan bayi menuju ke jalan lahir.

Gerakan yang cukup populer dalam prosedur ini seperti membalikkan tubuh untuk mendorong bayi ke posisi yang seharusnya atau menopang pinggul dengan bantal. Bahkan, beberapa ibu hamil juga menggunakan tangga untuk membantu mereka mengangkat panggul.

5. Risiko komplikasi pada persalinan per vaginam pada kasus bayi sungsang

Bayi Sungsang: Penyebab, Jenis, Komplikasi, dan Prosedur Penangananilustrasi melahirkan (unsplash.com/patriciaprudente)

Pada beberapa kasus, ibu hamil dengan posisi bayi sungsang berhasil melalui proses persalinan per vaginam. Namun, risiko yang cukup tinggi bagi ibu dan bayi tetap harus dipertimbangkan. Salah satu risiko yang mungkin terjadi adalah komplikasi pada persalinan.

Menurut laporan dari ACOG, dalam presentasi bayi sungsang, tubuh bayi akan keluar terlebih dulu daripada kepala. Dengan posisi ini, tubuh bayi mungkin tidak meregangkan leher rahim dengan cukup untuk memberi ruang bayi kepala bayi untuk keluar lebih mudah.

Terdapat risiko kepala atau bahu bayi terjepit di tulang panggul ibu. Masalah lain yang dapat terjadi selama persalinan sungsang per vaginam adalah tali pusat yang prolaps. Tali pusat bisa masuk ke dalam vagina sebelum bayi dilahirkan. Jika ada tekanan pada tali pusat atau terjepit, ini dapat menurunkan aliran darah dan oksigen melalui tali pusat ke bayi.

Kondisi bayi sungsang memang bisa membuat banyak ibu hamil khawatir, apalagi bila ibu hamil mendambakan persalinan per vaginam. Namun, mengutamakan keselamatan diri dan bayi adalah pertimbangan utama. Apa pun proses persalinannya, dokter maupun bidan tahu yang terbaik.

Baca Juga: 7 Tips Ampuh Kembali Langsing 3 Bulan setelah Melahirkan

Laila Alhaffatah Photo Verified Writer Laila Alhaffatah

Full time wife, mom, and writer

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Nurulia

Berita Terkini Lainnya