Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi anak menangis karena tersengat listrik (pexels.com/Helena Lopes)

Saat tubuh manusia bersentuhan langsung dengan sumber listrik, ini akan menyebabkan arus melewatinya dan menghasilkan sengatan listrik. Sengatan listrik bisa menyebabkan bahaya, mulai dari ketidaknyamanan ringan hingga cedera serius, tergantung pada tegangan arus dan lamanya kontak.

Orang dewasa tentunya sudah sadar akan bahaya sengatan listrik dan mampu menghindarinya, tetapi tidak dengan anak-anak. Anak-anak, utamanya balita, paling sering mengalami sengatan listrik. Sengatan listrik ini bisa terjadi saat mereka menggigiti kabel listrik atau memasukkan benda logam seperti garpu atau pisau ke stopkontak.

Risiko sengatan listrik pada anak sebenarnya dapat dihindari dengan menjauhkan anak dari jangkauan sumber listrik. Namun, sebagai orangtua, tidak ada salahnya jika kamu berjaga-jaga dan membekali diri dengan informasi soal bagaimana menangani anak yang tersengat listrik. Di sini, telah dirangkum informasi dari laman Baby Center dan Healthy Children bagaimana cara menangani anak yang tersetrum listrik.

1. Jauhkan anak dari sumber listrik

ilustrasi stop kontak (pexels.com/Markus Spiske)

Langkah pertama dalam menolong anak yang tersengat listrik adalah menjauhkannya dari sumber listrik. Namun, dalam hal ini pun, kamu tidak boleh asal-asalan. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menjauhkan anak dari sumber listrik:

  1. Cabut steker atau matikan sakelar utama sebelum menyentuh anak yang masih menerima arus.
  2. Jangan menyentuh kabel hidup dengan tangan kosong. Jika kamu harus mengangkat kabel hidup dari seorang anak, gunakan alat yang tidak menghantarkan listrik, seperti koran yang digulung atau pakaian tebal.
  3. Pindahkan anak sesedikit mungkin karena sengatan listrik yang parah dapat menyebabkan patah tulang belakang.
  4. Jika kamu tidak dapat menghentikan sumber arus, cobalah untuk memindahkan anak, tetapi jangan menggunakan tangan kosong. Gunakan barang nonkonduktif agar arus tidak mengalir dari tubuh anak ke tubuhmu.
  5. Setelah arus dimatikan dan anak aman dari arus listrik, segera periksa pernapasan, denyut nadi, warna kulit, dan kesadaran anak.

2. Jika anak tidak bernapas atau tidak ada denyut nadi

ilustrasi ambulans (pexels.com/Ajil Saji)

Jika anak tidak bernapas atau jika kamu tidak merasakan denyut nadi anak, kamu perlu segera menelepon ambulans. Namun, ingatlah untuk tidak meninggalkan anak sendiri saat kamu sedang memanggil ambulans. Selanjutnya, sambil menunggu ambulans tiba, kamu perlu memberikan cardiopulmonary resuscitation (CPR) untuk membuka jalan napas anak. Berikut adalah langkah memberikan CPR pada anak-anak:

  1. Letakkan tumit salah satu tangan di tengah dada anak dengan tangan yang lain di atasnya.
  2. Posisikan bahu tepat di atas tangan dan kunci siku.
  3. Jaga agar lengan tetap dalam posisi lurus.
  4. Tekan dengan keras dan cepat sekitar 4 cm dengan kecepatan 100 hingga 120 tekanan per menit.
  5. Biarkan dada kembali ke posisi semula setelah setiap kali kompresi diberikan.

3. Jika anak menunjukkan tanda-tanda syok

ilustrasi ambulans (pexels.com/Pavel Danilyuk)

Tanda syok meliputi kulit dingin dan lembap, pucat, dan denyut nadi atau pernapasan cepat. Ini beberapa hal yang perlu dilakukan jika anak mengalami syok:

  1. Hubungi ambulans segera.
  2. Sambil menunggu ambulans, buat anak dalam posisi berbaring dengan kaki yang lebih tinggi. Cobalah untuk menjaga kepala lebih rendah dari jantung untuk meningkatkan sirkulasi yang memadai ke otak.
  3. Berikan selimut atau pakaian tambahan agar anak tetap hangat.
  4. Berikan pertolongan pertama untuk cedera yang mungkin menyebabkan syok, seperti pendarahan.
  5. Buat anak tetap tenang dengan menghindari kebisingan dan pertanyaan yang tidak perlu.
  6. Terus pantau pernapasan dan denyut nadi anak sampai bantuan datang.

4. Jika anak mengalami luka bakar

ilustrasi dokter sedang memeriksa anak (pexels.com/Los Muertos Crew)

Untuk anak yang mengalami luka bakar akibat sengatan listrik, orangtua perlu menghindari menyentuh luka bakar, memecahkan lepuh, atau melepaskan pakaian. Yang terbaik adalah segera membawanya ke rumah sakit dan membiarkan dokter yang merawatnya.

Dokter akan membersihkan dan membalut luka bakar di permukaan dan melakukan serangkaian tes untuk memeriksa tanda-tanda kerusakan organ dalam. Sengatan listrik dapat menyebabkan kerusakan internal yang tidak dapat dideteksi tanpa pemeriksaan medis. Jika anak mengalami luka bakar parah atau menunjukkan kerusakan organ dalam, ia akan dirawat di rumah sakit.

5. Jika mulut anak terbakar

ilustrasi dokter sedang memeriksa anak (pexels.com/Los Muertos Crew)

Anak bisa mendapatkan luka bakar di mulut jika menggigit kabel yang teraliri arus listrik. Luka bakar ini mungkin tampak ringan, tetapi orangtua tetap perlu mewaspadainya dan segera membawa anak ke rumah sakit. Pasalnya, luka bakar di mulut bisa lebih parah dari yang terlihat dan anak mungkin membutuhkan pembedahan.

Jika anak mengalami pendarahan di mulut, letakkan pembalut bersih dan segera bawa anak ke dokter. Dokter akan memberikan pengobatan dan memutuskan apakah anak memerlukan pembedahan setelah penyembuhan awal.

Cara terbaik untuk mencegah anak terkena sengatan listrik adalah menutup semua stopkontak, pastikan semua kabel diisolasi dengan benar, dan menjauhkan kabel dari jangkauan anak-anak. Selain itu, pastikan anak mendapatkan pengawasan orang dewasa setiap kali anak-anak berada di area dengan potensi bahaya listrik.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team

EditorEka Ami