Bagi seorang laki-laki paruh baya asal Inggris ini, minuman energi adalah bagian dari rutinitas harian. Delapan kaleng sehari dianggapnya wajar, bahkan membantunya tetap terjaga dan produktif. Ia tidak pernah benar-benar memikirkan risikonya. Seperti banyak orang lain, ia menganggap minuman tersebut aman karena dijual bebas.
Namun suatu hari, tubuhnya memberi sinyal yang tak lagi bisa ia abaikan. Ia mendatangi unit gawat darurat dengan gejala stroke. Saat diperiksa, tekanan darah sistoliknya berada di level krisis hipertensi, tentunya angka yang sudah jauh melampaui batas aman.
Pemeriksaan lanjutan menunjukkan adanya bekuan darah di otak, menandai terjadinya stroke iskemik (jenis stroke yang terjadi ketika aliran darah ke otak terhenti atau berkurang karena adanya sumbatan pada pembuluh darah) ringan. Obat-obatan memang membantu menurunkan tekanan darahnya, dan ia diperbolehkan pulang setelah tiga hari. Akan, kisah ini belum berakhir untuk lelaki tersebut.
